Minggu, 01 Maret 2020

Asbabun Nuzul (PIPS B Semester Genap 2019/2020)



ASBABUN NUZUL
(Memahami Definisi, dan Kegunaan Serta Mengenal Asbabun Nuzul Mikro dan Makro)

Habib Alfathoni (17310150)
Bahasa dan Sastra Arab – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Email: 17310150@student.uin-malang.ac.id

Wina Ismawati (18130059)
P. IPS - Universitas Islam Negeri Maulan Malik Ibrahim Malang
Email: 18130059@student.uin-malang.ac.id

Dyah Pusparani (18130104)
P. IPS – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Intan Firdaus Luthfianti (18130153)
P. IPS - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Email: 18130153@student.uin-malang.ac.id

ABSTRACT
The purpose of writing this article are: (1) Explain what is mean of asbabun nuzul, (2) The function of studying asbabun nuzul (3) The distribution of asbabun nuzul. The primary data sources of this article are books that discuss about Asbabun nuzul and the secondary data sources are journals related to Asbabun nuzul itself. The conclusion of this paper is to be able to understand what is meant by asbabun nuzul and know that asbabun nuzul has two divisions, namely asbabun nuzul micro and macro.

Keywords: Asbabun nuzul, Micro, Macro

ABSTRAK
Tujuan penulisan artikel ini yaitu : (1) Menjelaskan apa yang di maksud asbabun nuzul, (2) Fungsi dari mempelajari asbabun nuzul (3) Pembagian asbabun nuzul. Sumber data primer dari artikel ini yaitu buku-buku yang membahas tentang asbabun nuzul dan sumber data sekunder nya yaitu jurnal-jurnal yang terkait asbabun nuzul itu sendiri. Kesimpulan dari penulisan ini yaitu dapat memahami apa yang di maksud dengan asbabun nuzul dan mengetahui bahwa asbabun nuzul itu memiliki dua pembagian yaitu asbabun nuzul mikro dan makro.

Kata Kunci: Asbabun nuzul, Mikro, Makro




Pendahuluan
            Al-qur’an merupakan wahyu Allah yang di turunkan untuk memberikan petunjuk bagi umat manusia ke arah yang benar demi menegakkan asas kehidupan yang di dasari pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya. Sebagian besar kandungan yang terdapat dalam al-qur’an pada awalnya di turunkan untuk kepentingan umum, akan tetapi kehidupan sahabat pada masa rasulullah telah melihat langsung banyak kejadian sejarah, dan terkadang kejadian-kejadian tersebut dialami langsung oleh sahabat yang kejadian tersebut di butuhkan penjelasan atas hukum Allah yang masih sulit di mengerti. Oleh karena itu di butuhkan nya pemahaman terhadap ayat-ayat yang ada di dalam al-qur’an yang dapat di kaji melalui asbabun nuzul ( sebab-sebab turun nya al-qur’an) itu sendiri.
            Asbabun nuzul merupakan ilmu yang membahas mengenai latar belakang di turunkan nya suatu ayat di dalam al-qur’an, yang ilmu tersebut di gunakan untuk mengetahui maksud atau hikmah di balik turun nya suatu ayat di dalam al-qur’an. Ada beberapa sebab yang membuat pentingya mempelajari asbabun nuzul. Yaitu sebab ayat-ayat di dalam al-qur’an itu di turunkan di awali dengan seba-sebab tertentu. Kemudian asbabun nuzul merupakan kunci untuk menemukan dialektika di antara teks dan realitas yang ada. Oleh karena itu pentingya pengkajian terhadap asbabun nuzul ini yang akan di bahas dalam artikel ini.
     
Definisi Asbabun Nuzul
Secara etimologi, asbabun nuzul terdiri dari dua kata, yaitu asbaab dan nuzuul. Asbaab memiliki arti bentuk plural dari sabab yang berartikan sesuatu yang dapat menyebabkan terjadinya sesuatu.[1] Kesimpulan bahwasannya, sabaab berartikan sebab, ataupun alasan. Sedangkan nuzuul adalah jatuh dari tempat yang tinggi.[2] Atau dengan kata lain, nuzuul dapat diartikan sebagai jatuh, ataupun diturunkan. Dapat disimpulkan bahwa secara etimologi, asbabun nuzul merupakan suatu alasan diturunkannya suatu ayat dalam Al-Qur’an.
Banyak sekali pengertian asbabun nuzul secara terminologi yang dipaparkan oleh para ulama, diantaranya sebagai berikut.
Menurut abdul Azim az-Zarqaniy, asbab an-nuzul merupakan suatu kekhususan dalam menjelaskan bagaimana bisa sebuah ayat al-qur’an dapat diturunkan, untuk memperjelas suatu hukum pada saat terjadinya asbab an-nuzul tersebut terjadi.[3]
Jalaludin as-Suyutiy berpendapat bahwasannya, asbabun nuzul adalah hal yang terjadi pada waktu atau pada masa tertentu dan menjadikannya sebagai penyebab diturunkannya satu ataupun beberapa ayat di dalam Al-Qur’an.[4]
Selanjutnya, menurut Manna’ al-Qathan dalam bukunya mengungkapkan bahwa asbabun nuzul ialah sesuatu yang menyebabkan Al-Qur’an diturunkan untuk menerangkan status hukum-hukum pada masanya, dapat  berupa pertanyaan ataupun peristiwa.[5]
Sedangkan Nurcholis Majid mengatakan, Asbab An-Nuzul merupakan konsep yang menjadikan sebab dari turunnya wahyu Allah berupa ayat-ayat Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad, baik diturunkannya satu ataupun rangkaian ayat, bahkan sampai satu surat.[6]
Walaupun memiliki pendapatnya masing-masing dengan ungkapan yang berbeda-beda, namun jika disimpulkan beberapa pengertian asbabun nuzul menurut para ulama yang sudah dipaparkan tersebut memiliki kesamaan makna, yaitu suatu peristiwa yang terjadi pada waktu atau masa tertentu yang menjadi latar belakang dan menjadi sebab diturunkannya ayat-ayat Al-Qur’an.

Kegunaan Mempelajari Asbabun Nuzul
Al-Wahidi yang merupakan seorang ulama klasik mengemukakan bahwasannya, “Pengetahuan tentang tafsir dan ayat-ayat tidak mungkin, jika tidak dilengkapi dengan pengetahuan tentang peristiwa dan penjelasan mengenai turunnya suatu ayat.” Ulama lain, Ibnu Daqiq Al-Id mengemukakan asbabun nuzul sebagai salah satu jalan terbaik untuk memahami Al-Qur’an.[7] Ibnu Taimiyah memiliki pendapat yang sama mengenai asbabun nuzul bahwasannya asbabun nuzul akan menolong dalam upaya memahami ayat, dikarenakan pengetahuan mengenai sebuah sebab akan melahirkan pengetahuan tentang akibat.[8]
Dengan memahami asbabun nuzul akan membantu seseorang dalam memahami konteks diturunkannya sebuah ayat. Hal ini penting sekali untuk menerapkan ayat-ayat tersebut dalam kasus dan kesempatan yang berbeda-beda. Terdapat beberapa manfaat atau hikmah dan kegunaan dalam memahami asbabun nuzul suatu  ayat. Berikut ini adalah hikmah dari pentingnya memahami asbabun nuzul, yaitu:
Pertama, mengetahui hikmah diberlakukannya suatu hukum, dan perhatian syariat terhadap kemaslahatan umum dalam menghadapi berbagai peristiwa sebagai rahmat bagi umat.[9]
Kedua, memberikan batasan terhadap hukum uang telah diturunkan dengan adanya sebab yang terjadi, jika hukum tersebut dinyatakan dalam bentuk umum. Ini berlaku bagi mereka yang memiliki pendapat al-‘ibrah bikhushush as-sabab la bi ‘umum al-lafzhi (yang dijadikan sebagai pegangan adalah sebuah sebab yang khusus, bukanlah lafadz yang umum).[10]
Ketiga,dengan mengetahui asbabun nuzul dapat membantu memberikan penjelasan terhadap berbagai macam ayat. Seperti contohnya, saat Urwah Ibnu Zubair mengalami kesulitan dalam memahami hukum fardu sa’i antara sofa dan marwa, kemudian terdapat jawaban atas kebingungannya tersebut dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 158.[11]
http://kongaji.tripod.com/myfile/Dataayat/158.gif
Artinya: “Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari shiar-shiar. Maka barang siapa yang beribadah haji ke baitullah ataupun umroh, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’I antara keduanya, dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi maha mengetahui.”
Keempat, mengetahui hukum-hukum yang bersifat khusus walaupun ayat-ayatnya bersifat umum.[12] Selain itu juga dapat mengetahui pula adanya hukum-hukum yang bersifat umum dengan ayat-ayatnya yang bersifat khusus
Kelima, memahami asbabun nuzul  dapat membantu menghindari dari kesalahan-kesalahan memaknai isi kandungan dari suatu ayat.[13]
Asbabun Nuzul Mikro dan Makro
Dalam kesejarahan ilmu tafsir pengertian asbabun nuzul dibagi menjadi dua kelompok bagian, yaitu asbabun nuzul mikro dan makro. Asbabun nuzul mikro merupakan asbabun nuzul yang sering kali ditemukan di dalam khazanah ilmu tafsir tradisional yang sudah berkembang sejak abad 2 H. para ulama tafsir pada masa itu memberikan batasan terhadap peristiwa dan juga pertanyaan yang menjadi latar belakang turunnya sebuah ayat.[14] Metode para ulama pada masa ini terkadang melupakan sisi internal, dan hanya mentarjihkan riwayat-riwayatnya saja, bahkan terkadang melupakan sisi eksternalnya, dan hanya mengacu pada analisis format terhadap bahasa teks, yang dapat menyebabkan keterperangkapan dalam kekeliruan seperti yang dihadapi oleh para mutakkallimin, ketika mencoba untuk menginterpretasikan suatu teks mereka itu hanya mengacu pada satu konsep analisis yaitu majaz atau biasa disebut sebagai metafora, dan setelahnya berubah menjadi suatu konsep ideologis.[15]
Para ulama terdahulu membuat beberapa kriteria dalam menanggapi asbabun nuzul lewat riwayat, yaitu jika terdapat dua riwayat yang berbeda, dan salah satunya lebih benar, maka yang di gunakan ialah riwayat yang benar tersebut.Kemudian jika terdapat sanad dari riwayat tersebut yang sama kebenarannya, maka yang lebih utama salah satunya yang perannya menyaksikan peristiwa atau karena adanya peristiwa yang dapat membahayakan. Terakhir, jika kedua riwayat sulit untuk ditarjihkan, pemecahannya dengan diasumsikan ayat yang turun berulang-ulang sebagaimana sebab yang telah disebutkan[16]
Setelah melalui beberapa perkembangan, pengertian asbabun nuzul mengalami perkembangan pula menjadi asbabun nuzul yang bersifat makro, dimana asbabun nuzul bukan lagi hanya berupa sebuah peristiwa dan pertanyaan yang menjadi latar belakang turunnya ayat al-qur’an tetapi juga menyangkut pada kondisi sosio dan historisnya yang menjadi latar belakang diturunkannya ayat-ayat Al-Qur’an[17] adanya perkembangan terhadap pengertian asbabun nuzul yang bersifat makro ini terjadi pada abad 8 H seiring dengan berbagai kritik yang muncul atas pemahaman mengenai asbabun nuzul mikro.


Kesimpulan
Dari penulisan artikel ini dapat diambil kesimpulan bahwa Asbabun Nuzul merupakan sebuah peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Selanjutnya, kegunaan apabila dapat memahami asbabun nuzul maka akan memahami konteks alasan diturunkannya al-qur’an dan dapat memaknai setiap isi ayat tanpa adanya kekeliruan. Dan terakhir, bahwasannya asbabun nuzul mikro adalah berbagai riwayat mengenai diturunkannya ayat-ayat Al-qur’an, sedangkan asbabun nuzul makro memiliki arti lebih luas yakni asbabun nuzul bukan lagi hanya berisikan mengenai peristiwa dan pertanyaan atasapa yang menjadi latar belakang diturunkannya ayat al-qur’an, namun juga berisikan kondisi sosio dan history yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat Al-Qur’an.


DAFTAR PUSTAKA

 

Alifah, F. N. (2019). Watak Ashab An-Nuzul Dalam Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Islam.
Al-Qaththan, S. M., & A. R. (2006). Mabaahits fii 'Ulum Qur'aan. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Bakri, S. (n.d.). Asbabun Nuzul: Dialog Antara Teks dan Realitas Kesejahteraan.
Hamid, A. (2016). Pengantar Studi Al-Qur'an . Jakarta: Prenada Media.
Hanafi, M. M. (2015). Asbabun Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an.
Suadi, P. (2016). Asbabun Nuzul: Pengertian, Macam-macam, Redaksi dan Urgensi.
Susfita, N. (n.d.). Asbabun Nuzul Al-Qur'an Dalam Perspektif Mikro dan Makro.

Makalah ini sangat jauh kualitasnya dari harapan penulisanya yang berjumlah 4 orang.


[1] Muchlis M. Hanafi, Asbabun-Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur’an (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2015) hlm; 4.
[2] Ibid, hlm; 5.
[3] Fitriani Nur Alifah, Watak Asbab An-Nuzul Dalam Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan Islam (Yogyakarta, 2019) hlm; 31
[4] Ibid, hlm;6
[5] Abdul Hamid, Pengantar Studi Al-Qur’an. Pdf  (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016) hlm; 103.
[6] Ibid, hlm 32.
[7] Pan Suadi, Asbabun Nuzul Pengertian, Macam-macam, Redaksi dan Urgensi (Medan, 2016)  artikel pdf, hlm; 118
[8] Ibid.
[9] Syaikh Manna Al-Qaththan, Mabaahits fii ‘Ulum Qur’aan. Alih Bahasa oleh: Anunur Rafiq, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. Pdf (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006) hlm; 96
[10] Ibid.
[11] Ibid,hlm; 113.
[12] Ibid, hlm; 40.
[13] Ibid, hlm;102
[14] Syamsul Bakri, Asbabun Nuzul:Dialog Antara Teks dan Realitas Kesejarahan. Artkel pdf, Surakarta, hlm; 3.
[15] Nunung Susfita, Asbabun Nuzul Al-Qur’an Dalam Perspektif Mikro dan Makro, artikel pdf, Mataram, hlm;73
[16] Ibid.
[17] Ibid, hlm; 4.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar