Senin, 09 September 2019

Makkiyah dan Madaniyah (PAI D Semester Ganjil 2019/2020)



MAKKIYAH dan MADANIYAH
Nurin Madrikatul Ulfa (18110039) dan Nadhiya Noor Thoyyibah (18110061)
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang


Abstract.al-quran is a holy book which was revealed to the prophet Muhammad through the intermediary of the angel Gabriel who was sent down by the elements, in history the descent of al-quran was revealed in two places namely in Mecca and Madaniah. verses revealed in Mecca and Medina have their own characteristics, each of which is influenced by the time, place and character involved in the decline of these verses. for a long time the scholars examined and grouped which verses were included in the makkiyah verses and amakan included madaniyah verses. of course in studying the study of verses makkiyah and madaniyah we can get a variety of benefits so that the study of verses makkiyah and madaniyah is no less important than studies to other quranan.

Keywords: MadaniyahMakkiyah definition, characteristics, grouping

Abstrak.al quran adalah kitab suci yang diturunkan kepada nabi Muhammad melalui perantara malaikat jibril yang diturunkan dengan beransur-ansur, dalam sejarah tempat penurunanya al quran diturunkan di dua tempat yaitu di makkah dan madaniah. ayat yang diturunkan di makkah dan madinah memiliki karakter tersendiri yang masing-masing dipengaruhi oleh waktu, tempat dan tokoh yang terlibat didalam penurunan ayat-ayat tersebut. sejak lama para ulama meneliti dan mengelompokkan mana ayat yang termasuk kedalam ayat makkiyah dan amakan yang termasuk ayat madaniyah. tentu saja dalam mempelajari studi tentang ayat makkiyah dan madaniyah kita bisa mendapat beerbagai manfaat sehingga studi tentang ayat makkiyah dan madaniyah ini tak kalah penting dari studi-studi ke al quranan yang lain.

Kata Kunci : Definisi Makkiyah Madaniyah, Ciri-Ciri, Pengelompokan






PENDAHULUAN
Al-Qur’an merupakan kitab suci bagi umat islam. Umat islam mempercayai bahwa Al-Qur’an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah SWT. Yang diberikan kepada manusia, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat jibril secara beransur – ansur.Teori Makkah dan Madaniyah ini merupakan salah satu alat analisi historis yang sangat penting, yang dimana dikaitkan dengan penafsiran Al-Qur’an. Para ulama mengkaji tentang pengelompokan ayat makiyah dan madaniyah dengan memandang beberapa faktor seperti faktor waktu, tempat dan tokoh yang terlibat dalam penurunan ayat-ayat Al-Quran. Pisau yang dapat digunakan adalah landasan filsafat , dengan menerapkan landasan historis dan fenomelogis sebagai sebuah metode penelitian.[1] Merupakan suatu usaha besar bilang seorang peneliti menyelidiki turunnya wahyu dalam segala tahapannya, mempelajari ayat-ayat al-Quran sehingga dapat menentukan waktu serta tempat turunnya dan dengan bantuan tema surat atau ayat, menentukan apakah seruan itu termasuk ayat Makkiyah atau Madaniyah.[2]
Dalam studi Ulumul Quran, setidaknya ada enam tema pokok utama yang sering dijadikan bahasan. Keenam tema tersebut antara lain : Asbab al-Nuzul, Munasabah, Makkiyah0Madaniyah, Nasikh-Mansukh, Qiraat, dan Israilyyat. Keenam tema tersebut dapat berfungsi sebagai perangkat/alat analisis dalam studi al-Quran.[3] Semua tema tersebut sangat penting untuk dijadikan alat untuk memahami lebih dalam tafsir-tafsir Al-Quran dan dapat membantu kita untuk lebih memahami makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran.
DEFINISI MAKKIYAH DAN MADANIYAH

Menurut pendapat Abu Zaid, pendefinisian Makkiyah dan Madaniyyah hendaknya didasarkan pada realitas pada suatu sis, dan teks itu sendiri pada sisi yang lain. Dinamika realitas tercermin dalam teks, baik pada aspek isi atau aspek struktur. Realitas menunjukkan bahwa peristiwa yang penting mempengaruhi kandungan dan struktur bacaan al-Qur’an merupakan peristiwa hijrah drai Mekkah ke Madinah.[4]
Makiyah merupakan ayat yang diturunkan di kota makkah dan turun sebelum Nabi Muhammad hijrah ke kota madinah. Ayat makkiyah turun selama 12 tahun, 5 bulan, dan 13 hari yang dimulai pada tanggal 17 Ramadhan dimana pada saat itu Nabi Muhammad berusia 40 tahun.  Orang-orang yang membaca ayat makiyyah akan menyadari bahwa ayat makiyyah memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan ayat madaniyah. Pada zaman jahiliyah masyarakat sedang dalam keadaan buta dan tuli, menyembah berhala, mempersekutukan Allah, mengingkari wahyu dan, mendustai hari akhir.[5] Oleh karena itu ayat-ayat makkiyah lebih mengajarkan Tuhid dan tak sedikit juga mengandung ancaman-ancaman yang sangat keras karena dapa zaman itu penduduk makkah suka berperang, berkelahi dan dan memiliki watak yang keras.
Sedangkan Madaniyah merupakan suatu ayat yang turun dimadinah tentu setelah hijrah. Pengertian ini seperti mencapakup seluruh ayat yang ada didalam Al- Qur’an, karena ada ayat yang turun tidak dimakkah juga tidak dimadinnah.

Madaniyah ialah yang ditunjuk kepada masyarakat Madinah. Menurut pengertian ini, seluruh ayat yang mengandung ya ayyuha an-nas adalah makkiyah dan yang ya ayyuha alladzina amanu adalah madaniyah.[6]

DASAR PENETAPAN MAKKIYAH DAN MADANIYAH
Terdapat dua cara untuk mengenali ayat yang termasuk dalam kategori ayat Makkiyah dan Madaniyah :
1.                  Cara Sima’iy : Pengetahuan ayat Makkiyah dan Madaniyah yang diperoleh berdasarkan riwayat
2.                  Cara  Qiyasiy: pengetahuan ayat Makkiyah dan Madaniyah yang berdasarkan kriterianya yang menonjol, kandunganya, redaksi dan uslubnya, dan lain sebagainya.[7]
Dalam menentukan kategori Makkiyah dan Madaniyah menurut cara Qiyas ada dua dasar yaitu:
a.                   Dasar Aghlabiyah (mayoritas)
Bila mayoritas ayat-ayatnya adalah Makkiyah. Maka surah itu disebut Makkiyah. Begitu juga sebaliknya.
b.                  Dasar Tabi’iyah (kontinuitas)
Bila didasarkan dengan ayat-ayat yang turun di Makkah(Sebelum hijrah), maka surah tersebut Makkiya, begitu juga sebaliknya.

CIRI-CIRI SURAT MAKKIYAH DAN MADANIYAH
            Pada umumnya, inti ajaran surat atau ayat Makkiyah cenderung bersifat mendasar dan universal, seperti masalah akidah dan kemanusiaan, sehingga metode penyampaian ayatnya berupa persuasif. Sedangkan ajaran dalam ayat atau surat Madaniyah bersifat partikular, sehingga metode penyampaian ayatnya adalah resiprositas.[8]
a.    Ciri-ciri surat Makkiyah
1.         Setiap surat yang didalamanya mengandung “Ayat-Ayat” sajadah adalah makkiyah
2.         Setiap surat yang mengandung lafazh Kalla, adalah makkiyah.
3.        Setiap surat yang mengandung “yaa ayyuhan-nas” dan tidak mengandung “ya ayyuhal ladzina amanu” adalah makkiyah kecuali surat al-hajj
4.        Setiap surat yang mengandung kisah para nabi dan umat terdahulu adalah makkiyah kecuali surat Al-Baqarah
5.        Setiap surat yang mengandung kisah adam dan iblis adalah Makkiyah kecuali Al-Baqarah
6.        Setiap Surah yang dibuka dengan huruf-huruf muqatta’ah atau hija’i adalah makkiyah keculi AL-Baqarah dan Ali Imran. Adapun surat ar-Ra’ad masih diperselisihkan.[9]
7.        Memiliki ayat atau suku kata yang pendek-pendek
8.        Menekankan kepada perintah dan kewajiban

b.   Ciri-ciri surat Madaniyah
1.    Setiap surat yang berisi kewajiban dan sanksi hukum
2.    Setiap surat yang di dalamnya disebutkan orang-orang munafik, kecuali surat al angkabut
3.    Setiap surat yang didalamnya terdapat dengan ahli Kitab [10]
4.    Memiliki ayat dan suku kata yang lebih panjamg

PENGELOMPOKAN SURAT MAKKIYAH DAN MADANIYAH
           
            Meski dalam proses pengkajian surat Al quran ada beberapa perbedaan pendapat antar ulama akan tetapi tetap ada kesepakan umum yang sebagian besar ulama sepakati tentang pengelompokan surat makkiyah dan madaniyah, Para ulama telah mengkaji suray-surat yang ada didalam Al quran dan telah mngelompokkan yang termasuk surat makkiyah dan mana yang termasuk surat madaniyah, berikut ini pengelompokan surat-surat Al Quran berdasarkan tempat diturunkannya:

a.    Surat yang turun di Makkah
1.Al-Alaq 2. Nun 3. AL-Muzammil 4.AL-Mudatsir 5. AL-Lahab 6. At-Takwir 7. AL-A’la 8.Al-Lail 9. Al-Fajr 10.Ad-Duha 11. Al-Insyirah 12.Al-‘asr 13.Al-‘adiyat 14.Al-Kautsar 15.At-Takatsur 16. Al-ma’un 17.Al-Kafirun 18.Al-Fil 19.Al-Falaq 20. An-Nas 21. Al-Ikhlas 22. An-Najm 23. ‘basa 24. Al-Qadr 25. Asy-Syams 26. Al-Buruj 27. At-Tin 28. Al-Quraisy 29. Al-Qoriah 30. Al-Qiyamah 31. Al-Hamazah 32. Al-Mursalat 33. Qof  34. Al-Balad 35. At-Thariq 36. Al-Qamar 37. Shad 38. Al-a’raf 39. AL-Jin 40. Yaasin 41. Al-Furqan 42. Fatir 43. Maryam 44. Thaha 45. Al-Waqiah 46. As-Syu’ara 47. An-Naml 48. Al-Qasas 49. Al-Isra 50. Yunus 51. Hud 52. Yusuf 53. Al-Hijr 54. Al-An’am 55. Ash-Shaffat 56. Luqman 57. Saba 58. Az-Zumar 59. Al-Mu’min 60. Fussilat 61. Asy-Syura 62. Az-Zukhruf 63. Ad-Dukhan 64. Al-Jatsiyah 65. Al-Ahqof 66. Ad-Dzariyat 67. Al-Ghasyiyah 68. Al-Khaf 69. An-Nahl 70. Nuh 71. Ibrahim 72. Al-Anbiya 73. Al-Mu’minun 74. As-Sajadah 75. At-Thur 76. Al-Mulk 77. Al-Haqqah 78. Al-Ma’arij 79. An-Naba 80. An-Nazi’at 81. Al-Infithar 82. Al-Insyiqaq 83. Ar-Rum[11]
b.   Surat yang turun di Madinah
1.    Al-Baqarah 2. Al-Anfal 3. Ali-Imran 4. Al-Ahzab 5. Al-Mumtahanah 6. An-Nisa 7. Al-Zalzalah 8. Al-Hadid 9. Muhammad 10. Ar-Rad’u 11. Ar-Rahman 12. Al-Insan 13. Ath-Thalaq 14. Al-Bayyinah 15. AL-Hasyr 16. An-Nashr 17. An-Nur 18. Al-Hajj 19. Al-Munafiqun 20. Al-Mujadalah 21. Al-Hujurat 22. At-Tharim 23. As-Shaff 24. AlJumu’ah 25. At-Taghabun 26. Al-Fath 27. At-Taubah 28. Al-Maidah 29. Al-Muroffifin.[12]


MANFAAT STUDI SURAT MAKKIYAH DAN MADANIYAH

Berikut beberapa kegunaan mempelajari makiyyah dan madaniyyah, yaitu :
1.                  Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan Al-Qur’an, karena disebabkan pengetahuan mengenai tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut dan menafsirkan dengan tafsiran yang benar.
2.                  Meresepi gaya bahasa Al-Qur’an dan memanfaatkannya dalam metode berdakwah menuju jalan Allah, sebab setiap situasi mempunyai bahasanya tersendiri
3.                  Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat-ayat Al-Qur’an, disebabkan turunnya wahyu kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah dakwah dan segala peristiwa yang menyertainya, baik pada proses Makkah maupun Madinah, sejak turunnya iqra’ hingga ayang yang terakhir.[13]




KESIMPULAN
            Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah memiliki karakteristik tersendiri yang membuat keduanya berbeda, mulai dari isi kandungan, pokok bahasan dan konteks masing-masing ayat. Sudah sejak lama para ulama mengkaji aya-ayat makkiyah untuk mencari manfaat yang salah satunya adalah untuk memudahkan penafiran ayat karena dengan mengetahui asal-usul ayat tersebut memudahkan para ahli tafsir Quran untuk menafsirkan suatu ayat dengan mengambil sudut pandang historis, geografi dan waktu.
            Periode Makkah dan Madinah ternayata bukan sekedar rentang tempat dan waktu semata,tetapi ia dengan konteks dan kultur masyarakat tempat turunya yang berbeda berakibat pada pemaknaan dan penafsiran yang berbeda pula terhadap Al-Quran, sehingga sejatinya penafsiran terhadap Al-Quran bukanlah sesuatu yang sudah “final” melainkan bersifat dinamis, sesuai dinamika dan konteks kehidupan manusia itu senidiri.[14]













DAFTAR PUSTAKA
AlQathan, Syekh Manna . 2015 .Pengantar Studi Ilmu Qur’an.Jakarta: Pustaka AL-
          Kautsar

Hamdi,Abdul.2016. Pengantar Studi Al-Qur’an. Jakarta: PT. Fajar Interpratama
Nuralihyuni,Rika.2009.  Jurnal Ulumul Quran . Ilmu-Ilmu Al-Quran : Ayat
          Makkiyah dan Madaniyah. vol1.No1(6-7)

Siregar, Ahmad Sholihin.2017.Ayatul Ahkam jilid 1: Dasar seleksi dan kontrukstur.
          Jakarta: Mahara publishing (Anggota IKAPI)

Tim Penyusun.2017. Study Al-Quran.Surabaya:UIN Sunan Ampel Press
Moh. Ali. 2010. Jurnal Hunafa. Kontekstualisasi AL-Quran.Vol7.No1
Halim, Abd.2015.Jurnal Syahadah.Perkembangan teori makki dan madani dalam pandangan ulama klasik dan konteporer.vol.3,No.1(2)
Kayung, Dedi. Skripsi.pemikiran imam al-suyuti dan thedor noldeke tentang ayat-ayat makkiyah dan madaniyah.
Lanting, Bakti Khudari.2016.Potret Pemikiran. Konsep makkiyah dan madaniyah dalam Al-Quran (sebuah analisis historis).vol20.No1(7)
Mustoifah.2018. studi Al-Quran teori dan aplikasinya dalam penafsiran ayat pendidikan. Jogja:Diandra Kreatif

Catatan:
1.      Similarity 35%. Sangat besar
2.      Footnote kacau, seperti tidak pernah belajar di mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah
3.      Definisi makkiyah-madaniyah terlalu simple, padahal ada beberapa definisi
4.      Makalah ini agak kacau, membuat bingung yang membaca







           



[1]Moh. Ali,”Kontekstualisasi AL-Quran”Jurnal Hunafa,vol 7,No.1,hlm 62.
[2]Dedi Kayung,”Pemikiran imam al-suyuti dan thedor noldeke tentang ayat-ayat makkiyah dan madaniyah”skripsi, hlm.2
[3]Abd. Halim,”perkembangan teori makki dan madani dalam pandangan ulama klasik dan konteporer”Jurnal syahadah,vol.3,No.1,hlm.2.
[4]4729-Article Texk-8191-1-10-2071114(1).pdf
[5]Pengantar studi Al-Qur’an, Abdul Hamid,Lc.,M.A , PT. Fajar Interpratama 2016
[6]Ayatul Ahkam jilid 1: Dasar seleksi dan kontrukstur,Ahmad Sholihin Siregar,Mahara publishing (Anggota IKAPI)
[7]UIN Sunan Ample, Study Al-Quran, (Surabaya, UIN Sunan Ampel Press:2017),cet. 7, hlm.171.
[8]Mustoifah, Studi Al-Quran teori dan aplikasinya dalampenafsiran ayat pendidikan, 2018(Jogjakarta: Dianda Kreatif)hlm.48.
[9]Pengantar Studi Ilmu Qur’an, Syekh Manna Al Qaththan, ( Jakarta: Pustaka AL-Kautsar )hlm.76
[10]Ibid.hlm.77
[11]Rika Nuralihyuni,”Ilmu-Ilmu Al-Quran : Ayat Makkiyah dan Madaniyah”Jurnal Ulumul Quran,vol.1.No1.hlm 6.
[12]Rika Nuralihyuni,”Ilmu-Ilmu Al-Quran : Ayat Makkiyah dan Madaniyah”Jurnal Ulumul Quran,vol.1.No1.hlm 7.
[13]Pengantar studi ilmu al-qur’an,Syaikh Manna Al-Qaththan,pustaka al-kaustar 2015

[14]Bekti khudari lanting,”Konsep Makkiyah dan Madaniyah Dalam Al-Quran (sebuah analisis historis ) potret pemikiran.vol20,NO.1,hlm 7.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar