ASBABUN NUZUL
(Memahami
Definisi, dan Kegunaan Serta Mengenal Asbabun Nuzul Mikro dan Makro)
Habib
Alfathoni (17310150)
Bahasa dan Sastra Arab – Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang
Email: 17310150@student.uin-malang.ac.id
Wina
Ismawati (18130059)
P. IPS - Universitas Islam Negeri Maulan
Malik Ibrahim Malang
Email: 18130059@student.uin-malang.ac.id
Dyah
Pusparani (18130104)
P. IPS – Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang
Intan
Firdaus Luthfianti (18130153)
P. IPS - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Email: 18130153@student.uin-malang.ac.id
ABSTRACT
The purpose of writing this
article are: (1) Explain what is mean of asbabun nuzul, (2) The function
of studying asbabun nuzul (3) The distribution of asbabun nuzul. The primary
data sources of this article are books that discuss about Asbabun nuzul and the
secondary data sources are journals related to Asbabun nuzul itself. The
conclusion of this paper is to be able to understand what is meant by asbabun
nuzul and know that asbabun nuzul has two divisions, namely asbabun nuzul micro
and macro.
Keywords: Asbabun nuzul, Micro,
Macro
ABSTRAK
Tujuan penulisan artikel ini yaitu : (1) Menjelaskan
apa yang di maksud asbabun nuzul, (2) Fungsi dari mempelajari asbabun nuzul (3)
Pembagian asbabun nuzul. Sumber data primer dari artikel ini yaitu buku-buku
yang membahas tentang asbabun nuzul dan sumber data sekunder nya yaitu jurnal-jurnal
yang terkait asbabun nuzul itu sendiri. Kesimpulan dari penulisan ini yaitu
dapat memahami apa yang di maksud dengan asbabun nuzul dan mengetahui bahwa
asbabun nuzul itu memiliki dua pembagian yaitu asbabun nuzul mikro dan makro.
Kata Kunci: Asbabun
nuzul, Mikro, Makro
Pendahuluan
Al-qur’an merupakan wahyu Allah yang di turunkan untuk memberikan
petunjuk bagi umat manusia ke arah yang benar demi menegakkan asas kehidupan
yang di dasari pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya. Sebagian besar
kandungan yang terdapat dalam al-qur’an pada awalnya di turunkan untuk
kepentingan umum, akan tetapi kehidupan sahabat pada masa rasulullah telah
melihat langsung banyak kejadian sejarah, dan terkadang kejadian-kejadian
tersebut dialami langsung oleh sahabat yang kejadian tersebut di butuhkan
penjelasan atas hukum Allah yang masih sulit di mengerti. Oleh karena itu di
butuhkan nya pemahaman terhadap ayat-ayat yang ada di dalam al-qur’an yang
dapat di kaji melalui asbabun nuzul ( sebab-sebab turun nya al-qur’an) itu
sendiri.
Asbabun nuzul merupakan ilmu yang
membahas mengenai latar belakang di turunkan nya suatu ayat di dalam al-qur’an,
yang ilmu tersebut di gunakan untuk mengetahui maksud atau hikmah di balik turun
nya suatu ayat di dalam al-qur’an. Ada beberapa sebab yang membuat pentingya
mempelajari asbabun nuzul. Yaitu sebab ayat-ayat di dalam al-qur’an itu di
turunkan di awali dengan seba-sebab tertentu. Kemudian asbabun nuzul merupakan
kunci untuk menemukan dialektika di antara teks dan realitas yang ada. Oleh
karena itu pentingya pengkajian terhadap asbabun nuzul ini yang akan di bahas
dalam artikel ini.
Definisi
Asbabun Nuzul
Secara
etimologi, asbabun nuzul terdiri dari dua kata, yaitu asbaab dan nuzuul. Asbaab
memiliki arti bentuk plural dari sabab yang berartikan sesuatu yang dapat
menyebabkan terjadinya sesuatu.[1] Kesimpulan
bahwasannya, sabaab berartikan sebab, ataupun alasan. Sedangkan nuzuul adalah
jatuh dari tempat yang tinggi.[2] Atau
dengan kata lain, nuzuul dapat diartikan sebagai jatuh, ataupun diturunkan.
Dapat disimpulkan bahwa secara etimologi, asbabun nuzul merupakan suatu alasan
diturunkannya suatu ayat dalam Al-Qur’an.
Banyak
sekali pengertian asbabun nuzul secara terminologi yang dipaparkan oleh para
ulama, diantaranya sebagai berikut.
Menurut
abdul Azim az-Zarqaniy, asbab an-nuzul merupakan suatu kekhususan dalam
menjelaskan bagaimana bisa sebuah ayat al-qur’an dapat diturunkan, untuk
memperjelas suatu hukum pada saat terjadinya asbab an-nuzul tersebut terjadi.[3]
Jalaludin
as-Suyutiy berpendapat bahwasannya, asbabun nuzul adalah hal yang terjadi pada
waktu atau pada masa tertentu dan menjadikannya sebagai penyebab diturunkannya
satu ataupun beberapa ayat di dalam Al-Qur’an.[4]
Selanjutnya,
menurut Manna’ al-Qathan dalam bukunya mengungkapkan bahwa asbabun nuzul ialah
sesuatu yang menyebabkan Al-Qur’an diturunkan untuk menerangkan status
hukum-hukum pada masanya, dapat berupa
pertanyaan ataupun peristiwa.[5]
Sedangkan
Nurcholis Majid mengatakan, Asbab An-Nuzul merupakan konsep yang menjadikan
sebab dari turunnya wahyu Allah berupa ayat-ayat Al-Qur’an kepada Nabi
Muhammad, baik diturunkannya satu ataupun rangkaian ayat, bahkan sampai satu
surat.[6]
Walaupun
memiliki pendapatnya masing-masing dengan ungkapan yang berbeda-beda, namun
jika disimpulkan beberapa pengertian asbabun nuzul menurut para ulama yang sudah
dipaparkan tersebut memiliki kesamaan makna, yaitu suatu peristiwa yang terjadi
pada waktu atau masa tertentu yang menjadi latar belakang dan menjadi sebab
diturunkannya ayat-ayat Al-Qur’an.
Kegunaan
Mempelajari Asbabun Nuzul
Al-Wahidi
yang merupakan seorang ulama klasik mengemukakan bahwasannya, “Pengetahuan
tentang tafsir dan ayat-ayat tidak mungkin, jika tidak dilengkapi dengan
pengetahuan tentang peristiwa dan penjelasan mengenai turunnya suatu ayat.”
Ulama lain, Ibnu Daqiq Al-Id mengemukakan asbabun nuzul sebagai salah satu
jalan terbaik untuk memahami Al-Qur’an.[7] Ibnu
Taimiyah memiliki pendapat yang sama mengenai asbabun nuzul bahwasannya asbabun
nuzul akan menolong dalam upaya memahami ayat, dikarenakan pengetahuan mengenai
sebuah sebab akan melahirkan pengetahuan tentang akibat.[8]
Dengan
memahami asbabun nuzul akan membantu seseorang dalam memahami konteks
diturunkannya sebuah ayat. Hal ini penting sekali untuk menerapkan ayat-ayat
tersebut dalam kasus dan kesempatan yang berbeda-beda. Terdapat beberapa
manfaat atau hikmah dan kegunaan dalam memahami asbabun nuzul suatu ayat. Berikut ini adalah hikmah dari
pentingnya memahami asbabun nuzul, yaitu:
Pertama,
mengetahui hikmah diberlakukannya suatu hukum, dan perhatian syariat terhadap
kemaslahatan umum dalam menghadapi berbagai peristiwa sebagai rahmat bagi umat.[9]
Kedua, memberikan
batasan terhadap hukum uang telah diturunkan dengan adanya sebab yang terjadi,
jika hukum tersebut dinyatakan dalam bentuk umum. Ini berlaku bagi mereka yang
memiliki pendapat al-‘ibrah bikhushush
as-sabab la bi ‘umum al-lafzhi (yang dijadikan sebagai pegangan adalah
sebuah sebab yang khusus, bukanlah lafadz yang umum).[10]
Ketiga,dengan
mengetahui asbabun nuzul dapat membantu memberikan penjelasan terhadap berbagai
macam ayat. Seperti contohnya, saat Urwah Ibnu Zubair mengalami kesulitan dalam
memahami hukum fardu sa’i antara sofa dan marwa, kemudian terdapat jawaban atas
kebingungannya tersebut dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 158.[11]
Artinya:
“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari shiar-shiar. Maka barang
siapa yang beribadah haji ke baitullah ataupun umroh, maka tidak ada dosa
baginya mengerjakan sa’I antara keduanya, dan barang siapa yang mengerjakan
suatu kebajikan dengan kerelaan hati, sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri
kebaikan lagi maha mengetahui.”
Keempat, mengetahui
hukum-hukum yang bersifat khusus walaupun ayat-ayatnya bersifat umum.[12] Selain
itu juga dapat mengetahui pula adanya hukum-hukum yang bersifat umum dengan
ayat-ayatnya yang bersifat khusus
Kelima,
memahami asbabun nuzul dapat membantu
menghindari dari kesalahan-kesalahan memaknai isi kandungan dari suatu ayat.[13]
Asbabun
Nuzul Mikro dan Makro
Dalam
kesejarahan ilmu tafsir pengertian asbabun nuzul dibagi menjadi dua kelompok
bagian, yaitu asbabun nuzul mikro dan makro. Asbabun nuzul mikro merupakan
asbabun nuzul yang sering kali ditemukan di dalam khazanah ilmu tafsir
tradisional yang sudah berkembang sejak abad 2 H. para ulama tafsir pada masa
itu memberikan batasan terhadap peristiwa dan juga pertanyaan yang menjadi
latar belakang turunnya sebuah ayat.[14]
Metode para ulama pada masa ini terkadang melupakan sisi internal, dan hanya
mentarjihkan riwayat-riwayatnya saja, bahkan terkadang melupakan sisi
eksternalnya, dan hanya mengacu pada analisis format terhadap bahasa teks, yang
dapat menyebabkan keterperangkapan dalam kekeliruan seperti yang dihadapi oleh
para mutakkallimin, ketika mencoba untuk menginterpretasikan suatu teks mereka
itu hanya mengacu pada satu konsep analisis yaitu majaz atau biasa disebut
sebagai metafora, dan setelahnya berubah menjadi suatu konsep ideologis.[15]
Para
ulama terdahulu membuat beberapa kriteria dalam menanggapi asbabun nuzul lewat
riwayat, yaitu jika terdapat dua riwayat yang berbeda, dan salah satunya lebih
benar, maka yang di gunakan ialah riwayat yang benar tersebut.Kemudian jika
terdapat sanad dari riwayat tersebut yang sama kebenarannya, maka yang lebih
utama salah satunya yang perannya menyaksikan peristiwa atau karena adanya
peristiwa yang dapat membahayakan. Terakhir, jika kedua riwayat sulit untuk
ditarjihkan, pemecahannya dengan diasumsikan ayat yang turun berulang-ulang
sebagaimana sebab yang telah disebutkan[16]
Setelah
melalui beberapa perkembangan, pengertian asbabun nuzul mengalami perkembangan
pula menjadi asbabun nuzul yang bersifat makro, dimana asbabun nuzul bukan lagi
hanya berupa sebuah peristiwa dan pertanyaan yang menjadi latar belakang
turunnya ayat al-qur’an tetapi juga menyangkut pada kondisi sosio dan
historisnya yang menjadi latar belakang diturunkannya ayat-ayat Al-Qur’an[17]
adanya perkembangan terhadap pengertian asbabun nuzul yang bersifat makro ini
terjadi pada abad 8 H seiring dengan berbagai kritik yang muncul atas pemahaman
mengenai asbabun nuzul mikro.
Kesimpulan
Dari
penulisan artikel ini dapat diambil kesimpulan bahwa Asbabun Nuzul merupakan
sebuah peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu yang melatarbelakangi
turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Selanjutnya, kegunaan apabila dapat memahami
asbabun nuzul maka akan memahami konteks alasan diturunkannya al-qur’an dan
dapat memaknai setiap isi ayat tanpa adanya kekeliruan. Dan terakhir,
bahwasannya asbabun nuzul mikro adalah berbagai riwayat mengenai diturunkannya
ayat-ayat Al-qur’an, sedangkan asbabun nuzul makro memiliki arti lebih luas
yakni asbabun nuzul bukan lagi hanya berisikan mengenai peristiwa dan pertanyaan
atasapa yang menjadi latar belakang diturunkannya ayat al-qur’an, namun juga
berisikan kondisi sosio dan history yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat
Al-Qur’an.
DAFTAR
PUSTAKA
Alifah, F. N. (2019). Watak Ashab An-Nuzul Dalam
Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Islam.
Al-Qaththan, S. M., & A. R. (2006). Mabaahits fii 'Ulum Qur'aan.
Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Bakri, S. (n.d.). Asbabun Nuzul: Dialog Antara Teks dan
Realitas Kesejahteraan.
Hamid, A. (2016). Pengantar Studi Al-Qur'an .
Jakarta: Prenada Media.
Hanafi, M. M. (2015). Asbabun Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu
Al-Qur'an. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an.
Suadi, P. (2016). Asbabun Nuzul: Pengertian, Macam-macam,
Redaksi dan Urgensi.
Susfita, N. (n.d.). Asbabun Nuzul Al-Qur'an Dalam
Perspektif Mikro dan Makro.
Makalah
ini sangat jauh kualitasnya dari harapan penulisanya yang berjumlah 4 orang.
[1] Muchlis M. Hanafi,
Asbabun-Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur’an (Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2015) hlm; 4.
[2] Ibid, hlm; 5.
[3] Fitriani Nur Alifah, Watak Asbab
An-Nuzul Dalam Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan Islam (Yogyakarta, 2019)
hlm; 31
[4] Ibid, hlm;6
[5] Abdul Hamid, Pengantar Studi
Al-Qur’an. Pdf (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2016) hlm; 103.
[6]
Ibid, hlm 32.
[7] Pan Suadi, Asbabun Nuzul
Pengertian, Macam-macam, Redaksi dan Urgensi (Medan, 2016) artikel pdf, hlm; 118
[8] Ibid.
[9] Syaikh Manna Al-Qaththan,
Mabaahits fii ‘Ulum Qur’aan. Alih Bahasa oleh: Anunur Rafiq, Pengantar Studi
Ilmu Al-Qur’an. Pdf (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006) hlm; 96
[10] Ibid.
[11] Ibid,hlm; 113.
[12] Ibid, hlm; 40.
[13] Ibid, hlm;102
[14]
Syamsul Bakri, Asbabun Nuzul:Dialog Antara Teks dan Realitas Kesejarahan.
Artkel pdf, Surakarta, hlm; 3.
[15]
Nunung Susfita, Asbabun Nuzul Al-Qur’an Dalam Perspektif Mikro dan Makro,
artikel pdf, Mataram, hlm;73
[16]
Ibid.
[17]
Ibid, hlm; 4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar