Astri Evaluwayanti, Nadiyatus Sakinah, dan Annisa Ardha Karunia
PAI-D Angkatan 2016
Universitas Islam NegeriMaulana Malik Ibrahim Malang
Email astrieva789@gmail.com
Abstrack
The Qur'an is the kalamullah which
was revealed to the prophet Muhammad by the intermediary of the angel Gabriel
as the guideline of human life. The Qur'an has a very long history, one of
which must be known in the history of al-qur'an is the process of descendance
of Al-qur'an or commonly called Asbab An-nuzul. in this article will be
explained about the understanding of Asbab An-nuzul, functions, benefits, and
others related to Asbab An-Nuzul. By studying the Asbab An-Nuzul we can better
understand the meaning of a verse more deeply without any doubt.
Keywords :Asbab An-Nuzul,
Al-Qur’an, Definition, Function, Benefits
Abstrak
Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan
kepada nabi Muhammad dengan perantara malaikat jibril sebagai pedoman hidup
manusia. Al-Qur’an mempunyai sejarah yang sangat panjang, salah satu yang harus
diketahui dalam sejarah al-qur’an adalah proses turunnya Al-qur’an atau yang
biasa disebut Asbab An-nuzul. dalam artikel ini akan dijelaskan tentang
pengertian Asbab An-nuzul, fungsi, manfaat, dan lain lain yang berhubungan
dengan Asbab An-Nuzul. Dengan mempelajari Asbab An-Nuzul kita dapat lebih memahami makna suatu ayat secara lebih
mendalam tanpaa adanya keraguan lagi.
Kata Kunci : Asbab An-Nuzul, Al-Qur’an, Definisi, Fungsi, Manfaat
A.
Pendahuluan
Asbab An-nuzul adalah salah satu
ilmu yang harus dipelajari bagi seseorang yang ingin menafsirkan al-quran.
Pemahaman terhadapnya merupakan sebuah kemestian, agar tidak terjadi kesalahan
dalam menafsirkan ayat-ayat Allah. Pemahaman terhadap asbab an-nuzul juga akan
memperkaya penafsir dalam menggali mukjizat-mukjizat al-quran.
Al-Wahidi berkata, “tidak mungkin dapat mengetahui tafsir sebuah ayat tanpa
mengetahui kisah dan sebab turunnya.”
Ibnu Daqiqil Ied berkataa, “penjelasan tentang
sebab turunnya ayat merupakan cara yang ampuh untuk memahami makna-makna
al-quran.
Pengetahuan tentang sebab turunnya ayat membantu memahami kandungan suatu
ayat. Karena dengan mengetahui sebab-sebab turunnya suatu ayat akan dapat
mengetahui hikmah dari sebab sebab ayat tersebut diturunkan. Banyak orang-orang
yang salaf yang kesulitan untuk mengerti makna-makna ayat al-quran. Namun
ketika mereka mengetahui maka sirnalah semua kesulitan kesulitan yang dialami.
B.
DefinisiAsbabunNuzul
مَاانُزِلَتِ الْآيَةُاَوِالْآيَاتُ بِسَبَبِهِ مُتَضَمِّنَةً لَهُ
اَوْمُجِيْبَةً عَنْهُ اَوْ مُجِيْبَةً عَنْهُ اَوْمُبَيِنَةً لِحُكْمِهِ زَمَنَ
وُقُوْعِهِ
Semua yang disebabkan olehnya diturunkan suatu
ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebabnya, atau memberi jawaban terhadap
sebabnya, atau menerangkan hukumnya, pada saat terjadinya peristiwa itu.
Asbab
an-nuzulterdiridaridua kata, yaituasbabdanan-nuzul.Kata asbabmerupakanjama’
darisababdanan-nuzuladalahmashdardarinazala.Secaraharfiah,
sababberartisebabataulatarbelakang, makaasbabberartisebab-sebabataubeberapasebabataubeberapalatarbelakang.Sedangkanan-nuzulberartiturun.Makadengandemikian,
kata asbab an-nuzulsecaraharfiahberartisebab-sebabturunataubeberapalatarbelakang
yang membuatturun.Jikadikaitkandengan Al-Qur’an makaasbab an-nuzulitubermaknabeberapalatarbelakangatausebab
yang membuatturunnyaayat-ayat Al-Qur’an.[1]
Secaraistilahasbab
an-nuzuldapatdidefinisikankepada “suatuilmu yang
mengkajitentangsebab-sebabatauhal-hal yang
melatarbelakangiturunnyaayatAlquran”.MenurutAz-Zarqani, asbab
an-nuzuladalahperistiwa yang menjadisebabturunnyasuatuayatataubeberapaayat, di
manaayattersebutberceritaataumenjelaskan hokum mengenaiperistiwapadawaktuterjadinya.[2]
Menurut Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy dalam bukunya menjelaskan
bahwa asbab an-nuzul ialah kejadian yang menyebabkan diturunkannya ayat Alquran
untuk menerangkan hukumnya di hari timbul kejadian-kejadian itu dan suasana
serta membicarakan sebab, baik diturunkannya langsung sesudah terjadi sebab
itu, ataupun kemudian karena sesuatun hikmat.[3]
MenurutAllamah M.H Thabathaba’Ikasus-kasus yang
menyebabkanturunnyasuratdanayatadalah yang disebutasababunNuzul.[4]
Menurut T.H Thalhas definisi asbabun Nuzul adalah semua yang disebabkan
olehnya diturunkan suatu ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebabnya, atau
memberi jawaban terhadap sebabnya, serta menerangkan hukumnya pada saat
terjadinya peristiwa itu.[5]
Syekh Abdu al-adhim al-Zarqani, dalam manahil al-Irfannya mendefinisikan
asbab nuzul sebagai kasus atau sesuatu yang terjadi yang ada hubungannya dengan
turunnya ayat, atau ayat-ayat Alquran sebagai penjelasan hukum pada saat
terjadi suatu peristiwa pada zaman Rasulullah.[6]
Dari pengertian pengertian yang telah di kemukakan para jumhur ulama
tersebut dapat kita simpulkan bahwa asbab an-nuzul ialah sebab sebab mengapa
ayat-ayat alquran diturunkan.Sebab turunnya ayat itu ada kalanya berupa
peristiwa yang terjadi di masyarakat Islam dan adakalanya berupa pertanyaan
dari kalangan umat Islam atau dari kalangan lainnya yang di tujukan kepada Nabi
Muhammad SAW.Sehinggadenganasbab
an-nuzulinilahkitadapatmengetahuisebab-sebabayat al-quranditurunkan.
C.
Asbab
An-NuzulMakrodanMikro
1.
AsbabunNuzulMikro
Dalam hal ini ayat-ayat tasyri’iyyah atau ayat-ayat hukum
merupakan ayat-ayat yang pada umumnya mempunyai sebab turunnya. Jarang/sedikitsekaliayat-ayathukum
yang turuntanpasuatusebab.Dan sebabturunnyaayatituadakalanyaberupaperistiwa
yang terjadi di masyarakat Islam danadakalanyaberupapertanyaandarikalangan
Islam dandarikalanganlainnya yang ditujukankepadaNabi.
Contohayat
yang turunkarenaadasuatuperistiwaialahsurat al-Baqarah: 221.[7]
وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ
حَتَّىٰ يُؤْمِنَّ ۚ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ
أَعْجَبَتْكُمْ ۗ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّىٰ يُؤْمِنُوا ۚ
وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ ۗ أُولَٰئِكَ
يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ ۖ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ
بِإِذْنِهِ ۖ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
Dan janganlahkamumenikahiwanita-wanitamusyrik,
sebelummerekaberiman.Sesungguhnyawanitabudak yang
mukminlebihbaikdariwanitamusyrik, walaupundiamenarikhatimu.Dan janganlahkamumenikahkan
orang-orang musyrik (denganwanita-wanitamukmin)
sebelummerekaberiman.Sesungguhnyabudak yang mukminlebihbaikdari orang musyrik,
walaupundiamenarikhatimu.Merekamengajakkeneraka, sedang Allah
mengajakkesurgadanampunandenganizin-Nya.Dan Allah menerangkanayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya) kepadamanusiasupayamerekamengambilpelajaran.
IbnuMundzir,
IbnuAbiHatim, dan Al-Wahidimeriwayatkandarimuqattil, diaberkata,
“AyatiniturunpadaAbiMarstad al-Ghanawi, ketikadiamemintaizinkepadanabi SAW.
Untukmenikahiseorangwanitamudamusyrikah yang
memilikikekayaandankecantikan.Makaturunlahayat 221 surah al-baqarah.
Al-Wahidimeriwayatkandarijalur
as-Suddidari Abu Malik dariIbnu Abbas, diaberkata, “Ayatiniturun Abdullah bin
Rahawah, yang ketikaitumemilikiseorangbudakwanitaberkulithitam.
Padasuatuharidiamarahkepadabudaknyadanmenamparnya.Kemudiandiamendatanginabidanmemberitahubeliautentanghalitu,
laludiaberkata, sungguhsayaakanmemerdekakannyadanmenikahinya. Melihatapa yang
dilakukannyaitu, sebagian orang muslimmencelanya. Merekaberkata,
diamenikahiseorangbudakwanita?Maka Allah menurunkan Al-Baqaarahayat 221”.[8]
2.
AsbabunNuzulMakro.
Ayat-ayat semacam ini banyak terdapat di dalam al-Qur’an
dan jumlahnya lebih banyak daripada ayat-ayat hukum. Misalnya ayat-ayat yang
mengisahkan umat-umat yang dahulu beserta para Nabinya, atau menerangkan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu, atau menceritakan hal-hal yang
ghaib yang akan terjadi, atau menggambarkan keadaan hari kiamat beserta nikmat
surga dan siksaan neraka.[9]
Ayat yang diturunkan tanpa suatu sebab semata-mata untuk
memberi petunjuk kepada manusia agar menempuh jalan yang lurus. Ayat-ayat yang
tidak mempunyai asbabun nuzul juga diturunkan untuk menghibur Nabi Muhammad dan
untuk menguatkan hainya dalam menghadapi tantangan-tantangan dalam menjalankan
dakwah, terutama tantangan dari kaumnya sendiri yaitu kamu Quraisy. Misalnya
ayat-ayat tentang kisah nabi Musa yang berulang-ulang diungkapkan di
tempat-tempat yang terpencar-pencar dengan peristiwa yang bermacam-macam.[10]
Namundemikian,
adajugaayat-ayattentangkisah yang
diturunkankarenaadasebab.Tetapiayatsemacaminisedikitsekali.Misalnyaturunnyasurat
Yusuf seluruhnyaadalahkarenaadanyakeinginan yang seriusdariparasahabat yang
disampaikankepadaNabi agar Nabiberkenanbercerita yang mengandungpelajarandanperingatandenganucapannya:
يارسول الله لوقصصت علينا
“Alangkah senangnya kita semua, sekiranya engkau
bercerita kepada kita.”Maka Allah menurunkan
firman-Nya yang berada dalam surah Yusuf.
D.
Fungsi
(kegunaan) Asbab An-nuzul
FungsiutamaAsbabunNuzuladalahuntukmembantudalamusahapenafsiran,
sertapemahamanteks-teks Al-Qur’an, melaluilatarkesejarahannya.Perluditegaskan
di sinibahwaAsbabunNuzulbukanlahpenafsiranitusendiri, namun status
AsbabunNuzulhanyalahmembantudalam proses penafsiran. Al-wahidi pernah berkata
لَايُمْكِنُ مَعْرِفَةُ تَفْسِيْرِ الْآيَةِ دُوْنَ
الْوُقُوْفِ عَلَىى قِصَّتِهَا وَبَيَانِ نُزُوْلِهَا
“Tidak mungkin mengetahui tafsirannya ayat, tanpa
mengetahui kisahnya dan keterangan turunnya.”
Perlu diketahui juga, bahwa tidak semua ayat-ayat
Al-Qur’an memiliki Asbabun Nuzul. Bahkansebagianbesar, ayat-ayat Al-Qur’an
ituditurunkan Allah secaralangsungdanshahih yang
menceritakansebabpenurunanayat-ayattersebut.
Kebanyakanayat-ayat yang turunsecaralangsungsepertiituadalahayat-ayat
yang berbicaratentangakhir, surgadanneraka, ceritanabi-nabi,
umat-umatterdahuludan lain-lain.Namunlebihjeli, ayat-ayatini pun
sebenarnyamemiliki motif-motif tertentujuga, misalnyaditurunkansebagaihiburan
(tasliyah) bagiRosulullah SAW, diturunkanuntukmenguatkanhatibeliau (Tatsbit)
dan motif-motif lain, yang bisaditebakmelaluikandunganmaknadariayat-ayatitu.[11]
E.
Cara
mengetahuiAsbab An-Nuzul
Satu-satunya cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui peristiwa-peristiwa
Asbab “Qur’anik” ini adalah melalui penelusuran atas riwayat-riwayat hadis yang
bersumber langsung dari penjelasan Rasullah sendiri atau yang bersumber dari
sahabat-sahabat beliau SAW yang menyaksikan sejarah perwahyuan. Jadi,
dalamhalAsbab An-nuzultidakadaistilahijtihadataupendapat-pendapatpribadi.[12]
Sahabat nabi merupakan suatu generasi umat yang dapat menyaksikan turunnya
ayat-ayat al-Qur’an. Tetapi sekalipun demikian, tiada seorang sahabat pun yang
bisa menyaksikan turunnya semua ayat-ayat al-Qur’an beserta asbabun nuzulnya.
Hal ini adalah wajar, karena ayat-ayat alqur’an itu diturunkan secara
berangsur-angsur dalamm waktu kurang lebih 23 tahun dan di tempat-tempat dan
peristiwa-peristiwa yang berbeda-beda. Demikian pula tidak semua dan tidak
selalu ayat-ayat itu turun dengan didahului oleh suatu sebab. Ucapan beberapa
sahabat yang disertai dengan sumpah yang bisa memberi kesan bahwa sahabat itu
benar-benar mengetahui ayat yang turun beserta Asbab An-nuzulnhya.[13]
Sahabat nabi yang mengetahui turunnya ayat al-qur’an beserta Asbab
An-nuzulnya harus benar benar di ambil sumpah. Hal ini untuk mencegah
terjadinya ketidak beneran yang ada. Ada beberapa ungkapan ketika turunnya
ayat-ayat Al-quran yang dapat dijadikan sebagai petunjuk bahwa ayat tersebut
merupakan Asbab An-nuzul.
Adapunungkapan-ungkapan
yang menunjukkanAsbab An-nuzulsuatuayatyaitu :[14]
a.
سبب
نزول هذه الاية (sebab turunnya ayat ini ialah....). apabila suatu
peristiwa didahului oleh ungkapan ini, maka tidak diragukan lagi bahwa
peristiwa itu merupakan Asbab An-nuzul ayat yang di sebut sebelumnya.
b.
Menggunakan ungkapan فنزلت atau فانزل الله , hal ini tidak diragukan lagi bahwa peristiwa itu juga
merupakan Asbab An-nuzul ayat yang bersangkutan.
F.
CakupanAsbab
An-Nuzul
AsbabunNuzuljugabisadiklasifikasikanmelaluiskalacakupannya:
1. Skalasurat,
yaitusebab an-nuzul yang turunsebagaikisahkronologis di balikpenurunansatusuratutuhatausebab
an-nuzulinimenjadikisah global dalamsuatusuratterntentu, sepertisurat al-Anfal,
menerangkantentangperistiwapeperanganBadar Al-kubrojugasurat al-Fath
yang berbicaratentangperjanjianHudaybiah.
2. Skalaayat,
yaitusebab an-nuzul yang melatarbelakangiturunnyaayat per ayatsaja. Contoh:
sebabturunnya al-Maidahayat 3
IbnuMandahmeriwayatkandalamkitabash-shahaabah,
darijalur Abdullah bin Jabalah bin Hibban bin Hijrdariayahnyadarikakeknya,
Hibban, diaberkata, “padasuatuketika kami bersamaRosululla. Lalusayamenyalakanperapianuntukmemasakdagingbangkai
di dalampanci.Lalu Allah menurunkanfirman-Nyatentangpengharamanbangkai,
makapanciitu pun sayatumpahkan.”[15]
G.
UrgensiAsbab
An-NuzuldalammenafsirkanAlquran
Asbab An-nuzul merupakan suatu ilmu yang
sangat penting dikuasai oleh seseorang dalam menafsirkan Al-Quran. Tanpa
bantuan ilmu ini seseorang bisa salah dalam menafsirkannya, karena ayat
al-quran kadang-kadang menjelaskan hukum secara umum, sedangkan yang dimaksud
adalah khusus yang menyangkut dengan peristiwa itu saja. Al-wahidi mengatakan,
tidak mungkin menafsirkan alquran tanpa mengetahui kisah dan penjelasan
turunnya. Sebagai ilustrasi betapa pentingnya menguasai asbab an-nuzul dalam
memahami suatu ayat, berikut ini dijelaskan beberapa contoh:
a.
Surah Al-Maidah (5) ayat 93:
لَيْسَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جُنَاحٌ
فِيمَا طَعِمُوا إِذَا مَا اتَّقَوْا
Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh mengenai
apa yang mereka makan selama mereka bertakwa.
Jika ayat ini ditafsirkan tanpa memerhatikan asbab an-nuzulnya mungkin saja
setiap orang akan berbeda menafsirkannya. Jika tanpa memerhatikan asbab
an-nuzul bisa saja orang menafsirkan bahwa setiap manusia berhak untuk memakan
apa saja selama ia masih dalam keadaan beriman dan beramal shaleh, seperti yang
pernah dipahami oleh Umar bin Ma’zun dan Umar bin Ma’adi Karb, berdasarkan ayat
itu keduanya mnengatakan bahwa khamr itu mubah. Hal ini jelas sangat
bertentangan dengan Al-quran surah Almaidah (5) ayat 3 dan 90 yang telah
melarang setiap muslim untuk memakan bangkai, darah, daging babi, khamr, dan
sebagainya.
H.
ManfaatAsbab
An-Nuzul
Ada
beberapakelompok yang
menganggapbahwabidanginitidakadamanfaatdalammempelajariAsbab An-nuzul,
denganalasanbahwahalinisamahalnyadenganmasalahtarikh (sejarah).
Tetapipendapatinitidaklahbenaradanya.JustrukitaakanmendapatkanbanyakfaedahdalammempelajariAsbab
An-Nuzul. Di antarafaedahnyaadalah:[16]
1.
Mengetahuihikmahataualasandariturunnyasuatusyariatatauhukum.
2.
Takhsis (pengkhususan) suatu hukum, bagi orang-orang yang berpendapat
bahwasannya “Al-Ibratu bikhushushi as-sababi”, yaitu pelajaran atau teladan itu
berdasarkan pada kekhususan suatu sebab.
3.
Kadangkalalafadhsuatuayatitubentuknyaumum, tapiadadalil yang
mengkhususkanayattadi. Jikasebabturunnyaayatinitelahdiketahui,
makakeumumansuatulafadhtelahtidaklagidijadikanpatokankarenaadasebab yang
khususuntukitu.
4.
Kita bisamemahamimaknasuatuayatsecaralebihmendalam, danhilanglahkemusykilan
(keragu-raguan) yang selamainimasihmengahntuikita.
Catatan:
Personel berjumlah tiga orang, tetapi malalah
ini gagal.
[2] Ibid, hlm 86
[3]Teuku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, sejarah&pengantarilmu al
qur’andantafsir,(Semarang : Pt. PustakaRizki Putra, 2000), hlm 63.
[4]Allamah M.H. Thabathaba’I, MengungkapRahasia Al-Quran, (Bandung :PenerbitMizan,
1993), hlm 121.
[5] T.H. Thalhas, Fokusisi&Makna Al-Qur’an, (Jakarta : GaluraPase,
2008), hlm 39
[6]UmiSumbulah.dkk, Studi al-Qur’an danhadis, (Malang :
UIN-press,,2014), hlm 163.
[8]Jalaluddin as-Suyuthi, SebabTurunnyaAyat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul
Hayyie. (Depok: GemaInsan, 2008), hal. 92.
[9]T.H. Thalhas, Fokusisi&Makna Al-Qur’an, (Jakarta : GaluraPase,
2008), hlm 40
[10]Masfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an,
(Surabaya : PT Bina Ilmu, 1982), hlm. 39.
[11] Ahmad Shams Madyan, PetaPembelajaran al-Qur’an (Yogyakarta:
PustakaPelajar, 2008), hal. 178-179.
[12] Ahmad Shams Madyan, PetaPembelajaran al-Qur’an, (Yogyakarta
:Pustakapelajar, 2008), hlm. 179.
[13]Masfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an,
(Surabaya : PT Bina Ilmu, 1982), hlm. 41.
[15]Jalaluddin as-Suyuthi, SebabTurunnyaAyat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul
Hayyie. (Depok: GemaInsan, 2008), hal. 214.
[16] Imam Jalaluddin As Suyuthi, SamuderaUlumul Qur’an,terj.,FarikhMarzuqiAmmar,
dkk. (Surabaya : PT BinaIlmu Offset, 2006), cet.1, hlm. 154.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar