Sabtu, 15 April 2017

Pembaharuan Islam di Asia Selatan (PBA A Semester Genap 2016/2017)






PEMBAHARUAN ISLAM DI ASIA SELATAN
( INDIA – PAKISTAN )


Syarifuddin Iskandar, Meli Mariani, Yunia Laila Maghfiroh
Mahasiswa PBA 2016 Semester II
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Email: Melimariani16@gmail.com

Abstrak

Makalah ini menjelaskan tentang gerakan pembaharuan sebelum periode modern di India , yang mana ditandai dengan terjadinya sekelumit  permasalahan-permasalahan yang terjadi pada waktu itu, sehingga timbulnya gerakan-gerakan yang dinamakan dengan gerakan mujahidin dan dilanjutkan dengan pemikiran-pemikiran Pembaharu di Asia Selatan khususnya India – Pakistan.

Pembaharuan islam di Asia selatan ( India-Pakistan ) yaitu di tandai terjadinya pada permulaan abad kesembilan belas hingga pertengahan abad 20. Dan disertai dengan pemikiran-pemikiran pembaharuan yang dilancarkan oleh Sayyid Ahmad khan, dan Abu A’la Al maududi. Yang mana beliau- beliau ini berusaha memperjuangkan dan mempertahankan umat islam di india.


Abstract

This paper describes describes the reform movement before the modern period in India, whish is characterized by the occurrence of a bit of problems that occur pda that time, so the emergence of movements called the movement mujahidin and continued with thoughts reformer in South especially India-Selatan.

The renewal of Islam in South Asia (India-Pakistan) that is on the mark
At the beginning of the nineteenth century until the mid-20th century and is accompanied by thoughts of renewal launched by Sayyid Ahmad khan and Abu A'la Al-Mawdudi. Wich he is trying fight and defend Muslim in India.




A.  PENDAHULUAN

       Semenjak awal abad 18, kekuasaan kesultanan islam mongol  yang berpusat di delhi semakin merosot dan semakin melemah. Lemahnya kewibawaan dan kemampuan sultan tidak dapat menghalangi kehendak para amir akan melepaskan diri dan berkuasa penuh di wilayah mereka. Selain itu kaum brahmana juga mulai bergerak untuk membangun kembali kerajaan Hindu di india.[1]
        Raja mararta yang sebelumnya mulai mamberontak dan bergerilya, Akhirnya berhasil membebaskan diri dan mendirikan kerajaan hindu di india barat. Demikian pula golongan Sikh memenangkan pula pemberontakkannya.[2]

       Bangsa inggris semenjak permulaan abad ke 17, sudah tiba di india sebagai pedagang dan mendirikan angkatannya yang bernama “ The East India Company “ [3]. Mengetahui pertentangan-pertentangan di wilayah islam sepihak , antara kesultanan islam dan bekas kerajaan hindu sebagai taklukannya di pihak lain. Akhirnya inggris menjalankan politiknya yakni mengail di air keruh. Keinginannya bukan saja untuk berdagang tetapi juga untuk menguasai wilayah  india terutama di pabrik-pabri yang mereka dirikan untuk berdagang. Akhirnya dengan politik adu dombanya, akhirnya ia berhasil menguasai daerah india yang mana daerah pertama yang berhasil. Madras dapa di kuasai pada tahun 1639, dan Bombay pada tahun 1660. Demikianlah selanjutnya dengan kekuatan bedil, politik dan senjata uang, maka dilumpuhkan lah kekuaatan hakiki islam mongol. Hal itu diderita pula oleh kerajaan Hindu seperti raja Martha yang berusaha melawan Inggris pada tahun 1817-1818.[4]

       Bangsa Hindu dan umat islam tidak menyukai kehadiran bangsa inggris di india, ada beberapa alasan yang menyebabkannya. Terutama sekali mereka adalah bangsa-bangsa yang berpegang teguh pada agama dan tradisi mereka. Masyarakat india khawatir, jika masyarakat Inggris merusak,tradisi dan budaya mereka. Karena inggris juga mendirikan sekolah-sekolah nasrani, dan juga bangsa inggris kurang menghargai cendekiawan india kehidupan mereka. Dari pihak mongol pun tidak menyukai karena mereka menjadikannya sebagai boneka [5].
     Rakyat di India barat tengahpun juga tidak menyukai Inggris, terutama pada nggota Tariqa’i Al-muhammadi. Pada kenyataannya masyarakat hindu lebih cepat menyerap kebudayaan Barat jika dibandingkan dengan masyarakat islam. Maka merekalah yang dahulu memperoleh kemajauan[6].

Orang-orang Hindu yang lebih maju ini, terus menngeser kedudukan orang islam sebagai pegawai dan juga sebagai pejabat pemerintah. Apabila sikap kaum muslimin tetap kaku dalam  menghadapi kenyataan ini, jelaslah tebyang pembentukan di negara india tidak akan pernah terlaksana. Ats pertimbangan inilah maka masyarakat terpelajar kelas menengah dan atas, dibawah pengaruh sayyid ahmad khan, menampakkan persahabatan dengan Inggris. Pada tahun 1870, munsul fatwa tidak boleh mmerangi bangsa Inggris dengan pertimbangan dan juga argumen.
B. GERAKAN PEMBAHARUAN SEBELUM PERIODE MODERN DI INDIA
            Pada permulaan abad ke-18 Kerajaan Mughal di India, mulai memasuki zaman kemunduran. Perang saudara untuk merebut kekuasaan di Delhi selalu terjadi setelah Auragzeb meninggal dunia di tahun 1707, puteranya yang bernama Muazzam lah yang berhasil mengganti ayahnya sebagai Raja dengan nama Bahadur Syah. Lima tahun kemudian, terjadi pula perebutan kekuasaa antara putera-putera Bahadur Syah. Dalam persaingan ini, Jendral Zulfikar Khan turut memainkan rol penting dan atas pengarunya, putra terlemah, Jahandar Syah dinobatkan sebagai raja. Tetapi Jahandar Syakh mendapat tantangan dari keponakannya Muhammad Farrukhsiyar. Dalam pertempuran yang terjadi di tahun1713, Farrukhsiyar memperoleh kemenangan dan dpat mempertahankan kedudukannya sampai tahub 1719. Raja ini mati dibunuh oleh komplotan Sayid Husain Ali dan Sayyid Hasan Ali, dua bersaudara yang pada hakekatnya memegang kekuasaan di Istana Delhi. Sebagai gantinya mereka angkat Muhammad Syah (1719-1748). [7]
            Dalam keadaan serupa ini, tidak mengherankan kalau golongan-golongan Hindu yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Mughal mengambil sikap mnentang. Baharudin Syah, umpamanya, mendapat tantangan dari golongan Sik dibawah pimpinan Banda. Di sebelah utara Delhi mereka dapat merampas kota Sadhaura. Dalam serangan ke kota Sirhind mereka mengadakan perampasan dan pembunuhan terhadap penduduk yng beragama islam. Golongan Maratha dibawah pimpinan Baji Rao dapat merampas sebahagia dari daerah Gujarat di tahun 1732 dan pada tahun 1737, malahan dapat menyerang sampai perbatasan Ibu Kota. Tetapi setelah mengetahui bahwa tentara Mughal bergerak menuju Delhi, mereka mengundurkan diri.[8]
Dari pihak Inggris telah mulai pula diperbesar usaha-usaha untuk memperoeh daerah –daerah kekuasaan di India, terutama  untuk memperoleh daerah-daerah kekuasaan di India, terutama di Benggal. Dalam pertempuran-pertempuran, umpamanya di Plassey pada tahun 1757 dan Buxar tujuh tahun kemudian, Inggris memperoleh kemenangan. Daerah kekuasaan Mughal kian lama kian kecil. Serangan terhadap Delhi bukan datang dari dalam saja, tetapi juga dari luar India. Di Persia, Nadir Syah dapat merebut kekuasaan dan karena Dutanya tidak diterima Raja Mughal Mahmud Syah untuk beraudiensi, ia memutuskan untuk memukul Delhi. Pesyawar dan Lahore dapat dikuasainya di tahun 1739 dan dari sana meneruskan serangan sampai ke Ibu Kota. Tentara Mughal yang datang menemuinya dapat ia kalahkan. Di Delhi ia mendapat perlawanan dari rakyat dan sebagai hukuman ia memberi izin kepada tentara untuk mengadakan perampasan dan pembunuhan besar-besaran. Kerajaan Mughal ia wajibkan membayar umpeti dan daerah-daerah yang terletak di sebelah barat sungai indus, ia digabungkan dengan Persia.
Suasana seperti digambarkan di atas menyadahkan pemimpin-pemimpin islam di India akan kelemahan umat. Salah satu dari pemuk itu adala Syah Waliyullah tahun 1703-1762. Ia lahir di Delhi dan mendapat pendidikan dari orang tuanya Syah Abd Al-Rahim seorang sufi dan ulama yang memiliki madrasah. Setelah dewasa ia ikut mjengajar di madrasah itu. Selanjutnya ia pergi naik haji dan selama setahun di Hijaz ia sempat belajar pada ulama-ulama yang ada di Makkah dan Madinah. Ia kembali ke Delhi tahun 1732 dan meneruskan pekerjaan lamanya sebagai guru. Disamping ituia banyak mengarang karangan diantaranya buku Hujjatullah Al-Balighah.[9]
Diantara sebab-sebab yang membawa kepada kelemahan umat islam, menurut pemikirannya yang pertama perubahan sistem pemerintahan dalam islam dari sistem kekhalifahan menjadi sistem kerajaan. Yang kedua adalah perpecahan yang terjadi di kalangan umat islam. Sebab lain ialah masuknya adat istiadat dan ajaran-ajaran bukan islam kedalam keyakinan umat islam. Di India umat islam menurut penglihatannya banyak dipengaruhi oleh adat isstiadat dan ajaran-ajaran Hindu. Syah Waliyullah tidak setuju dengan taklit, mengikut patuh pada penafsiran dan pendapat ulama-ulama di masa lampau. Ini menurutnya merupakan salah satu penyebab bagi kemunduran umat islam. Dalam rangka pemikiran ajaran murni dan adat istiadat yang masuk ke dalam islam yaitu memperbedakan antara islan universal dn islam yang mempunyai corak lokal.[10]
C. Gerakan Mujahidin
            Gerakan mujahidin merupakan gerakan yang dicetuskan oleh Syah Waliyullah di abad ke-18 yang ditruskan oleh anaknya Syah Abdul Aziz (1746-1823)[11]. Ketika umumnya masyarakat berpendapat bahwa belajar bahasa eropa itu di haramkan justru Syah Abdul Azis memberikan fatwah baru yaitu, belajar bahasa eropa tidak hanya boleh namun sangat dianjurkan untuk kemajuan peradaban umat islam di india.Saat inggris mulai menamam kekuasaan di india dan kemajuan peradaban barat mulai diarasakan penduduk india baik mereka yang menganut agam islam maupun yang menganut agam hindu, tetapi dalam hal ini mereka yang bergama hindu lebih banyak terpengaruh oleh peradaban baru tersebut, sehingga perdaban umat hindu disana jauh lebih maju daripada umat islam, untuk itu Syah Abdul Aziz dan pemimpin pembaharuan sesudahnya, terutama Sir Sayyid Ahmad Khan ingin mengatasi hal tersebut.
Sayyid Ahmad Syahid yang merupakan murid dari Syah Abdul Aziz, ia lahir pada tahun 1786 di Rac Bareli, suatu tempat yang terletak di dekat Lucknow, beliau merupakan murid darih Syah Abdul Aziz yang berpangur dalam gerakan yang melaksanakan ajaran Syah Waliyullah. Dalam masa mudanya Sayyid Ahmad Syahid dia memperoleh pengetahuan dan pengalaman kemiliteran yang berguna dalam memimpin gerakan mujahidin ini dari pasukan berkuda Nawab Amir Khan. Setelah terjadi perdamaian antara kekuasaan inggris dan india, Sayyid Ahmad Syahid meninggalkan dunia kemiliteran dan berguru kepada Syah Abdul Aziz. Setelah memiliki cukup ilmu tentang keagamaan yang diperoleh dari Syah Abdul Aziz,Sayyid Ahmad Syahid mulai berdakwah, tidak hanya berdakwah di Delhi saja tetapi juga di daerah yang jauh dari kota. Dengan bantuan murid-murid dari Sayyid Ahmad Syahid dia berhasil membuat buku yang berjudul Sirat-i Mustaqim, dan buku tersebut berisi tentang pemikiran – pemikiran pembaharuan yang dimajukan oleh Syah Waliyullah.[12]
Menurut Sayyid Ahmad Syahid umat islam di india mengalami kemunduran dikarenakan agama yang dianut mereka disana bukan lagi agama murni tetapi agama yang sudah bercampur dengan faham yang berasal dari persia, dalam hal ini umat islam harus kembali keajaran yang murni yaitu kembali ke Al-Qur’an dan Hadist, dengan kembalinya mereka ke 2 pilar tersebut bid’ah yang sudah melekat pada tubuh orang islam akan dapat dihilangkan. Dalam mengembalikan agama ke agama yang murni, pertama kali yang harus dibersihkan ialah tauhid yang dianut umat islam, membersihkan dari faham dan praktek kaum tarekat sufi seperti kepatuhan tidak terbatas terhadap guru dan ziarah ke kuburan wali untuk meminta syafa’at, juga dari faham animisme dan adat istiadat hindu yang masih terdapat dalam kalangan umat islam di india.
Sayyid Muhammad dengan gerakan mujahidinnya mulai berperang dan menyerang golongan sikh di india utara, beliau menyerang pusat kerajaan tersebut yang terletak di akora sehingga mereka mendapatkan kekalahan dan mundur. Menurut pakar sejarah kekuatan militer Sayyid Muhammad berjumlah seratus ribu orang. Dengan bantuan dari negara afghanistan ia mengaharapkan dapat mengambalikan daerah yang telah meninggalkan agama islam. Dalam menjalankan jihad ini Sayyid Muhammad didukung penuh oleh kepala suku yang berada di daerah tersebut.[13]
Dalam peperangan ini, pasukan sikh bertambah kuat dengan dapat menarik golongna bukan islam. Kekuatan Sayyid Muhammad berkurang dan pada pertempuran dengan pasukan sikh di balekot beliau mati terbunuh dan dari sinilah beliau mendapatkan gelar mati syahid, dan tidak hanya itu banyak sekali golonga mujahidin juga terbunuh di dalam peperangan tersebut. Dengan terbunuhnya Sayyid Muhammad glongan mujahidin terpecah menjadi dua golongan, alasan terbagi menjadi dua kelompok ialah mereka berpendapat bahwa kekuatan sudah tidak cukup lagi untuk melakukan jihad, maka dari dari itu salah satu dari golongan tersebut meninggalkan jihad dan mulai fokus terhadap pendidikan, dalam hal ini golongan tersebut membangun madrasah Doeband yang banyak perngaruhnya di india.
Sedangkan glongan lain meneruskan jihad di bawah kepemimpinan bersaudara Maulvi Wilayat Ali dan Maulvi Inayat Ali, pada tahun 1852 Maulvi Wilayat Ali meninggal dunia sedangkan Maulvi Inayat Ali meninggal dunia pada tahun 1858. Setelah mereka wafat gerakan mujahidin diteruskan oleh Maulvi Abdullah anak dari Maulvi Wilayat Ali. Pertempuran yang tiada hentinya terus terjadi dengan pasukan sikh di punjab, sehinnga wilayah punjab jatuh di tangan inggris. Dan dari sinilah terjadi pertempuran langsung terhadap golongan mujahidin dan inggris.
Sementara dikalangan umat umat hindu sudah muncul rasa tidak senang terhadap orang inggris, dikarenakan hindu meruapakan masyarakat yang kuat dalam mempertahankan agama dan tradisinya. Dan inggris disamping urusan dagang, mereka juga berusaha menanamkan kebudayaan barat ke dalam masyarakat hindu. Dalam hal ini inggris juga membangun sekolah-sekolah untuk mengajarkan bahasa serta budaya dan ide-ide baru yang berasal dari barat yang bertujuan yang bertujuan untuk merusak keyakinan pemuda yang menganut gama hindu. [14]
Pada tanggal 10 mei 1857 satu pasukan hindu yang berada di Meerut6, memulai perlawan, dan membunuh perwira-perwira inggris, stelah mereka terbunuh pasukan hindu turun ke jalan dengan peralatan senjata yang lengkap, dan berbaris menuju delhi. Bahadur Syah kemudian diangakat sebagai sebagai raja di india. Dengan demikian pecahlah pemebrontakan terhadap inggris yang dalam sejarah india pemberontakan ini disebut dengan pemberontakan 1857. Dalam hal ini kaum mujahidin juga turut mengambil bagian, tetapi pemberontakan ini gagal, pemuka-pemukanya ditangakap dan dibunuh, Inggris beranggapan kaum islam lah yang menjadi penggerak pemberontakan itu. Dalam hal ini pukulan hebat dihadapkan kepada golongan islam, Delhi dipukul sehingga gedung-gedung yang barada disana banyak yang hancur, penduduknya di usir keluar, dan delhi yang selama ini menjadi kebanggaan mughal tidak lagi ada, yang tersisah ialah delhi yang hancur. Sama dengan delhi gerakan mujahidin juga dihancurkan oleh pasukan inggris, tetapi dengan hancurnya gerakan ini ini, tidak serta merta menghancurkan seluruh ajaran Sayyid Ahmad. Ia mempunyai 4 pengikut yang masih meneruskan ajara-ajaran tersebut.
Di atas sudah dijelaskan bahwa ada satu golongan yang meninggalkan medan jihad dan memasuki bidang pendidikan, dan perhatian pemuka mujahidin terhadap bidang pendidikan meningkat setelah gagalnya pemberontakan tahun 1857. Diantara pemuka tersebut ialah Nawlana Muhammad Qasim Nanantawi dan Nawlana Muhammad Ishaq yang merupaka cucu dari Syah Abdul Aziz, di bawah kepemimpinan mereka suatu madrasah kecil yang bernama Darul Ulum Deobang yang meningkat menjadi perguruan tinggi. Darul ulum inilah yang kemudian mencetak para ulama besar di india, para ulama inilah yang mempunyai pengaruh besar terhadap masyarakat islam di india, kedudukan Deoband di india sama dengan kedudukan Al-Azhar di mesir.[15]
Ide-ide Syah Waliyullah yang ditonjolkan oleh Sayyid Ahmad Syahid dan gerakan mujahidin, inilah yang menjadi pegangan Deoband, yang diutamakan untuk pemurnian tauhid umat islam dari paham-paham salah yang dibawa tarekat dan dari keyakinan animisme lama. Selanjutnya pemurnian yang dilakukan ialah praktek keagamaan mereka dari segala macam bid’ah. Yang ingin di kembalikan deoband ialah islam yang murni sebagaimana pada zaman masa Nabi, Sahabat, Tabi’in dan pada zaman sesudahnya. Dengan demikian Deoband berpegang teguh pada tradisi zaman klasik dan madzhab yang dianut deobang ialah madzhab hanafi. Dalam segi politik deoband mengambil sikap anti inggris, karena deoband didirikan oleh pemuka-pemuka gerakan mujahidin, yang melawan kekuasaan inggris dan menentang pendidikan sekuler barat yang di bawa inggris.
Ajaran pembaharuan yang dibawa oleh Syah Waliyullah yang kemudian diteruskna anaknya Syah Abdul Aziz yang selanjutnya di usahakan oleh Sayyid Ahmad Syahid serta pengikutnya, banyak yang mempunyai persmaan dengan ajaran Wahabiah dari Arab. Oelh karena itu gerakan mujahidin disebut oleh sebagian penulis barat sebagai gerakan Wahabiah India. Tetapi gerakan Wahabiah dan gerakan Mujahidin terdapat perbedaan yang besar terhadap ajaran sufi, sebagaimana yang kita tahu Wahabiah dengan keras menentang taerkat sedangkan Mujahidin banyak terpengaruhi oleh ajaran sufi di India. Syah Waliyullah sendiri tidak menentang tasawuf dan dapat menyetujui tasawuf yang bersifat moderat.

D. POTRET PEMIKIRAN ISLAM DI ASIA SELATAN
A. sayyid Ahmad khan
1.  Biografi Sayyid Ahmad Khan
Ia lahir di delhi tahun 1817 dan menurut keterangan brasal dari keturunan husein cucu dari nabi muhammad mlalui garis keturunan fatimh dan ali . neneknya, sayyid Al-hadi adalah pembesar islam di istana Alamaghir II (1754-1759) . Ia mendapat didikan tradisional dalam pengetahuan agama dan disamping bhasa arab ia juga belajar bahasa persia . Ia adalah orang yang rajin membaca dan banyak memperluas pengetahuan dengan membaca buku dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Pada masa anak-anak ia mempunyai kesempatan untuk mengikuti nasib istana mughal yang berangsur-angsur runtuh. Kakeknya sir Sayid yang asal mulanya menjadi panglima perang di kemudian hari iberi kedudukan akdemis semi hakim oleh kaisar kerajaan mughal.[16]
Ayahnya bernama mir muttaqi adalah seorang pemimipin agama , tetapi karena keturunan sayid, maka ia juga memperoleh pengaruh besar da sangat dihormati oleh kerajaan mughal pada waktu itu[17]. Syaikh gulam ali merupakan sahabat kental ayahnya pada waktu itu sebagai syaikh dari tarekat mujdidi. Syaikh gulam ali sangat dekat dengan muttaqi, sayid ahmad khan beserta keluarganya. Kenyatannya syaikh Gulam ali tidak mempunyai anak , dan anaknya mir muttaqi dianngap sebagai anaknya sendiri. Pada waktu sayid lahir, bapaknya membawanya ke kepada sayid itu dan memberikannya nama Ahmad, sampai usia sekolah , ia yang mengajarkan huruf-huruf arab. Sewaktu berumur 18 tahun ia masuk bekerja pada srikat india timur, kemudian ia bekerja sebagai hakim. Tetapi di tahun 1846 ia kembali ke delhi dan meneruskan studinya . Pada tahun 1846 kakaknya juga meninggal, dan agar dapat mempehatikan urusan –urusan keluarga , ia minta pindah ke delhi ,dan menetap disana  hingga 185 tahun.
2. ide-ide pembaharuan Sayyid Ahmad Khan
            Dimasa pemberontakan 1857 ia banyak berusaha untuk mencegah terjadinya kekerasan dengan demikian banyak menolong orang inggris dari pembunuhan. Pihak Inggris menganngap dia telah banyak berjasa bagi mereka dan ingin membalas jasanya, tetapi hadiah  yang di anugrahkan kepadanya ia tolak . gelar sir  yang kemudian diberikan kepadanya dapat ia terima. Hubungannnya dengan inggris dapat membaik dan ini digunakannya untuk kepentingan umat islam di india. Kedekatan sikap kompromi Akhmad khan dengan pihak inggris sesungguhnya didasari atas 2 model pergerakan islam yang pernah ada itu gagal, yaitu kelompok militer mujahidin dan kelompok reformis.[18]

Pada waktu ia kembali ke india dia segera menerbitkan majalah tahdzibul Akhlaq ( pembaharuan sosial ) yang sudah ia rencanakan  dan bahkan sudah memperoleh alat cetak blok huruf pada waktu ia berada di inggris . Dalam buku ini ia dengan keras mengkritik  semua adat kebiasaan yang dipandang kemajuan rakyat. Ia bandingkan dengan adat kebiasaan orang muslim dengan kebiasaan bangsa-bangsa didunia barat[19]
.
Dia memulai kegiatannya dengan mendirikan kelompok kajian Aligarh india, yang bertujuan untuk menyebarkan pikiran –pikiran modern dalam sejarah ekonomi dan ilmu pengetahuan lainnya. Dia malahan menterjemahkan buku-buku berbahasa inggris ke dalam bahasa urdu. Menurutnya belajar ilmu pengetahuan  dengan pengantar bahsa inggris tidak cukuphanay segelintir orang saja bisa mengecapnya, akan lebih besar mafa’atnya jika  lebih besar manfa’aatnya jika ilmu-ilmu itu disalin dalam bahasa setempat, sehingga dapat di nikmati oleh semua kalangan masyarakat . perguruan tinggi aligarh pada asanya hanyalah kerja sayid ahmad, namun ia didukung oleh pembantu-pembantuyang ckap dan juga peranan yang ilakukan oleh anaknya Sayid mahmud dalam merencanakan da mengatur  Perguruan tinggi tersebut.

Yang mana funsinya lagi mendidik kalangan muslim dalam jumlah yang terbatas. Sekolah itu didirikan untuk mencetak tenaga pendidik , yang dia berharap dapaat mencetak generasi baru yang di didik oleh sarjana barat dan timur sama-sama yang berwawasan lusa, berpikiran jernis dan juga memiliki toleransi dlam beragama. [20]
            Ia merenungkan tragedi yang menimpa negerinya dan mendapatkan kesimpulan bahwa hal tersebut disebabkan oleh kebodohan. Oleh karean itu ia bertekad untuk mendidik  orang yang memerinyah dan yang diperintah , dan memungkinkan sebab-sebab terjadinya perrtentangan dan kesalah pahaman. [21]

Dalam aspek keagamaan khan diannggap cenderung qodariyah karena menganggap manusia memiliki kebesan dan memanfa’atkan daya yang telah diberikan oleh  tuhan, dan ia berkeyakinan bahwa segala sesuatu itu sudah ada aturannya yang disebutnya yaitu sunnatullah . bukan hanya iu ahmad khan membuat marah para ulama karena ysahanya menerbitkan tahdib al-akhlak , dia mulai menafsirkan Al-qu’an , mengajak memahami alqura’an dengan yang sesuai dengan akal,dan menganjurkan manusia untuk lebih bersandar kepada jiwanya Al-qur;a daripada segi harfiahnya. Oleh sebab itu para ulama memusuhinya , mereka mengambil fatwa dari tokoh agama mekah yang menilai nya kafir dn menganjurkan orang awam untuk membunuhnya.
B. Muhammad Iqbal
            Iqbal  dilahirkan pada 11873 di Sialkot, suatu kota tua bersejarah diperbatasan Punjab Barat dan Kashmir. Seperti sebagian besar tokoh-tokoh yang digambarkan dalam buku ini, ia datang dari keluarga miskin,tetapi dengan bantuan beasiswa yang diperoleh di sekolah menengah dan perguruan tinggi , ia mendapatkan pendidikan yang bagus. Setelah pendidikan dasarnya di Sialkot ia masuk Goverment College (Sekolah Tinggi Pemerintah) Lahore. Ia menjadi mahasiswa kesayangan Sir Thomas Arnold yang meninggalkan Aligrarh dan pindah bekerja di Goverment College Lahore. Iqbal lulus pada tahun 1897 dan memperoleh beasiswa serta dua medali emas karena baiknta bahasa Inggris dan Arab. Ia akhirnya memperoleh gelar M.A dalam filsafat pada tahun 1899.
            Setelah menyelesaikan plajarannya, Iqbal menjadi staf dosen di perguruan tinggi Pemerintah (Goverment College), tetapi karier sastranya telah membayangi semua aspek kerjanya terlebih dahulu. Pada waktu itu Iqbal mulai menulis bukunya dalam bahasa Urdu yang pertama kali mengenai ekonomi. Pada tahun 1901 Sir Abdul Qodir mulai menerbitkan majalah Urdu Makhzan yang memberikan tempat berpijak sastra bagi banyak penulis berbakat yang sedang tumbuh. Dan karena Iqbal kawan dari editornya, ia harus menyumbang karangan syair, hampir pada setiap nomor majalah tertib. Bwberapa syairnya adalah tentang hal-hal yang berhubungan degan alam, dan mewakili sebagian usaha yang paling berhasil yang dilakukan dalam bahasa Urdu, untuk meniupkan tradisi-tradisi pensyairan dari Wordsworth, Coleridge dan Cowper. Pada bagian syair yang lain kita melihat Iqbal sebagai seorang sufi dan seorang panteis sejati.dalam seri yang ketiga, Iqbal merupkan seorang kampiun nasionalis India yang baru bangkit.
            Periode pertama karier syair Iqbal berkhir pasa tahun 1905 sewaktu ia pergi meneruskan pelajaran di Eropa. Tetapi sikapnya terhadap banyak hal mengalami perubahan besar. Iqbal pergi ke Inggris sebagi seorang nasinalis dan panteis, tetapi kembali ke India sebagai Pan-islamis dan hampir-hampir saja puritan (pemurni). Perubahan itu sebgian karena penelitiannya pada sejarah tsawuf islam. Ia menulis diseratasinya tentangb Developmen of Metaphysics in Persia untuk gelar Ph.D. nya, dan pada waktu belajar ia sampai pada kesimpulan tasawuf (atau apa yang dikatakan mistik islam) tidak mempunya dasar yang kukuh dan hstoris dalam ajaran islam yang murni. Tasawuf merupakan pertumbuhan yang asin, bahkan tidak sehat.
            Sekembalinya dari Eropa, perubahan spiritual dan ideologis Iqbal makin mendalam. Menggambarkan proses perubahan Iqbal dari nasionalis India kepada kampiun kebangsaan. Ia mempergunkan keahlian puisinya yang dimiliki untuk menyatukan umat muslim, dan untuk mempercepat proses dimana islam dapat benar-benar memenuhi misispiritual dan kulturalnya di dunia ini. Salah satu ekspresi yang sangat penting dari perubahan sikap Iqbal adalah “Islamic Anthem” (Lagu Kebangsaan Islam) yang disusunnya. Sejak 1907 Iqbal menganjurkan solidaritas dan pesausdaraan muslim. Namun demikian hal itu tidak menyebabkan konflik dengan sesama rakyat senegerinya. Ia mulai menekankan bahwa umat Hindu dan umat Muslim India adalah dua bangsa yang terpisah. Iqbal merupakan pimpinan yangumat muslim yang diakui dan mengambil peranan aktif dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan umat muslim pada waktu itu. Selain itu Iqbal adalah produk dari kekuatan-kekuatan yang satu sama lain saling bertentangan, dan seorang muslim sosialis, juga paham-paham yang sangat rasioner bisa mendapatkan bait-bait puisinya untuk mendukung ideologi-ideologi yang satu sama lain saling bertentangan. Pada akhir hayatnya Iqbal ingin menulis suatu buku terdiri tentang “ Reconstruction of Religious Thought in Islam” adalah cukup jelas untuk menunjukkan tentang kebijaksanaan dan orisinalitasnya.
            Barangkali yang berguna tentang semua ini adalah bahwa ia menekankan kepada “Ijma” dan bentuknya yang harus diambil dalam kondisi modern ini. Ia menyatakan,”sumber yamg ketiga dari hukum islam adalah Ijma’ yang menurut pendapat saya merupakan pandangan hukum yang paling penting dalam islam”. Tahun-tahun terakhir kehidupan Iqbal diliputi oleh sakit yang lama. Ia juga menyaksikan beberapa perkembangan yang tidak menyenangkan di propinsi-propinsi di mana Kongres memperoleh kemenangan pada tahun 1937.bahkan lebih menekankan bahwa jiwannya lagi adalah pandanfan sementara anak-anak muda muslim dan banyak juga ulama yang berusaha untuk memperoleh “suatu kompromi yang tidak jantan” dengan partai lawan. Namun keyakinan Iqbal tidak pernah luntur.
            Kalau boleh meminjam kata-kata Jinnah selamanya tidak pernah menyerah terhadap pujian murah atau yang sebenarnya tidak berhak, “ Ia berdiri tegak seperti batu karang dalam hari-hari yang sangat gelap”. Ia percaya bahwa umat muslim yang banyak menghadapi hujan lebat akan dapat mengatasi ini, dan menekankan bahwa juangan sampai ada penurunan bendera. Ia berdiri dengan tegak pada kritik penggabungan yang setengah-setengahdari muslim Unionist kepada Liga Musli, dan merasa bahwa apabila Liga itu harus menjadi partai massa, maka ia harus berjuang melawan kaum Unionist yang aristokrat.
            Iqbal tidak diberi umur panjang untuk melihat realisasi dari impiannya tentang negara muslim. Ia meninggal dunia pada 18 Maret 1938 sedikit kurang dari sepuluh tahun sebelum berdirinya Pakistan tetapi pada waktu perjuangan akhir terjadi di propinsi yang sangat penting, yaitu Punjab, diantara orang-orang yang menghempaskan bangunan Unionist dan meratakan jalan untuk berdirinya Pakista, adalah anak-anak muda, laki-laki dan perempuan , yang telah minum sepuas-puasnya dari pencurhan puisi Iqbal. Memang pena lebih tajam daripada pedang.
II. Beberapa dengan pembaharu-pembaharu lain, Muhammad Iqbal adalah penyair dan filosof. Tetapi pemikirannya mengenai kemunduran dan kemajuan umat islam mempunyai pengaruh pada gerakan pembaharuan dalam islam.
Sama dengan pembaharuan-pembaharuan lain
1.      Ia berpendapat bahwa umat islam selama lima ratus tahun terakhir disebabkan oleh kebekuan dalam pemikiran.
2.      Sebab lain terlrtak pada pengaruh zuhud yang terdapat dalam ilmu tasawuf. Menurut tasawuf yang mementingkan zuhd, phatian harus dipusatkan kepada Tuhan dan apa yang berada di sebali alam materi. Hal itu akhirnya membawa kepada keadaan umat kurang mementingkan soal kemasyarakatan dalam islam.
3.      Sebab terutama adalah hancurnya Baghdad, sebagai pusat kemajuan pemikian umat islam di pertengahan abad ke-13. Untuk menggelakkan disintegrasi yang lebih mendalam, kaum konservatif melihat bahwa perlu diusahakan dan dipertahankan keseragaman hidup sosial dari seluruh umat. Untuk itu mereka menolak segala pembaharuan dalam bidang bsyariat dan berpegang teguh pada hukum-hukum yang telah ditentukan ulama terdahulu. Pintu ijtihad mereka tutup. Hukum dalam islam sebenarnya, demikian iqbal, tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pintu ijtihad tidak pernah tertutup. Yang pertama berontak terhadap pendapat bahwa keempat mazhab telah membahas segala persoalan secara finaldan dengan demikian ijtihad tidak diperlukan lagi, adalah Ibn Taimiyyah yang lahir pada tahun 1263, yaitu 5 tahun sesudah jatuhnya Baghdad. Pendapat bahwa ijtihd tidak tertutup dianut kemudian oleh Muhammad Abdul Wahhab. Pada zaman modern, ijtihad telah semenjak lama dijalankan di Turki.
Islam pada hakikatnya mengajarkan dinmisme demikian pendapat Iqbal. Konsep islam mengenai alam adalah dinamis dan senantiasa berkembang. Islam menolak konsep lama yang mengatakan bahwa alam ini bersifat statis. Islam mempertahankan konsep dinamisme dan mengakui adanya gerakdan perobahan dalam hidup sosial manusia, faham dinamisme islam yang ditonjolkan inilah yang membuat Iqbal mempunyai kedudukan pentig dalam pembaharuan di India. Intisari hidup adalah gerak, sedang hukum hidup ialah menciptakan, maka Iqbal berseru kepada umat islam supaya bangun dan menciptakan dunia baru. Begitu tinggi ia menghargai gerak, sehingga ia menyebut bahwa kafir yang aktif lebih baik dari muslim yang suka tidur. Dalam pembaharuannya Iqbaltidak berpendapat bahwa Baratlah yang harus dijadikan model. Kapitalisme dan imperalisme Barat tak dapat diterimanya. Barat menurut penilaiannya, amat banyak dipengaruhi oleh materialisme dan telah mulai meninggalkan agama. Yang harus diambil umat islam dari Barat hanyalah ilmu pengetahuannya.
      Di dalam riwayat hidupnya telah disinggung bahwa Iqbal menjadi Presiden Liga Muslim di tahun 1930. Dalam hubungan ini baik disebut bahwa sebelum pergi ke Eropa ia sebenarnya seorang nasionalisme India. Tetapi kemudian ia robah pandangannya. Nasionalisme ia tentang, karena dalam nasionalisme seperti yang ia jumpai di Eropa, ia melihat bibit materialisme dan ateisme dan keduanya merupakan ancaman besar bagi perikemanusiaan. Nasionalisme India nyang mencakup Muslin dan Hindu adalah ide yang bagus, tetapi sulit sekali untuk dapat diwujudkan. Ia curiga bahwa di belakang nasionalisme Indiaterletak konsep Hinduisme dalam bentuk baru.
      Di India terhadap dua umat besar, demikian Iqbal, dan dalam pelaksanaan demokrasi Barat di India, kenyataan ini harus diperhatikan. Tuntutan umat islam untuk memperoleh pemerintahan sendiri, di dalam atau di luar Kerajaan Inggris, adalah tuntutan yang wajar. India pada hakekatnya tersusun dari dua bangsa, bangsa Islam dan bangsa Hindu. Umat islam India harus menuju pada pembentukan negara tersendiri, terpisah dari negara Hindu di India.
      Tujuan membentuk negara tersendiri ini, ia tegaskan pada rapat tahunan Liga Muslimin di tahun 1930. Di sinilah ide dan tujuan membentuk negara tersendiri diumumkan secara resmi dan kemudian menjadi tujuan perjuangan nasional umat islam India. Tidak mengherankan kalau Iqbal dipandang sebagai Bapak Pakistan. Ide Iqbal bahwa umat islam India merupakan suatu bangsa dan oleh karena itu memerlukan satu negara tersendiri tidaklah bertentangan dengan pendiriannya tentang persaudaraan dan persatuan umat islam. Pengaruh Iqbal dalam pembaharuan India ialah menimbulkan faham dinamisme dikalangan umat islam dan menunjukkan jalan yang harus mereka tempuh untuk masa depan agar sebagai umat minoritas di anak benua itu mereka dapat hidup bebas dari tekanan-tekanan dari luar.

ABUL A’LA AL-MAUDUDI
            Namanya adalah Abul A’la Al-Maududi. Lahir pada tahun 1903 di kota Aurangabad di wilayah Haidar Abad, India. Dia berasal dari keluarga yang sangat terhormat. Keluarganya sangat terkenal dalam masalah keilmuan dan agama. Ayah Abul A’la Al-Maududi tidak memasukkannya kesekolah-sekolah yang didirikan oleh Inggris. Abul A’la Al-Maududi diajar sendiri oleh ayahnya di rumah. Abul A’la Al-Maududi adalah pimpinan redaksi pada tiga koran yang besar di India. Koran-koran yang dipilih oleh Abul A’la AL-Maududi adalah koran At Taj, Muslim dan koran Al-Jam’iyyah. Koran-koran tersebut selalu membela umat islam di India. Pada tahun 1923, Abul A’la Al-Maududi juga mendirikan majalah bulanan independen yang bernama Turjuman Al-Qur’an. majalah tersebut mempunyai peranan yang besar dalam pergerakan islam di Semenanjung India. Abul A’la Al-Maududi memberikan bantahan terhadap pemahaman orang-orang Qadiyani. Dia meminta pemerintah agar mengeluarkan para pengikut kelompok Qadiyani darim umat islam karena bertentangan dengan undang-undang negara. Dia kemudian menulis sebuah buku yang berjudul Al Masalah Al Qadiyaniyah. Dia juga sering mengkritik kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah. Karena pembuatannya itu, Abul A’la Al-Maududi hampir saja dijatuhi hukuman mati.
             Dia juga memberikan bantahan terhadap orang-orang Zindik, para penyebar pemahaman yang keliru terhadap islam dan kepada para pengikar sunnah. Dia pernah bertemu dengan penyair Muhammad Iqbal kemudian membujuk Abul A’la Al-Maududi agar mau pindah ke Lahore untuk berjuang bersama-sama membangkitkan islam. Dia selalu memberikan spirit kepada umat muslim India sampai berdirimya negara Pakistan. Pada tahun 1943, Abul A’la Al-Maududidia mendirikan Jamaat Islami. Tujuan dari organisasi tersebut adalah untuk mengadakan revolusi total dalam kehidupan umat islam berdasarkan pemahaman islam yang benar danbersih dari noda-noda yang didatangkan oleh orang-orang yang tidak senang pada islam. Organisasi tersebut juga mengajak umat untuk menjadikan islam sebagai undang-undang negara dan memilih pimpinan tanpa adanya perselisihan. Abul A’la Al-Maududi menggunakan pengaruhnya dan juga organisasinya untuk membantu perjuangan rakyat Palestina. Pada tahun 1948 dia dipenjara dan dibebaskan pada tahun 1950. Pada tahun 1953, Abul A’la Al-Maududi juga dipenjara. Kemudian dia dibebaskan setelah berada di dalam penjara selama dua bulan. Pada tahun yang sama dia juga dipenjara lagi. Pada tahun 1953, dia dijatuhi hukuman mati. Menanggapi hukuman tersebut dia berkata,” Kalau memang kematian itu adalah merupakan kehendak Allah, saya menerimanya dengan senang hati. Kalau Allah belum menakdirkan saya untuk meninggal dunia sekarang, saya tidak mempedulikan apa yang mereka rencanakan. Sedikitpun mereka tidak bisa menimpakan bahaya kepadaku.” Kemudian hukuman mati tersebut diganti dengan hukuman penjara seumur hidup.
            Pada tahun 1955, dia dibebaskan. Pada tahun 1958, organisasinya yaitu Jamaat Islami dibubarkan. Keputusan tersebut kemudian dicabut karena dianggap bertentangan dengan undang-undangyang berlaku. Pada tahun 1964, para pemimpin Jama’at Islami dipenjara. Karena adanya tekanan dari masyarakat, akhirnya mereka dibebaskan. Ketika kondisi kesehatan Abul A’la Al-Maududi mulai menurun, dia menyerahkan kepemimpinan Jama’at Islami dipenjara. Karena adanya tekanan dari masyarakat, akhirnya mereka dibebaskan. Ketika kondisi kesehatan Abul A’la Al-Maududi menurun , dia menyerahkan kepemimpinan Jamaat Islam kepada Ustadz Muhammad Thufail. Kemudian dia berkonsentrasi dalam bidang pemikiran islam. Pada tahun 1961, dia membuat rencana yang matang untuk mendirikan sebuah Universitas Islam di Madinah Munawwarah.
             Abul A’la Al-Maududi juga mendirikan organisasi Rabithat Alam Islami. Setelah penyerangan pasukan India ke Pakistan pada tahun 1965, dia mnyerukan umat islam untuk melakukan jihad. Abul A’la Al-Maududi juga mengancam dengan keras kekejaman pasukan India di wilayah Kashmir. Di samping itu, dia juga mengecam gencatan senjata antara para pejuang Kasymir dab pasukan India serta menolak perjanjian Tashkend. Pada tahun 1967, Abul A’la Al-Maududi dipenjara selama dua bulan. Dia selalu menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk membebaskan wilayah islam adalah dengan jalan militer. Diantara karangan-karangannya adalah Mabadi’u Al Islam, Al Hijab, Tafsiru Surati An Nur, Al Jihadu fi Sabilillah, Tadzkiratun Du’ati Al Islam, Al Inqilab Al Islam dan lain-lain. Pada tahun 1979, Abul A’la Al-Maududi meninggal dunia di kota New York, Amerika Serikat. Dia meninggal dunia setelah menjalani operasi perut. Maksud dari kepergiannya ke New York adalah untuk menengok puteranya.
PANDANGAN ISLAM ABU A’LA AL-MAUDUDI
            Pangkal tolak pandangan agamis Maulana Maududi adalah konsepsinya tentang Tuhan. Maulana Maududi menekankan bahwa penyerahan total kepada Tuhan inilah Islam, suatu kalimat yang menurut akar katanya menunjukkan pada penyerahan atau ketundukan. Seanterno alam semesta adalah muslim, yaitu dalam keadaan tunduk dan patuh kepada Tuhan, kiarena alam semesta itu tunduk kepada hukum-hukum alam yang diatur oleh Tuhan. Dalam hal dunia yang tidak bernyawa dan bahkan dalam hal bagian dari hidup manusia yang di luar kontrolnya, umpamanya sistem yang berlaku pada organisme fisik, dan sebagainya, ketundukan ini (islam) adalah tidakn atas kemauannya sendiri, tetapi tunduk kepada kemauanTuhan. Manusia adaah unik sejauh ia diberi oleh Tuhan, di samping lain-lain hal, kemauan bebas dan dengan tanggung jawab moral. Ia boleh memilih untuk taat kepadaTuhan atau tidak taat kepada Tuhan. Oleh karena itu ibadah kepada Tuhan dalam islam adalah sukarela yang menunjukkan ketundukan manusia dengan sukarela terhadap petunjuk-petunjuk dan perintah Tuhan.
            Konsepsi tentang Tuhan dengan penekanan sebagai satu-satunya Zat yang berkuasa dan memberi hukum memberikan prinsip pokok otoritas. Semua prinsip, hukum, adat kebiasaan, yang berbedea dengan petunjuk Tuhan harus dijauhi. Semua teori atau ajaran yang tidak mengacu kepada petunjuk Tuhan dapat dianggap sebagai menolak kedauatan Tuhan dan membikin tuhan-tuhan selain daripada Tuhan yang Esa yang sebenarnya. Tunduk dan patuh kepada Tuhan berarti membawa seantero hidup manusia ini sesuai dengan kemampuan Tuhan yang diwahyukan. Maulana Maududimenekankan tentang adanya dua sikap  hidup pada asasnya satu sama lain sangat berbeda. Satu menerima Tuhan sebagai yang Maha Kuasa  dan yang memberi hukum, dan dengan itu berhadapan dengan Tuhan sebagai hamba-Nya. Sedang yang lain adalah menolak dan memberontak terhdap Tuhan Esa yang sebenarnya sebagai yang mempunyai otoritas untuk memerintah.
Hal yang ditekankan oleh Maulana Maududi dalah bahwa petunjuk yang terdapatdalam Al-Qur’an dan As-Sunnah itu meliputi kehidupan seantero manusia. Tidak ada sesuatu yang ditentang oleh Maulana Maududi dengan keras sebagaimana terhadap sikap yang menganggap islam hanya sebagai hubungan pribadi antara manusia dengan Tuhan, atau hanya satu kelompok doktrin metafisik, atau hanya satu kelompok upacara saja. Berulangkali ia menekankan bahwa islam adalah jalan hidup yang lengkap. Tidak ada perdagangan dan industri, tidak ada masalah pemerintahan dan hubungan Internasional, tidak ada hukum sipil dan pidana, pokoknya semua aspek kehidupan, dapat menuntut mempunyai status yang otonom, dan dengan itu berada di luar yuridiksi islam. Seorang Muslim bukan hanya dituntut untuk menyerahkan diri kepada Tuhan di tempat-tempat peribadatan sajua,tetapi disemua tempat, disepanjang waktu, di sekolahan dan universitas, di pusat perdagangan dan keuangan, dan sebagainya.
Tetapi akal manusia tanpa dibantu oleh petunjuk Tuhan sama sekali tidak cukup untuk meletakkan prinsip-prinsip yang adil dan jujur terhadap segala macam aspek yang beraneka ragam dari kodrat manusia dan yang membawa kepada kebahagiaan yang sebenarnya. Maulana Maududi menyatakan bahwa dialektika Hegel, yaitu adanya suatu testis dan antitesisnya yang diikuti oleh suatu sintesis yang menghimpun ekstremitas sebelumnya adalah hanya sebagai betul, sekalipun berkata yang sedemikian itu hanya merupkan pernyataan tentang fakta dantidak mempunyai nilai normatif. Timbulnya suatu anti-tesis yang ekstrim sebagai reaksi terhadap tesis yang barang kali juga hanya sepihak dan ekstim menunjukkan kelemahan akal manusia apabila ia harus secara independen berusaha untuk menetapkan seonggok norma-norma dan nilai-nilai yang bisa membawa kepada kehidupan manusia yang betul-betul baik. Adalah karena alasan ini bahwa cara hidup islam sebagai ditetapkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah lebih baik dan lebih sesuai untuk dapat membawa kepada kebahagiaan manusia dan usaha untuk mencapai kebutuhannya, apabila keselamatannya di hari kiamat, lebih dari sistem-sistemkehidupan yang dibikin oleh manusia baik dulu maupun sekarang.
            Maulana maududi menekankan bahwa kesalahan kebudayaan modern makin jelas bagi para cendekiawan dan orang-orang yang berpikir.ia merasabahwa kebudayaan dewasa ini berjalan di jalan kehancuran dan disintegrasi. Dan apabila tidak ada orang yang maju ke depa dengan visi yang kontruktif dan memberikan prinsip-prinsip alternatif untuk mengembangkan tatanan baru, maka seantero dunia bisa meluncur kepada abad kegelapan yang sangat mengerikan. Ini menjadikan suatu keharusan bahwa cara hidup islami sepenuh-penuhnya doktrin metafisikanya, prinsip-prinsip tentangt tindaklaku pribadi dan sosialnya, juga prinsip-prinsip untuk mengatur ekonomi dan negara yang sehat, harus diambil dan dilaksanakan.
            Maududi juga menekankan bahwa dari warisan muslim yang begitu banyak, ada di antaranya yang sesuai dengan islam dan ada yang tidak sesuai , dan elemen-elemen yang sehat dan ada yang tidak, yang harus diteliti secara kritis dan dianalisis secara berhati-hati. Setelah itu maka hanya elemen-elemen yang jelas-jelas diambil dari Al-Qur’an dan Sunnah itulah yang harus dianggap  mempunyai nilai yang abadi. Demikian juga kebudayaan Barat harus dianalisis dengan teliti.

Daftar Pustaka

Amin, Husain Ahmad.Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam. Bandung.
 PT. Remaja Rosdakarya.2003.
Mursi, Muhammad Sa’id. Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah. Jakarta Timur.
 Pustaka Al-Kautsar.2007.
Ali, H.A. Mukti. Alam Pikiran Manusia Modern Di India Dan Pakistan. Bandung.
Angota IKAPI.1998.
Iskandar, Salman. 99 Tokoh Muslim Dunia. Bandung. PT Mizan Bunaya Kreativa.2007.
Prof. Dr. Harun, Nasution. Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran Dan Gerakan.Jakarta. PT Bulan Bintang.1975.
Jurnal ushuluddin, vol XVIII No. 1. januari 2012

Catatan:
1.      Abstrak seharusnya Cuma satu paragraf.
2.      Tolong pendahuluan diperbaiki, belajar lagi cara penulisan pendahuluan.
3.      Penulisan footnote salah, tolong diperbaiki.
4.      Tulisan dalam makalah masih belum rapi, tolong dirapikan.
5.      Referensi belum mencapai sepuluh buah.
6.      Penutup/kesimpulan belum ada.
7.      Jika referensi dari jurnal, harus dicantumkan lengkap dengan penulisa dan judulnya apa.








[1] L. Stoddard the new world of islam,terj panitia penerbit, “Dunia Baru Islam”  Jakarta 1966, h 2005

[2] Harun nasution , pembaharuan dalam Islam, Bulan Bintang , Jakarta, 1975. H. 163.
[3] L. Stoddard, loc. cit
[4] ODP. Sithombing, india ,sejarah dan kebudayaannya, sumur bandung, 1962. H. 67
[5] Hamka , op, cit,. H, 164
[6]  Harun nasution, op, cit, 165-6
[7]  Harun nasution ,pembaharuan dalam islam dan sejarah pemikirannya
[8] Ibid, hal 19
[9] Ibid, hal.2o
[10] Ibid, hal. 20
[11]  Harun nasution ,pembaharuan dalam islam,sajarah dan pemikir gerakan, hal 156

[12]  Ibid, hal 157

[13] Ibid, hal 159
[14]  Ibid, hal 160
[15] Ibid, hal 162
[16]  Harun nautin, sejarah dalam islam, hal 165
[17] H.A Mukti, lam pikiran islam modern di india pakistan ,hal 54
[18]  Jurnal ushuluddin,vol.XVIII. no  1, januari 2012
[19]  A. Mukti Ali, alam pikiran islam modern,hal 70
[20] Husyain ahmad amin,seratus tokoh dalam sejarah islam hal, 297
[21] H,a mukti ali,alam pikiran islam modern, hal 65

Tidak ada komentar:

Posting Komentar