Jumat, 07 Oktober 2016

Asbab al-Nuzul (PAI B Semester III)





ASBAB AL-NUZUL
Mustika Sari , Mustofa Kamal Ali Syihab
PAI- B SEMESTER III
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

ABSTRACK
This material aims to fulfill the tasks subjects study the Koran and Hadith. Here have been presented regarding the definition asbab al-nuzul, the importance of studying asbab al-nuzul, as well as the division of al-nuzul asbab micro and macro. Because the Koran is the word of Allah as revealed gradually it is very good for us to know why the Koran was not revealed instantly, as there were many among Muslims who do not understand about the causes of a verse it down.

Keywords: study of the Koran and Hadith, asbab al-nuzul, micro, macro


PENDAHULUAN
            Al-Quran tidak diturunkan secara global dalam satu waktu kepada Rasulullah, tetapi secara gradual sepanjang misi beliau membawa pesan-pesan ilahiyah, baik ayat-ayat maupun surat-suratnya. Banyak hikmah yang bisa kita ambil dari turunnya ayat-ayat secara tadriji (sedikit demi sedikit) ini, selain memudahkan untuk dibaca, dihafal, dipahami dan mengamalkannya, juga turunnya sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi. Akan tetapi tidak semua ayat Al-Quran yang diturunkan kepada Rasulullah mempunyai sebab atau cerita dimana ayat tersebut turun. Sebagian ayat-ayat Al-Quran mempunyai sebab dan sebagian yang lain tidak.
            Imam Burhanuddin berkata, “Al-Quran diturunkan melalui dua kriteria, secara langsung (tanpa sebab) dan pasca terjadinya peristiwa atau pertanyaan.” Ibn Asyur dalam muqaddimah tafsirnya juga berpendapat bahwa para pakar ilmu tafsir sangat antusias sekali dalam membahas asbabun nuzul dan peristiwa-peristiwa turunnya ayat Al-Quran untuk menerangkan hukumnya dan juga cerita-cerita Al-Quran. Karena pentingnya asbabun nuzul dalam kajian Al-Quran, sebagian kelompok beranggapan bahwa semua ayat Al-Quran mempunyai sebab. Maka dar itu mendalami asbabun nuzul sangatlah penting bagi para mufassir.[1]



1.      PENGERTIAN ASBAB AL-NUZUL

Al-Quran diturunkan adakalanya bersifat: inspiratif, tanpa adanya sebab yang mendahului (ibtida’i) dan adakalanya responsif, ada sebab terlebih dahulu (sababi). Asbabun nuzul terdiri dari dua buah kata: kata Asbab dan Nuzul. Secara etimologi Asbab adalah bentuk plural dari kata sabab yang berarti sesuatu yang mengakibatkan pada sesuatu yang lainn (cause) dalam bahasa arabnya kullu syai’in yutawasshalu bihi ‘ila ghairihi. Sedangkan Nuzul dalam lisan al-arab berarti hulul (menempati), orang arab mengistilahi seseorang yang singgah di satu kaum dengan istilah nazil. Selain itu kata Nuzul juga mengandung arti turun, seperti ungkapan nazala min fauq ila asfal (turun dari atas ke bawah). Jad na-za-la mempunyai dua arti, menempati dan turun. Dalam pembahasan ini yang dimaksud adalah makna kedua, sebab kata sambungnya adalah nuzul al-ayati. Lengkapnya asbab nuzul al-ayati (sebab turunnya ayat). Artinya, ayat Al-Quran turun dari langit ke bumi, baik itu secara langsung maupun tidak. Bila langsung, maka yang dimaksud adalah proses turunnya Al-Quran dari Allah ke bumi melalui Jibril a.s. Tapi, bila tidak langsung maka yang dimaksud adalah turunnya Al-Quran dari langit bumi ke bumi manusia. Jadi secara bahasa asbabun nuzul berarti sebab-sebab penurunan ayat Al-Quran dari langit ke bumi. Dengan kata lain asbabun nuzul berarti Al-Quran yang diturunkan pada Rasulullah akibat dari suatu perkara yang terjadi. Sedangkan secara terminologi asbabun nuzul adalah suatu ayat yang diturunkan berkenaan suatu kejadian atau peristiwa sebagai keterangan hukumnya pada hari terjadinya atau berhubungan dengan pertanyaan yang diajukan kepada beliau dari sahabat lalu turunlah ayat Al-Quran dari Allah sebagai penjelas atas peristiwa itu atau sebagai jawaban pertanyaan tersebut.[2] Lebih jelasnya, asbabun nuzul adalah suatu peristiwa atau kejadian tertentu, kemudian turunlah satu atau beberapa ayat Al-Quran mengenai peristiwa itu. Atau suatu pertanyaan yang diajukan kepada nabi. Untuk mengetahui hukum syara’, atau juga untuk menafsirkan sesuatu yang berkaitan dengan agama, kemudian turun satu atau beberapa ayat. Maka semua itu dinamakan asbabun nuzul.[3]
Asbabun nuzul dapat diketahui atau diteliti melalui dua hal: pertama, masa ketika turun ayat yang ada sebabnya. Bagian ini menurut istilah ulama’ adalah bagian kejadian-kejadian yang terjadi di masa Rasulullah baik disuul turunnya ayat secara spontan mengiringi sebuah peristiwa ataupun tertunda karena alasan dan hikmah tertentu.
Adapun kisah-kisah Al-Quran atau kabar-kabar asing dalam Al-Qurtan yang bersifat tauladan, cerita nabi-nabi terdahulu bersama kaumnya, tidak dapat dimasukka kategori asbabun nuzul untuk ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan zaman Rasulullah, sebab adanya jeda waktu yang terlalu jauh. Akan tetapi cerita tersebut hanya menjadi teladan atau pelajaran bagi kaum muslimin dan ancaman bagi kaum kafir. Seperti kisah nabi Nuh, Musa, Hud, Sholih. Ibrahim dan juga berita tentang masa depam seperti hari kiamat, pahala, siksa, dan lain-lain. Kedua, peristiwa asbabun nuzul, peristiwa ini terbagi menjadi dua yaitu:
a.    Peristiwa yang terjadi di masa Rasulullah, kemudian turunlah ayat yang menjelaskan hukumnya.
b.    Pertanyaan yang diajukan kepada Rasulullah tentang suatu permasalahan, kemudian turunlah ayat yang menjawab.[4]
2.      KEGUNAAN MEMPELAJARI ASBAB AL-NUZUL

Adapun kegunaan atau faedah mempelajari asbabun nuzul yaitu:
1.      Dapat mengetahui hikmah disyariatkannya hukum.
2.      Kekhususan hukum disebabkan oleh sebab tertentu. (bagi orang yang mengetahui kekhususan sebab)
3.      Menghindari anggapan bahwa hukum itu menyempitkan dalam memandang hukum yang nampak lahirnya menyempitkan.
4.      Mengetahui nama orang, dimana ayat diturunkan berkaitan dengannya, dan pemahaman ayat menjadi jelas.[5]

Pentingnya mempelajari asbabun nuzul menurut pendapat para ulama’:
a.     Al Wahidy (wafat tahun 427 H) berkata:
“tidaklah mungkin kita mengetahui tafsir ayat, tanpa mengetahui kisahnya dan sebab turunnya.”
b.      Ibnu Taimiyah (wafat tahun 726 H) berkata:
“mengetahui sebab nuzul membantu kita untu memahami ayat, karena sesungguhnya mengetahui sebab menghasilkan pengetahuan tentang yang disebabkan (akibat).”
c.       Ibnu Daqiqil ‘Id (wafat tahun 702 H) berkata:
“menjelaskan sebab nuzul adalah jalan yang kuat dalam memahami makna-makna Al-Quran. Hal itu adalah suatu urusan yang diperoleh para sahabat karena ada qarinah-qarinah yang mengelilingi kejadian-kejadian itu.”[6]




3.      ASBAB AL-NUZUL MIKRO DAN MAKRO

1.      Asbabun nuzul mikro (asbabun nuzul al-khashshah)
Sebab turunnya ayat mikro karena adanya sebab khusus yang melatarbelakangi ayat itu turun. Dalam hal ini ayat-ayat tasyri’iyyah (ayat-ayat hukum) yang pada umumnya mempunyai sebab dalam turunnya ayat dan sebab turunnya ayat ini dengan berupa peristiwa yang terjadi dalam masyarakat islam dan ada juga berupa pertanyaan yang ditujukan kepada Rasulullah. Contohnya dalam Q.S Al-Baqarah ayat 221, dijelaskan bahwasanya larangan bagi laki-laki mengawini wanita musyrik yang belum beriman dan larangan bagi kita untuk menganjurkan orang-orang musyrik untuk mengawini wanita mukmin.

2.      Asbabun nuzul makro (asbabun nuzul al-‘ammah)
Adalah sebab-sebab umum yang menyertai turunnya suatu ayat. Seperti ayat-ayat yang menceritakan tentang umat terdahulu besertapara nabinya, menceritakan hal-hal yang ghaib yang akan terjadi dan menggambarkan keadaan hari kiamat beserta nikmat surga dan siksaan neraka. Ayat-ayat yang demikian itu diturunkan Allah bukan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu pertanyaan dari suatu peristiwa yang terjadi pada waktu itu, melainkan semata-mata untuk memberi petunjuk kepada manusia agar menempuh jalan yang lurus. Dan Allah menjadikan ayat-ayat ini mempunyai hunungan yang eratdengan konteks Al-Quran dengan ayat-ayat sebelumnya dan ayat-ayat sesudahnya.[7]

Revisi:
Skema makalah ini bagus, hanya saja terasa "sangat kurang". Jadi tolong lebih diperbaiki. Perbaikan lainnya bisa dilihat dalam revisi-revisi yang saya cantumkan dalam makalah teman-teman Anda.


[1] Nur Faizin M. 2011. 10 TEMA KONTROVERSIAL ‘ULUMUL QURAN. CV Azhar Risalah. Kediri. Hal: 85
[2]Muhammad Abdul ‘Adhim Az-Zarqani. Manahil al ‘irfan. Dar Al- Hadits. Hal:95
[3]Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni. 2001. At-Tibyan fi Ulumil Quran. Pustaka Amani.Jakarta. Hal: 30
[4]Nur Faizin M. 2011. 10 TEMA KONTROVERSIAL ‘ULUMUL QURAN. CV Azhar Risalah. Kediri. Hal: 90
[5]Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni. 2001. At-Tibyan fi Ulumil Quran. Pustaka Amani.Jakarta. Hal: 24
[6]Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy. 2002. Ilmu-Ilmu Al-Quran. PT. Pustaka Rizki Putra. Semarang. Hal: 14-15
[7]T.H Thalhas.2008. Fokus Isi dan Makna Al-Quran. Galura Pase. Jakarta. Hal: 40-41

Tidak ada komentar:

Posting Komentar