ASBAB AL-NUZUL
Mustika Sari , Mustofa Kamal
Ali Syihab
PAI- B SEMESTER III
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
ABSTRACK
This
material aims to fulfill the tasks subjects study the Koran and Hadith. Here
have been presented regarding the definition asbab al-nuzul, the importance of
studying asbab al-nuzul, as well as the division of al-nuzul asbab micro and
macro. Because the Koran is the word of Allah as revealed gradually it is very
good for us to know why the Koran was not revealed instantly, as there were
many among Muslims who do not understand about the causes of a verse it down.
Keywords: study of the Koran and Hadith, asbab al-nuzul, micro, macro
PENDAHULUAN
Al-Quran tidak diturunkan secara
global dalam satu waktu kepada Rasulullah, tetapi secara gradual sepanjang misi
beliau membawa pesan-pesan ilahiyah, baik ayat-ayat maupun surat-suratnya.
Banyak hikmah yang bisa kita ambil dari turunnya ayat-ayat secara tadriji
(sedikit demi sedikit) ini, selain memudahkan untuk dibaca, dihafal, dipahami
dan mengamalkannya, juga turunnya sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang sedang
terjadi. Akan tetapi tidak semua ayat Al-Quran yang diturunkan kepada
Rasulullah mempunyai sebab atau cerita dimana ayat tersebut turun. Sebagian
ayat-ayat Al-Quran mempunyai sebab dan sebagian yang lain tidak.
Imam Burhanuddin berkata, “Al-Quran
diturunkan melalui dua kriteria, secara langsung (tanpa sebab) dan pasca
terjadinya peristiwa atau pertanyaan.” Ibn Asyur dalam muqaddimah tafsirnya
juga berpendapat bahwa para pakar ilmu tafsir sangat antusias sekali dalam
membahas asbabun nuzul dan peristiwa-peristiwa turunnya ayat Al-Quran untuk
menerangkan hukumnya dan juga cerita-cerita Al-Quran. Karena pentingnya asbabun
nuzul dalam kajian Al-Quran, sebagian kelompok beranggapan bahwa semua ayat
Al-Quran mempunyai sebab. Maka dar itu mendalami asbabun nuzul sangatlah
penting bagi para mufassir.[1]
1.
PENGERTIAN
ASBAB AL-NUZUL
Al-Quran
diturunkan adakalanya bersifat: inspiratif, tanpa adanya sebab yang mendahului
(ibtida’i) dan adakalanya responsif, ada sebab terlebih dahulu (sababi).
Asbabun nuzul terdiri dari dua buah kata: kata Asbab dan Nuzul. Secara etimologi
Asbab adalah bentuk plural dari kata sabab yang berarti sesuatu yang
mengakibatkan pada sesuatu yang lainn (cause) dalam bahasa arabnya kullu
syai’in yutawasshalu bihi ‘ila ghairihi. Sedangkan Nuzul dalam lisan al-arab
berarti hulul (menempati), orang arab mengistilahi seseorang yang singgah di
satu kaum dengan istilah nazil. Selain itu kata Nuzul juga mengandung arti
turun, seperti ungkapan nazala min fauq ila asfal (turun dari atas ke bawah).
Jad na-za-la mempunyai dua arti, menempati dan turun. Dalam pembahasan ini yang
dimaksud adalah makna kedua, sebab kata sambungnya adalah nuzul al-ayati.
Lengkapnya asbab nuzul al-ayati (sebab turunnya ayat). Artinya, ayat Al-Quran
turun dari langit ke bumi, baik itu secara langsung maupun tidak. Bila langsung,
maka yang dimaksud adalah proses turunnya Al-Quran dari Allah ke bumi melalui
Jibril a.s. Tapi, bila tidak langsung maka yang dimaksud adalah turunnya
Al-Quran dari langit bumi ke bumi manusia. Jadi secara bahasa asbabun nuzul
berarti sebab-sebab penurunan ayat Al-Quran dari langit ke bumi. Dengan kata
lain asbabun nuzul berarti Al-Quran yang diturunkan pada Rasulullah akibat dari
suatu perkara yang terjadi. Sedangkan secara terminologi asbabun nuzul adalah
suatu ayat yang diturunkan berkenaan suatu kejadian atau peristiwa sebagai
keterangan hukumnya pada hari terjadinya atau berhubungan dengan pertanyaan
yang diajukan kepada beliau dari sahabat lalu turunlah ayat Al-Quran dari Allah
sebagai penjelas atas peristiwa itu atau sebagai jawaban pertanyaan tersebut.[2]
Lebih jelasnya, asbabun nuzul adalah suatu peristiwa atau kejadian tertentu,
kemudian turunlah satu atau beberapa ayat Al-Quran mengenai peristiwa itu. Atau
suatu pertanyaan yang diajukan kepada nabi. Untuk mengetahui hukum syara’, atau
juga untuk menafsirkan sesuatu yang berkaitan dengan agama, kemudian turun satu
atau beberapa ayat. Maka semua itu dinamakan asbabun nuzul.[3]
Asbabun
nuzul dapat diketahui atau diteliti melalui dua hal: pertama, masa ketika turun
ayat yang ada sebabnya. Bagian ini menurut istilah ulama’ adalah bagian
kejadian-kejadian yang terjadi di masa Rasulullah baik disuul turunnya ayat
secara spontan mengiringi sebuah peristiwa ataupun tertunda karena alasan dan
hikmah tertentu.
Adapun kisah-kisah Al-Quran atau kabar-kabar asing dalam Al-Qurtan
yang bersifat tauladan, cerita nabi-nabi terdahulu bersama kaumnya, tidak dapat
dimasukka kategori asbabun nuzul untuk ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan zaman
Rasulullah, sebab adanya jeda waktu yang terlalu jauh. Akan tetapi cerita tersebut
hanya menjadi teladan atau pelajaran bagi kaum muslimin dan ancaman bagi kaum
kafir. Seperti kisah nabi Nuh, Musa, Hud, Sholih. Ibrahim dan juga berita
tentang masa depam seperti hari kiamat, pahala, siksa, dan lain-lain. Kedua,
peristiwa asbabun nuzul, peristiwa ini terbagi menjadi dua yaitu:
a.
Peristiwa
yang terjadi di masa Rasulullah, kemudian turunlah ayat yang menjelaskan
hukumnya.
b.
Pertanyaan
yang diajukan kepada Rasulullah tentang suatu permasalahan, kemudian turunlah
ayat yang menjawab.[4]
2.
KEGUNAAN
MEMPELAJARI ASBAB AL-NUZUL
Adapun kegunaan
atau faedah mempelajari asbabun nuzul yaitu:
1.
Dapat
mengetahui hikmah disyariatkannya hukum.
2.
Kekhususan
hukum disebabkan oleh sebab tertentu. (bagi orang yang mengetahui kekhususan
sebab)
3.
Menghindari
anggapan bahwa hukum itu menyempitkan dalam memandang hukum yang nampak
lahirnya menyempitkan.
4.
Mengetahui
nama orang, dimana ayat diturunkan berkaitan dengannya, dan pemahaman ayat
menjadi jelas.[5]
Pentingnya
mempelajari asbabun nuzul menurut pendapat para ulama’:
a.
Al
Wahidy (wafat tahun 427 H) berkata:
“tidaklah
mungkin kita mengetahui tafsir ayat, tanpa mengetahui kisahnya dan sebab
turunnya.”
b.
Ibnu
Taimiyah (wafat tahun 726 H) berkata:
“mengetahui
sebab nuzul membantu kita untu memahami ayat, karena sesungguhnya mengetahui
sebab menghasilkan pengetahuan tentang yang disebabkan (akibat).”
c.
Ibnu
Daqiqil ‘Id (wafat tahun 702 H) berkata:
“menjelaskan
sebab nuzul adalah jalan yang kuat dalam memahami makna-makna Al-Quran. Hal itu
adalah suatu urusan yang diperoleh para sahabat karena ada qarinah-qarinah yang
mengelilingi kejadian-kejadian itu.”[6]
3.
ASBAB
AL-NUZUL MIKRO DAN MAKRO
1.
Asbabun
nuzul mikro (asbabun nuzul al-khashshah)
Sebab turunnya
ayat mikro karena adanya sebab khusus yang melatarbelakangi ayat itu turun.
Dalam hal ini ayat-ayat tasyri’iyyah (ayat-ayat hukum) yang pada umumnya mempunyai
sebab dalam turunnya ayat dan sebab turunnya ayat ini dengan berupa peristiwa
yang terjadi dalam masyarakat islam dan ada juga berupa pertanyaan yang
ditujukan kepada Rasulullah. Contohnya dalam Q.S Al-Baqarah ayat 221,
dijelaskan bahwasanya larangan bagi laki-laki mengawini wanita musyrik yang
belum beriman dan larangan bagi kita untuk menganjurkan orang-orang musyrik
untuk mengawini wanita mukmin.
2.
Asbabun
nuzul makro (asbabun nuzul al-‘ammah)
Adalah
sebab-sebab umum yang menyertai turunnya suatu ayat. Seperti ayat-ayat yang
menceritakan tentang umat terdahulu besertapara nabinya, menceritakan hal-hal
yang ghaib yang akan terjadi dan menggambarkan keadaan hari kiamat beserta
nikmat surga dan siksaan neraka. Ayat-ayat yang demikian itu diturunkan Allah
bukan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu pertanyaan dari suatu peristiwa
yang terjadi pada waktu itu, melainkan semata-mata untuk memberi petunjuk
kepada manusia agar menempuh jalan yang lurus. Dan Allah menjadikan ayat-ayat
ini mempunyai hunungan yang eratdengan konteks Al-Quran dengan ayat-ayat
sebelumnya dan ayat-ayat sesudahnya.[7]
Revisi:
Skema makalah ini bagus, hanya saja terasa "sangat kurang". Jadi tolong lebih diperbaiki. Perbaikan lainnya bisa dilihat dalam revisi-revisi yang saya cantumkan dalam makalah teman-teman Anda.
[1] Nur Faizin M. 2011. 10 TEMA
KONTROVERSIAL ‘ULUMUL QURAN. CV Azhar Risalah. Kediri. Hal: 85
[2]Muhammad Abdul ‘Adhim Az-Zarqani. Manahil al ‘irfan. Dar Al- Hadits.
Hal:95
[3]Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni. 2001. At-Tibyan fi Ulumil Quran.
Pustaka Amani.Jakarta. Hal: 30
[4]Nur Faizin M. 2011. 10 TEMA KONTROVERSIAL ‘ULUMUL QURAN. CV Azhar
Risalah. Kediri. Hal: 90
[5]Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni. 2001. At-Tibyan fi Ulumil Quran.
Pustaka Amani.Jakarta. Hal: 24
[6]Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy. 2002. Ilmu-Ilmu Al-Quran. PT.
Pustaka Rizki Putra. Semarang. Hal: 14-15
[7]T.H Thalhas.2008. Fokus Isi dan Makna Al-Quran. Galura Pase. Jakarta.
Hal: 40-41
Tidak ada komentar:
Posting Komentar