Rabu, 08 Maret 2017

Asbabun Nuzul (P-IPS D Semester genap 2016/2017)




ASBABUN NUZUL

Ifan Nur Maulana, Hikmatun Nazilah dan Moh. Luthfi
Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas D Angkatan 2015
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Abstract
In this article will be discussed about matters relating Asbabun Nuzul, ranging from the understanding, learn Asbabun Nuzul benefits, as well as macro and micro Asbabun Nuzul, which Asbabun Nuzul is part of scientific study Qur’an. Al-qur’an is the holy book of islam that is used as guidance of life and it is given to prophet Mohammad trough Jibril. Every verses of Al-Qur’an has their own history and also causes of verses was given or well known with Asbabun Nuzul. Asbabun Nuzul is  incident or event underlying the decline of verses of al-Qur'an to answer and solve the problems that appeared from an incindent that happened at the time of prophet Mohammad saw. Knowing about the reason of the verses of Al-Qur’an was relieved is one of important aspects. Therefore, it can simplify in exploring and understanding meaning that is contained in the verses of Al-Qur’an. And also, studying Asbabun Nuzul then be able to put the understanding of the verses of the Al-Qur’an to correct possition and to strenghthen the faith and devotion to Allah SWT.
Abstrak
Dalam artikel ini akan dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan Asbabun Nuzul, mulai dari pengertian Asbabun Nuzul, manfaat mempelajari Asbabun Nuzul serta Asbabun Nuzul mikro dan makro, yang mana Asbabun Nuzul merupakan bagian dari kajian ilmu Al-Qur’an.Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang digunakan sebagai pedoman hidup dan diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril.  Setiap ayat dalam Al-Qur’an mempunyai sejarah tersendiri dan juga sebab-sebab ayat tersebut diturunkan atau biasa disebut dengan asbabun nuzul. Asbabun nuzul adalah suatu kejadian atau peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat-ayat Al-Qur’an untuk menjawab dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari suatu peristiwa yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW. Mengetahui sebab ayat Al-Qur’an diturunkan merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Dengan demikian, maka dapat memudahkan dalam menggali dan memahami makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Dan juga, dengan mempelajari Asbabun Nuzul maka dapat menempatkan pemahaman atas ayat-ayat Al-Qur’an kepada posisi yang benar dan dapat memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Keyword: Al-Qur’an, Asbabun Nuzul
A.    Pendahuluan
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang merupakan nabi sekaligus rasul yang terakhir di Bumi. Seperti agama yang dibawa nabi-nabi sebelumnya, Islam juga memiliki kitab suci yaitu Al-Qur’an sebagai sember hukum pertama dan utama. Al-Qur’an diturunkan untuk memberi petunjuk manusia kejalan yang lurus dengan didasarkan keimanan kepada Allah SAW.
Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, ada anggapan bahwa setiap orang yang mengerti bahasa Arab pasti isi Al-Qur’an. Selain itu, ada juga orang yang merasa telah dapat memahami dan menafsirkan makna dari setiap ayat dalam Al-Qur’an dengan bantuan terjemahan sekalipun ia tidak mengerti bahasa Arab. Anggapan seperti ini sebenarnya tidaklah benar, sebab banyak orang yang mengerti bahasa Arab namun ia tidak mengerti isi yang terkandung dalam Al-Qur’an. Untuk itu dalam menafsirkan isi Al-Qur’an perlu adanya pemahaman tentang Asbabun Nuzul.
Asbabun Nuzul adalah sebab-sebab turunnya suatu ayat dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat Al-Qur’an dapat dikategorikan menjadi dua kelompok menurut sebab turunnya ayat, yaitu ayat yang turun dengan adanya sebab dan ayat yang turun tanpa adanya sebab atau peristiwa yang melatarbelakanginya seperti ayat-ayat yang menceritakan umat terdahulu, berita-berita alam ghaib, keadaan hari kiamat, dan sebagainya.
Asbabun Nuzul merupakan salah satu bagian dari kajian ilmu Al-Qur’an yang penting untuk dipelajari. Dengan demikian, maka akan lebih mudah memahami isi Al-Qur’an serta menempatkan pemahamannya kepada posisi yang benar dan lebih memperkuat iman dan taqwa kepada Allah SWT. Tulisan ini akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan Asbabun Nuzul, yaitu pengertian Asbabun Nuzul, kegunaan mempelajari Asbabun Nuzul serta Asbabun Nuzul mikro dan makro.
B.     Pembahasan
1.      Pengertian Asbabun Nuzul
Asbabun Nuzul secara bahasa berarti sebab turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur dalam masa lebih kurang 23 tahun.Al-Qur’an diturunkan untuk memperbaiki aqidah, ibadah, akhlak, dan pergaulan manusia yang sudah menyimpang dari kebenaran. Karena itu, dapat dikatakan bahwa terjadinya penyimpangan dan kerusakan dalam tata sila kehidupan manusia merupakan sebab umum Al-Qur'an diturunkan. Asbabun Nuzul (sebab-sebab turun ayat) di sini yang dimaksudkan adalah sebab-sebab yang secara khusus berkaitan dengan turunnya ayat-ayat tertentu.[1]Jadi didalam asbabun nuzul terdapat sebab-sebab khusus yang melatar belakangi suatu ayat diturunkan olehh Allah SWT kepada umat Islam.


Shubhi Al-Shalih memberikan definisi Asbabun Nuzul sebagai berikut:
“Sesuatu yang dengan sebabnya turun suatu ayat atau beberapa yang mengandung sebab itu, atau memberi jawaban terhadap sebab itu, atau menerangkan hukumnya pada masa terjadinya sebab tersebut”.[2]
Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu ayat yang ada didalam Al-Qur’an itu turun dikarenakan ada suatu sebab. Dan suatu sebab itu juga bisa dikarenakan karena ada faktor pertanyaan atau suatu permasalahan yang terjadi pada masa umat nabi Muhammad SAW sehingga turunlah jawaban dari Allah SWT untuk menannggapi pertanyaan atau untuk memecahkan permasalahan yang ada pada umat nabi Muhammad SAW.
Selain itu turunnya suatu sebab tersebut juga berkaitan terhadap hukum-hukum Islam untuk mengatur umat manusia dari alam kesesatan. Jadi Asbabun Nuzul juga diturunkan untuk memberikan aturan-aturan atau aqidah-aqidah pada umat Islam, yang kemudian menjadi hukum-hukum Al-Qur’an.
Setelah dikaji dengan cermat, sebab turunnya suatu ayat itu berkisar pada dua hal :
a.       Jika terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Al-Qur‘an mengenai peristiwa itu.
Hal itu seperti diriwayatkan dari Ibnu Abbas, “Ketika turun ayat, ‘Dan peringatkanlah kerabat kerabatmu yang terdekat, Nabi turun dan naik ke bukit Shafa, lalu berseru, ‘Wahai kaumku!’ Makai mereka berkumpul ke dekat Nabi. Beliau berkata lagi, ‘Bagaimana pendapatmu bila aku beritahukan kepadamu bahwa di balik gunung ini ada sepasukan berkuda hendak menyerang kalian, percayakah kalian apa yang kukatakan?’ Mereka menjawab, ‘Kami belum pernah melihat engkau berdusta.’ Nabi melanjutkan, ‘Aku memperingatkan kamu sekalian tentang siksa yang pedih.’ Ketika itu Abu Lahab berkata" 'Celakalah engkau, apakah engkau mengumpulkan kami hanya untuk urusan ini? Lalu ia berdiri maka turunlah surat ini Celakalah kedua tangan Abu Lahab.[3]
Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa suatu ayat turun dikeranakan terdapat suatu peristiwa yang berkaitan langsung dengan baginda nabi Muhammad saw. dimana ayat tersebut ditujukan untuk mengetahui peristiwa penting yang terjadi dengan beliau. Jadi dalam hal ini dapat diperoleh pengetahuan akan peristiwa penting yang terjadi dengan nabi Muhammad SAW untuk diambil hikmah sebagai bahan ajar.
b.      Bila Rasulullah ditanya tentang sesuatu hal, maka turunlah ayat Al-Qur‘an menerangkan hukumnya.
Hal itu seperti yang terjadi pada Khaulah binti Tsa’labah dikenakan ia terkena zihar oleh suaminya, Aus bin Shamit. Lalu ia datang kepada Rasulullah mengadukan hal tersebut. Aisyah berkata, “Maha suci Allah yang pendengaran-Nya meliputi segalanya. Aku mendengar ucapan Khaulah binti Tsa’labah itu, sekalipun tidak seluruhnya. Ia mengadukan suaminya kepada Rasulullah. Katanya, ‘Wahai Rasulullah, suamiku telah menghabiskan masa mudaku dan sudah beberapa kali aku mengandung anaknya, setelah aku menjadi tua dan aku tidak beranak lagi, ia menjatuhkan zihar kepadaku! Ya Allah sesungguhnya aku mengadu kepada-Mu’.” Aisyah berkata, “Tiba-tiba Jibril turun membawa ayat-ayat ini, ‘Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan perempuan yang mengadu kepadamu tentang suaminya,’ yakni Aus bin Shamit.[4]
Dalam hal ini suatu ayat yang turun untuk menerangkan tentang hukum-hukum Islam. Sehingga dapat diketahui bahwa didalam Al-Qur’an itu sendiri sudah menerangkan tentang hukum-hukum Islam
Dipandang dari segi peristiwa nuzul-nya, ayat AI-Qur’an  ada dua macam. Pertama, ayat yang diturunkan tanpa ada keterkaitannya dengan sebab tertentu, tetapi semata-mata sebagai hidayah bagi manusia. Kedua, ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan lantaran adanya sebab atau kasus tertentu. Misalnya pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam atau bukan Muslim kepada Rasulullah atau adanya kasus tertentu yang memerlukan jawaban sebaagai sikap Syariat Islam terhadap kasus tersebut. Ayat-ayat macam kedua inilah yang dibahas dalam kaitan pembicaraan Asbabun Nuzul.[5] Dari penjelasan  tersebut dikemukakan bahwa suatu peristiwa turunnya suatu ayat al-quran ada dua macam. mulai dari tanpa adanya suatu problem atau hubungan dan karena adanya suatu problem yang memerlukan pemecahan untuk mengatai problematika tersebut.

2.      Sebab-sebab turunya suatu ayat
Suatu ayat atau beberapa ayat turun untuk menerangkan hal yang berhubungan dengan peristiwa tertentu atau memberi jawaban terhadap pertanyaan tertentu. Berikut ini adalah sebab-sebab turun ayat dalam bentuk peristiwa yang ada tiga macam:
Pertama, Disebabkan peristiwa pertengkaran, Contoh peristiwa ini adalah perselisihan yang berkecamuk antara suku Aus dengan suku Khazraj. Perselisihan tersebut muncul dari intrik-intrik yang dihembuskan oleh kelompok Yahudi sehingga mereka berteriak: senjata! senjata! (perang! perang!).[6]Peristiwa tersebut menyebabkan turunnya Surah Ali Imran ayat 100 yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. ( QS. Al-imran / 100 )[7]
Ayat tersebut dilanjutkan sampai beberapa ayat sesudahnya. Hal ini merupakan cara terbaik untuk menjauhkan orang dan perselisihan dan merangsang orang untuk berkasih sayang satu dengan lainnya, memiliki rasa persaudaraan yang tinggi dan kekompakan atau kesepakatan yang kuat.[8]
Kedua, disebabkan peristiwa kesalahan yang serius. Contoh, seorang yang menjadi imam dalam shalat dan orang tersebut dalam keadaan mabuk. Sehingga orang tersebut salah membaca Surah Al-Kafirun. Oleh karena itu maka turunlah surah An-nisa ayat 43 yang melarang orang mengerjakan sholat ketika mabuk. Ayat tersebut berbunyi :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan (QS. An-nisa / 43).[9]
Ketiga, ialah Disebabkan adanya cita-cita dan keinginan. Contoh, sejarah mencatat ada beberapa ucapan yang ingin diucapkan oleh Umar a1-Khattab,tapi diatidak berani, kemudian turun ayat misalnya yang diinginkan oleh Umar, ayat 14 dalam Surah A1 Mukminun yang berbunyi:
فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Artinya:
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (QS.Al-mukminun/14 )[10]
3.      Analisis Asbabun Nuzul
a.       Teori asbabun nuzul klasik
Analisis Asbabun Nuzul ini menurut teori ulumul quran klasik, mengedepankan pemahaman terhadap riwayat, sebab sumber utama dari asbabun nuzul berupa riwayat-riwayat yang menceritakan tentang sebab turunnya ayat Al-Qur’an. Oleh sebab itu, kekuatan Asbabun Nuzul klasik sangat bergantung pada kesahihan riwatnya.[11]
Selain dari kekuatan tersebut, terdapat problematika dalam memahami Asbabun Nuzul. Kesulitan tersebut sebab beberapa riwayat asbabun nuzul ada sebab turunnya diriwayatkan berkali-kali dan menceritakan tentang kondisi yang berbeda sedangkan ayat yang dijelaskan hanya satu. Disamping itu ada kondisi yang sebaliknya dimana sebab yang diceritakan dalam beberapa riwayat hanya satu, sedangkan ayat yang disebabkan turunya hanya satu.

b.      Teori asbabun nuzul modern
Dalam perkembangannya, analisis asbabun nuzul ini dianggap tidak bisa memenuhi kebutuhan pemaknaan terhadap semua ayat al-quran karena tidak semua ayat tidak mempunyai latar belakang turunnya secara langsung. Oleh sebab itu Studi Al-quran kontemporer memerlukan suatu analisis yang teoritis yang lebih luas dengan menggunakan beberapa metode pendekatan teoritikal.[12]
Dari dua teori tersebut, bahwa kemajuan zaman ini tidak cukup hanya dengan suatu riwayat saja dalam memahami makna isi kandungan di dalam ayat al-quran, tetapi harus melakukan pendekatan yang lebih teoritis sehinnga hasilnya akan lebih memuaskan dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
4.      Kegunaan mempelajari Asbabun Nuzul
Adapun di antara manfaat memahami Asbabun Nuzuladalah sebagai berikut :
a.       Dapat dijadikan sebagai alat bantu (penolong) untuk memahami ayat suci    al-Qut'an dengan benar.
Jika seorang muslim mengerti Asbabun Nuzul suatu ayat maka ia akan mengerti makna hakiki dari ayat tersebut. Berkenaan dengan hal ini, banyak ulama memberikan komentar[13], misalnya:
1)      Imam Al-Wahidi, “Memahami tafsir ayat suci al-Qur'an tidak mungkin bisa dilakukan tanpa mengetahui kisah dan penjelasan tentang Asbabun Nuzul.”
2)      Imam Ibnu Daqiqal-I’d, “Penjelasan tentang Asbabun Nuzul merupakan cara terbaik untuk memahami makna al-Qur’an.”
3)      Imam Ibnu Taimiyah, “Mengetahui Asbabun Nuzul dapat membantu memahami makna ayat suci al-Qur’an. Alasannya, mengetahui penyebab turunnya ayat, dapat melahirkan pengetahuan tentang akibat dari penyebab tersebut.”
Dari penjelasan diatas dapat diketahui pulabahwa dengan mempelajari Asbabun Nuzul maka secara tidak sengaja kita telah mempelajari tentang kandungan isi dalam al-quran. Sehingga  akan mengerti tentang makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an tersebut. Dengan demikian, mempelajari asbabun nuzul maka kita akan lebih mengerti secara mendalam tentang isi dan kandungan dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Dalam hal lain, jika umat Islam ingin memperdalam tentang ilmu Al-Qur’an tidak ada salahnya untuk mempelajari asbabun nuzul. Sehingga selain mengerti Asbabun Nuzul juga akan mengerti tentang ilmu-ilmu yang ada di Al-Qu’ran.
Aplikasi dari manfaat Asbabun Nuzuladalah sebagaimana tercermin dalam kisah Urwah bin az-Zubair. Ia memahami bahwa bukanlah dianggap sebuah kesalahan (dosa) bagi orang yang tidak melakukan sa’i antara Shafa dan Marwa, karena Allah SWT berfirman  :
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Artinya:
Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber'umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui (QS. Al-baqarah /158).[14]
b.      Mengetahui hikmah penetapan hukum-hukum Al-Qur'an.
Hal ini memberikan banyak manfaat bagi umat Islam, yaitu menambah serta mengokohkan keimanan mereka. Dan, hal ini juga memberikan banyak manfaat bagi orang-orang non muslim, yaitu mengantarkan mereka pada hidayah, jalan yang lurus, serta menemukan segala sesuatu yang ada dalam syariat Islam, yaitu keadilan, membela yang benar, dan menyalahkan yang salah. Andaikan orang-orang non muslim mengetahui bahwasanya Al-Qur’an memerintahkan mereka untuk mengikuti ajaran yang ada di dalamnya, serta mengajarkan agar mereka selalu berbuat adil terhadap musuh atau pun kawan, kaya atau miskin, maka mereka akan menilai bahwasanya hukum syariat ini, jika mereka bersedia mengakui, benar-benar datang dari sisi Allah SWT, serta segala sesuatu yang disampaikan oleh Rasulullah SAW benar-benar dari sisi-Nya.[15] Perhatikan ayat  berikut:
يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُواكُونُواقَوَّامِينَلِلَّهِشُهَدَاءَبِالْقِسْطِۖوَلَايَجْرِمَنَّكُمْشَنَآنُقَوْمٍعَلَىٰأَلَّاتَعْدِلُواۚاعْدِلُوا
هُوَأَقْرَبُلِلتَّقْوَىٰۖوَاتَّقُوااللَّهَۚإِنَّاللَّهَخَبِيرٌبِمَاتَعْمَلُونَ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan ( QS. Al-maidah / 8 )
Adapun diantara manfaat mengetahui Asbabun Nuzul ialah mengetahui hikmah penetapan hukum-hulum Al-Qur’an. Hal ini memberikan banyak manfaat bagi umat Islam,yaitu dapat menambah serta mengokohkan keimanan mereka.
Jadi, dapat disimpulkan pula bahwa dengan mengetahui penetapan hukum ayat Al-Qur’an akan meningkatkan keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT sang penguasa alam semesta.
Dengan kuatnya iman kita dari mempelajari Al-Qur’an maka ini akan menghindarkan kita dari perbuatan keji dan dosa. Sehingga kita selalu terhindar dari kemaksiatan dan perbuatan dosa dan semoga dapat menuntun ke jalan yang lurus.

5.      Faedah mempelajari Asbabun Nuzul dalam Dunia Pendidikan dan Pengajaran.
Dalam dunia pendidikan, para pendidik mengalami banyak kesulitan dalam penggunaan media pendidikan yang dapat membangkitkan perhatian anak didik supaya jiwa mereka siap dan minat menerima pengajaran, dan seluruh potensi intelektualnya terberdayakan untuk mendengarkan dan mengikuti pelajaran. Tahap pendidikan dasar dalam suatu pengajaran memerlukan kecerdasan yang dapat membantu guru dalam menarik minat anak didik terhadap pelajarannya dengan berbagai media yang cocok. Juga memerlukan latihan dan pengalaman yang cukup lama dalam memilih metode pengajaran yang efektif dan sejalan dengan tingkat pengetahuan anak didik tanpa adanya kekerasan dan paksaaan.
Tahap pendidikan dasar itu disamping bertujuan membangkitkan perhatian dan menarik minat anak didik, juga ditujukan memberikan konsepsi menyeluruh mengenai kurikulum palajaran, agar guru dapat dengan mudah membawa anak didiknya dari hal-hal yang bersifat umum kepada yang khusus, sehingga materi-materi pelajaran yang telah ditargetkan dan dapat dikuasai secara detil sesudah anak didik itu memahaminya secara garis besarnya.
Kaitannya dengan pengetahuan tentang Asbab An-Nuzul adalah ia merupakan media paling baik untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan dalam mempelajari Al-Qur‘an Al-Karim baik bacaannya maupun tafsirnya.
Asbab An-Nuzul ada kalanya berupa kisah tentang peristiwa yang terjadi, atau berupa pertanyaan yang disampaikan kepada Rasulullah untuk mengetahui hukum suatu masalah, hingga Al-Qur‘an pun turun meresponnya. Seorang guru sebenarnya tidak perlu membuat pengantar pelajaran dengan sesuatu yang baru dipilihnya, sebab jika ia menyampaikan Asbab An-Nuzul, maka kisahnya itu sudah cukup untuk membangkitkan perhatian, menarik minat, memusatkan potensi intelektual dan menyiapkan jiwa anak didik untuk menerima pelajaran, serta mendorong mereka untuk mendengarkan dan memperhatikannya.
Mereka akan segera dapat memahami pelajaran itu secara umum dengan mengetahui Asbab An-Nuzul, karena di dalamnya terdapat unsur unsur kisah yang menarik. Selanjutnya jiwa mereka akan bersemangat untuk mengetahui ayat apa yang diturunkan dengan sebab turunnya ayat itu, apa rahasia-rahasia perundangan dan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, yang kesemua ini memberi petunjuk kepada manusia ke jalan yang lurus, jalan menuju kekuatan, kemuliaan, dan kebahagian.
Para pendidik dalam dunia pengajaran dan pendidikan di bangku bangku sekolah atau pendidikan umum, dalam memberikan bimbingan perlu memanfaatkan konteks Asbab An-Nuzul dalam memberikan rangsangan kepada peserta didik yang tengah belajar dan masyarakat umum yang dibimbing. Cara demikian merupakan cara paling bermanfaat dan efektif untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan tersebut. [16]
Dalam hal ini ada baik jika sebagai seorang pendidik untuk mengambil hikmah dari proses sabab an nuzul yaitu sebab dari proses turunnya ayat Al-Qur’an sebagai bahan implikasi dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat berguna sebagai pedoman bagi seorang pendidik.
Mempelajari Asbabun Nuzul bagi turunnya Al-Qur’an sangat penting terutama dalam memahami ayat-ayat yang menyangkut hukum.[17]Dapat diketahui bahwa dalam Al-Qur’an sudah terdapat hukum-hukum islam, dalam hal ini ada baiknya untuk mengkaji hukum-hukum islam tersebut sebagai pedoman  dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga terjadi lingkungan yang kondusif setelah mengetahui hukum-hukum Islam, masyarakat menjadi aman terhindar dari perbuatan kejahatan.

6.      Asbab dalam perspektif mikro dan makro
a.       Asbabun Nuzul mikro
Proses turunnya Al-Qur‘an (ayyama wuquihi) yang merupakan syarat mutlak dalam menjelaskan Asbab Nuzul, dalam tradisi kajian Ulumul Qur‘an. Konsekuensinya dari kata tersebut berarti ada ayat-ayat bahkan sebagian besar ayat Al-Qur‘an tidak mempunyai asbab nuzul. Oleh karena itu banyak ayat-ayat Al-Qur‘an yang tidak dapat difahami maksudnya dengan benar. Untuk itu harus didukung oleh asbab nuzul makro, yaitu latar belakang historis masyarakat Arab ketika Al-Qur‘an diturunkan. [18]
Sebagaimana pentingnya Asbabun Nuzul ini untuk mempertegas dan mempermudah dalam memahami ayat ayat Al-Quran. Dan perlu dijelaskan kembali bahwa tidak semua diturunkannya ayat ayat Al Quran itu ada sebab/peristiwa yang terjadi atau pertanyaan yang diajukan. Dengan mengungkap sebab turunnya ayat Al-Quran melalui kisah adalah cara menerangkan yang jelas mengenai sesuatu yang bernilai tinggi. Definisi ini memberikan pengertian bahwa turun suatu ayat adakalanya berbentuk peristiwa dan adakalanya berbentuk pertanyaan.

b.      Asbabun Nuzul makro
Jalan keluar yang ditetapkan oleh para ulama untuk mengkompromikan atau mentarjihkan riwayat-riwayat Asbabun Nuzul yang saling bertentangan dan memberikan kesan bahwa yang dipentingkan para ulama adalah kebenaran formal.
Asbabun Nuzul yang diterapkan oleh para ulama yang berkaitan langsung dengan penafsiran Al-Qur‘an sangat kasuistik. Asbabun Nuzul yang bersifat makro yaitu bahwa Asbabun Nuzul bukan hanya berupa peristiwa dan pertanyaan yang melatarbelakangi turunnya ayat yang menyangkut sosio historis.[19]Namun Asbabun Nuzul makro ialah sabab yang membahas secara menyeluruh menyangkut hubungan sosial didalam masyarakat arab pada waktu itu.

C.    Penutup dan kesimpulan
Asbabun Nuzul (sebab-sebab turunnya suatu ayat) adalah salah satu kajian ilmu Al-Qur’an yang membahas mengenai latar belakang atau sebab-sebab suatu ayat Al-Qur’an diturunkan.Al-Qur’an diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur dalam masa lebih kurang 23 tahun. Al-Qur’an diturunkan untuk memperbaiki aqidah, ibadah, akhlak, dan pergaulan manusia yang sudah menyimpang dari kebenaran. Karena itu, dapat dikatakan bahwa terjadinya penyimpangan dan kerusakan dalam tata sila kehidupan manusia merupakan sebab umum Al-Qur'an diturunkan.
Mengetahui sebab ayat Al-Qur’an diturunkan merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Dengan demikian, maka dapat memudahkan dalam menggali dan memahami makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Dan juga, dengan mempelajari Asbabun Nuzul maka dapat menempatkan pemahaman atas ayat-ayat Al-Qur’an kepada posisi yang benar dan dapat memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Asbabun Nuzul diklarifikasikan menjadi dua, yaitu Asbabun Nuzul mikro dan makro. Asbabun Nuzul mikro adalah sebab-sebab khusus yang mendahului turunnya suatu ayat. Sedangkan Asbabun Nuzul makro adalah sebab-sebab umum yang menyertai turunnya suatu ayat. Maksudnya adalah situasi dalam linngkup yang lebih luas, baik dari aspek sosial, geografis, politik, budaya, dan lainnya.











DAFTAR PUSTAKA
Shubi, Al-Shalih. 1977. Mababits fi Ulum al-quran. Beirut: Dar alIlm li al-Malayin.
Aunur, El-Mazni Rafiq. 2008. Pengantar Studi Ilmu Al-Quran. Jakarta: Pustaka Al
Kausar.
Thanthawi Muhammad Sayyid. 2013. Ulumul Quran Teori dan Metodologi. Jogjakarta:
IRCiSoD.
El-Mazni, Aunur Rafiq. 2008. Pengantar Studi Ilmu Al-Quran. Jakarta : Pustaka Al
Kautsar.
Marzuki, Kamaluddin, 1994,Ulumul Quran,Bandung : Remaja Rosdakarya.
Abdul Ramli, Wahid. 2002. Ulumul Quran. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Anwar, Abu. 2005. Ulumul Quransebuah pengantar. Pekanbaru : Amzah.
Zenrif, M.F. 2008. Sintesis Paragdima Studi Al-Quran, Malang : UIN-Malang Press.
Syarifuddin,  H.Z, 2016. Ilmu Asbabun Nuzul dalam Studi Ilmu Al-quran. Surakarta
Bakri, Syamsul. Asbabun Nuzul Dialog antara Teks dan Realitas Kesejahteraan.
Surakarta.

Catatan:
1.      Setiap referensi harus dicantumkan dengan jujur. Jika memperoleh data dari referensi berbahasa Arab, maka ditulis dengan referensi itu. Begitu pula bila diperoleh dari referensi berbahasa Indonesia, maka ditulis dengan referensi itu. Berhubung di sini adalah referensi berbahasa Arab, maka saya minta itu juga dibawa sebagai bukti referensi.
2.      Perujukan masih belum maksimal.
3.      Asbabun nuzul mikro sama seperti asbabun nuzul klasik, dan asbabun nuzul makro sama seperti asbabun nuzul modern. Tolong lebih diluas supaya jelas.
4.      Tolong footnote dirapikan lagi, sebab ada beberapa yang salah.


[1]Abdul wahid Ramli,Ulumul Quran,(Jakarta : 2002),Hal. 41.
[2] ShubhiAl-Shalih, Mababits fi Ulum al-quran, (Beirut: Dar alIlm li al-Malayin, 1977),  hlm. 132.
[3] Aunur RafiqEl-Mazni, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, (Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2008), hlm. 94.
[4]Aunur RafiqEl-Mazni, ibid, hlm. 95.
[5]Kamaluddin Marzuki,Ulumul Quran,(Bandung : Renaja Rosdakarya, 1994),  hlm.  29.
[6]Abu Anwar,Ulumul Quran Sebuah Pengantar, (Pekanbaru : Amzah, 2005), hlm.30.
[7]Ibid, hlm. 31.
[8]Anwar, Abu, ibid hlm. 30.
[9]Ibid, Hlm.31.
[10]Ibid.
[11] Zenrif M.F. Sintesis Paragdima Studi Al-Quran, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm. 210.
[12] Zenrif, M.F, ibid, hlm. 222.
[13] Thanthawi, Muhammad Sayyid, Ulumul Quran Teori dan Metodologi,(Jogjakarta : IRCiSoD,2013), hlm. 92.
[14] Thanthawi, Muhammad Sayyid, ibid, hlm. 94.
[15]ibid, hlm. 95.
[16] El-Mazni, Aunur Rafiq, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, (Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2008), hlm. 118.
[17] Abdul Wahid Ramli, ibid, hlm. 60.
[18] Bakri Syamsul, Asbabun Nuzul Dialoq antara Teks dan Realitas Kesejahteraan. Jurnal, hlm. 3.
[19]Syamsul Bakri. Asbabun Nuzul Dialoq antara Teks dan Realitas Kesejahteraan. Jurnal, hlm.  4.

1 komentar:

  1. sudah ada aplikasi asbabun nuzul di android >> https://goo.gl/9ry91C

    BalasHapus