PEMBAHARUAN ISLAM DI ASIA SELATAN
( INDIA – PAKISTAN )
Syarifuddin Iskandar, Meli Mariani, Yunia Laila Maghfiroh
Mahasiswa PBA 2016 Semester II
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Email: Melimariani16@gmail.com
Abstrak
Makalah ini menjelaskan tentang gerakan
pembaharuan sebelum periode modern di India , yang mana ditandai dengan
terjadinya sekelumit
permasalahan-permasalahan yang terjadi pada waktu itu, sehingga
timbulnya gerakan-gerakan yang dinamakan dengan gerakan mujahidin dan
dilanjutkan dengan pemikiran-pemikiran Pembaharu di Asia Selatan khususnya
India – Pakistan.
Pembaharuan islam di Asia selatan (
India-Pakistan ) yaitu di tandai terjadinya pada permulaan abad kesembilan
belas hingga pertengahan abad 20. Dan disertai dengan pemikiran-pemikiran
pembaharuan yang dilancarkan oleh Sayyid Ahmad khan, dan Abu A’la Al maududi. Yang
mana beliau- beliau ini berusaha memperjuangkan dan mempertahankan umat islam
di india.
Abstract
This paper describes describes the reform movement before the
modern period in India, whish is characterized by the occurrence of a bit of
problems that occur pda that time, so the emergence of movements called the
movement mujahidin and continued with thoughts reformer in South especially
India-Selatan.
The renewal of Islam in South Asia (India-Pakistan) that is on the mark
At the beginning of the nineteenth century until the mid-20th century and
is accompanied by thoughts of renewal launched by Sayyid Ahmad khan and Abu
A'la Al-Mawdudi. Wich he is trying fight and defend Muslim in India.
A. PENDAHULUAN
Semenjak awal abad 18, kekuasaan kesultanan islam mongol yang berpusat di delhi semakin merosot dan
semakin melemah. Lemahnya kewibawaan dan kemampuan sultan tidak dapat
menghalangi kehendak para amir akan melepaskan diri dan berkuasa penuh di
wilayah mereka. Selain itu kaum brahmana juga mulai bergerak untuk membangun
kembali kerajaan Hindu di india.[1]
Raja mararta yang sebelumnya mulai mamberontak dan bergerilya, Akhirnya
berhasil membebaskan diri dan mendirikan kerajaan hindu di india barat.
Demikian pula golongan Sikh memenangkan pula pemberontakkannya.[2]
Bangsa inggris semenjak permulaan abad ke 17, sudah tiba di india
sebagai pedagang dan mendirikan angkatannya yang bernama “ The East India
Company “ [3].
Mengetahui pertentangan-pertentangan di wilayah islam sepihak , antara
kesultanan islam dan bekas kerajaan hindu sebagai taklukannya di pihak lain.
Akhirnya inggris menjalankan politiknya yakni mengail di air keruh.
Keinginannya bukan saja untuk berdagang tetapi juga untuk menguasai
wilayah india terutama di pabrik-pabri
yang mereka dirikan untuk berdagang. Akhirnya dengan politik adu dombanya,
akhirnya ia berhasil menguasai daerah india yang mana daerah pertama yang
berhasil. Madras dapa di kuasai pada tahun 1639, dan Bombay pada tahun 1660.
Demikianlah selanjutnya dengan kekuatan bedil, politik dan senjata uang, maka
dilumpuhkan lah kekuaatan hakiki islam mongol. Hal itu diderita pula oleh
kerajaan Hindu seperti raja Martha yang berusaha melawan Inggris pada tahun
1817-1818.[4]
Bangsa Hindu dan umat islam tidak menyukai kehadiran bangsa inggris di
india, ada beberapa alasan yang menyebabkannya. Terutama sekali mereka adalah
bangsa-bangsa yang berpegang teguh pada agama dan tradisi mereka. Masyarakat
india khawatir, jika masyarakat Inggris merusak,tradisi dan budaya mereka.
Karena inggris juga mendirikan sekolah-sekolah nasrani, dan juga bangsa inggris
kurang menghargai cendekiawan india kehidupan mereka. Dari pihak mongol pun
tidak menyukai karena mereka menjadikannya sebagai boneka [5].
Rakyat di India barat tengahpun juga tidak menyukai Inggris, terutama
pada nggota Tariqa’i Al-muhammadi. Pada kenyataannya masyarakat hindu lebih
cepat menyerap kebudayaan Barat jika dibandingkan dengan masyarakat islam. Maka
merekalah yang dahulu memperoleh kemajauan[6].
Orang-orang Hindu yang lebih maju ini,
terus menngeser kedudukan orang islam sebagai pegawai dan juga sebagai pejabat
pemerintah. Apabila sikap kaum muslimin tetap kaku dalam menghadapi kenyataan ini, jelaslah tebyang
pembentukan di negara india tidak akan pernah terlaksana. Ats pertimbangan
inilah maka masyarakat terpelajar kelas menengah dan atas, dibawah pengaruh
sayyid ahmad khan, menampakkan persahabatan dengan Inggris. Pada tahun 1870,
munsul fatwa tidak boleh mmerangi bangsa Inggris dengan pertimbangan dan juga
argumen.
B. GERAKAN
PEMBAHARUAN SEBELUM PERIODE MODERN DI INDIA
Pada permulaan
abad ke-18 Kerajaan Mughal di India, mulai memasuki zaman kemunduran. Perang
saudara untuk merebut kekuasaan di Delhi selalu terjadi setelah Auragzeb
meninggal dunia di tahun 1707, puteranya yang bernama Muazzam lah yang berhasil
mengganti ayahnya sebagai Raja dengan nama Bahadur Syah. Lima tahun kemudian,
terjadi pula perebutan kekuasaa antara putera-putera Bahadur Syah. Dalam
persaingan ini, Jendral Zulfikar Khan turut memainkan rol penting dan atas
pengarunya, putra terlemah, Jahandar Syah dinobatkan sebagai raja. Tetapi
Jahandar Syakh mendapat tantangan dari keponakannya Muhammad Farrukhsiyar.
Dalam pertempuran yang terjadi di tahun1713, Farrukhsiyar memperoleh kemenangan
dan dpat mempertahankan kedudukannya sampai tahub 1719. Raja ini mati dibunuh
oleh komplotan Sayid Husain Ali dan Sayyid Hasan Ali, dua bersaudara yang pada
hakekatnya memegang kekuasaan di Istana Delhi. Sebagai gantinya mereka angkat
Muhammad Syah (1719-1748). [7]
Dalam keadaan serupa ini, tidak
mengherankan kalau golongan-golongan Hindu yang ingin melepaskan diri dari
kekuasaan Mughal mengambil sikap mnentang. Baharudin Syah, umpamanya, mendapat
tantangan dari golongan Sik dibawah pimpinan Banda. Di sebelah utara Delhi
mereka dapat merampas kota Sadhaura. Dalam serangan ke kota Sirhind mereka
mengadakan perampasan dan pembunuhan terhadap penduduk yng beragama islam.
Golongan Maratha dibawah pimpinan Baji Rao dapat merampas sebahagia dari daerah
Gujarat di tahun 1732 dan pada tahun 1737, malahan dapat menyerang sampai perbatasan
Ibu Kota. Tetapi setelah mengetahui bahwa tentara Mughal bergerak menuju Delhi,
mereka mengundurkan diri.[8]
Dari pihak
Inggris telah mulai pula diperbesar usaha-usaha untuk memperoeh daerah –daerah
kekuasaan di India, terutama untuk
memperoleh daerah-daerah kekuasaan di India, terutama di Benggal. Dalam
pertempuran-pertempuran, umpamanya di Plassey pada tahun 1757 dan Buxar tujuh
tahun kemudian, Inggris memperoleh kemenangan. Daerah kekuasaan Mughal kian
lama kian kecil. Serangan terhadap Delhi bukan datang dari dalam saja, tetapi
juga dari luar India. Di Persia, Nadir Syah dapat merebut kekuasaan dan karena
Dutanya tidak diterima Raja Mughal Mahmud Syah untuk beraudiensi, ia memutuskan
untuk memukul Delhi. Pesyawar dan Lahore dapat dikuasainya di tahun 1739 dan
dari sana meneruskan serangan sampai ke Ibu Kota. Tentara Mughal yang datang
menemuinya dapat ia kalahkan. Di Delhi ia mendapat perlawanan dari rakyat dan
sebagai hukuman ia memberi izin kepada tentara untuk mengadakan perampasan dan
pembunuhan besar-besaran. Kerajaan Mughal ia wajibkan membayar umpeti dan
daerah-daerah yang terletak di sebelah barat sungai indus, ia digabungkan
dengan Persia.
Suasana seperti
digambarkan di atas menyadahkan pemimpin-pemimpin islam di India akan kelemahan
umat. Salah satu dari pemuk itu adala Syah Waliyullah tahun 1703-1762. Ia lahir
di Delhi dan mendapat pendidikan dari orang tuanya Syah Abd Al-Rahim seorang
sufi dan ulama yang memiliki madrasah. Setelah dewasa ia ikut mjengajar di
madrasah itu. Selanjutnya ia pergi naik haji dan selama setahun di Hijaz ia
sempat belajar pada ulama-ulama yang ada di Makkah dan Madinah. Ia kembali ke
Delhi tahun 1732 dan meneruskan pekerjaan lamanya sebagai guru. Disamping ituia
banyak mengarang karangan diantaranya buku Hujjatullah Al-Balighah.[9]
Diantara
sebab-sebab yang membawa kepada kelemahan umat islam, menurut pemikirannya yang
pertama perubahan sistem pemerintahan dalam islam dari sistem kekhalifahan
menjadi sistem kerajaan. Yang kedua adalah perpecahan yang terjadi di kalangan
umat islam. Sebab lain ialah masuknya adat istiadat dan ajaran-ajaran bukan
islam kedalam keyakinan umat islam. Di India umat islam menurut penglihatannya
banyak dipengaruhi oleh adat isstiadat dan ajaran-ajaran Hindu. Syah Waliyullah
tidak setuju dengan taklit, mengikut patuh pada penafsiran dan pendapat
ulama-ulama di masa lampau. Ini menurutnya merupakan salah satu penyebab bagi
kemunduran umat islam. Dalam rangka pemikiran ajaran murni dan adat istiadat
yang masuk ke dalam islam yaitu memperbedakan antara islan universal dn islam
yang mempunyai corak lokal.[10]
C. Gerakan Mujahidin
Gerakan mujahidin merupakan gerakan
yang dicetuskan oleh Syah Waliyullah di abad ke-18 yang ditruskan oleh anaknya
Syah Abdul Aziz (1746-1823)[11].
Ketika umumnya masyarakat berpendapat bahwa belajar bahasa eropa itu di
haramkan justru Syah Abdul Azis memberikan fatwah baru yaitu, belajar bahasa
eropa tidak hanya boleh namun sangat dianjurkan untuk kemajuan peradaban umat
islam di india.Saat inggris mulai menamam kekuasaan di india dan kemajuan
peradaban barat mulai diarasakan penduduk india baik mereka yang menganut agam
islam maupun yang menganut agam hindu, tetapi dalam hal ini mereka yang bergama
hindu lebih banyak terpengaruh oleh peradaban baru tersebut, sehingga perdaban
umat hindu disana jauh lebih maju daripada umat islam, untuk itu Syah Abdul
Aziz dan pemimpin pembaharuan sesudahnya, terutama Sir Sayyid Ahmad Khan ingin
mengatasi hal tersebut.
Sayyid
Ahmad Syahid yang merupakan murid dari Syah Abdul Aziz, ia lahir pada tahun
1786 di Rac Bareli, suatu tempat yang terletak di dekat Lucknow, beliau
merupakan murid darih Syah Abdul Aziz yang berpangur dalam gerakan yang
melaksanakan ajaran Syah Waliyullah. Dalam masa mudanya Sayyid Ahmad Syahid dia
memperoleh pengetahuan dan pengalaman kemiliteran yang berguna dalam memimpin
gerakan mujahidin ini dari pasukan berkuda Nawab Amir Khan. Setelah terjadi
perdamaian antara kekuasaan inggris dan india, Sayyid Ahmad Syahid meninggalkan
dunia kemiliteran dan berguru kepada Syah Abdul Aziz. Setelah memiliki cukup
ilmu tentang keagamaan yang diperoleh dari Syah Abdul Aziz,Sayyid Ahmad Syahid
mulai berdakwah, tidak hanya berdakwah di Delhi saja tetapi juga di daerah yang
jauh dari kota. Dengan bantuan murid-murid dari Sayyid Ahmad Syahid dia
berhasil membuat buku yang berjudul Sirat-i Mustaqim, dan buku tersebut berisi
tentang pemikiran – pemikiran pembaharuan yang dimajukan oleh Syah Waliyullah.[12]
Menurut
Sayyid Ahmad Syahid umat islam di india mengalami kemunduran dikarenakan agama
yang dianut mereka disana bukan lagi agama murni tetapi agama yang sudah
bercampur dengan faham yang berasal dari persia, dalam hal ini umat islam harus
kembali keajaran yang murni yaitu kembali ke Al-Qur’an dan Hadist, dengan
kembalinya mereka ke 2 pilar tersebut bid’ah yang sudah melekat pada tubuh
orang islam akan dapat dihilangkan. Dalam mengembalikan agama ke agama yang
murni, pertama kali yang harus dibersihkan ialah tauhid yang dianut umat islam,
membersihkan dari faham dan praktek kaum tarekat sufi seperti kepatuhan tidak
terbatas terhadap guru dan ziarah ke kuburan wali untuk meminta syafa’at, juga
dari faham animisme dan adat istiadat hindu yang masih terdapat dalam kalangan
umat islam di india.
Sayyid
Muhammad dengan gerakan mujahidinnya mulai berperang dan menyerang golongan
sikh di india utara, beliau menyerang pusat kerajaan tersebut yang terletak di
akora sehingga mereka mendapatkan kekalahan dan mundur. Menurut pakar sejarah
kekuatan militer Sayyid Muhammad berjumlah seratus ribu orang. Dengan bantuan
dari negara afghanistan ia mengaharapkan dapat mengambalikan daerah yang telah
meninggalkan agama islam. Dalam menjalankan jihad ini Sayyid Muhammad didukung
penuh oleh kepala suku yang berada di daerah tersebut.[13]
Dalam
peperangan ini, pasukan sikh bertambah kuat dengan dapat menarik golongna bukan
islam. Kekuatan Sayyid Muhammad berkurang dan pada pertempuran dengan pasukan
sikh di balekot beliau mati terbunuh dan dari sinilah beliau mendapatkan gelar
mati syahid, dan tidak hanya itu banyak sekali golonga mujahidin juga terbunuh
di dalam peperangan tersebut. Dengan terbunuhnya Sayyid Muhammad glongan
mujahidin terpecah menjadi dua golongan, alasan terbagi menjadi dua kelompok
ialah mereka berpendapat bahwa kekuatan sudah tidak cukup lagi untuk melakukan
jihad, maka dari dari itu salah satu dari golongan tersebut meninggalkan jihad
dan mulai fokus terhadap pendidikan, dalam hal ini golongan tersebut membangun
madrasah Doeband yang banyak perngaruhnya di india.
Sedangkan
glongan lain meneruskan jihad di bawah kepemimpinan bersaudara Maulvi Wilayat
Ali dan Maulvi Inayat Ali, pada tahun 1852 Maulvi Wilayat Ali meninggal dunia
sedangkan Maulvi Inayat Ali meninggal dunia pada tahun 1858. Setelah mereka
wafat gerakan mujahidin diteruskan oleh Maulvi Abdullah anak dari Maulvi
Wilayat Ali. Pertempuran yang tiada hentinya terus terjadi dengan pasukan sikh
di punjab, sehinnga wilayah punjab jatuh di tangan inggris. Dan dari sinilah
terjadi pertempuran langsung terhadap golongan mujahidin dan inggris.
Sementara
dikalangan umat umat hindu sudah muncul rasa tidak senang terhadap orang
inggris, dikarenakan hindu meruapakan masyarakat yang kuat dalam mempertahankan
agama dan tradisinya. Dan inggris disamping urusan dagang, mereka juga berusaha
menanamkan kebudayaan barat ke dalam masyarakat hindu. Dalam hal ini inggris
juga membangun sekolah-sekolah untuk mengajarkan bahasa serta budaya dan
ide-ide baru yang berasal dari barat yang bertujuan yang bertujuan untuk
merusak keyakinan pemuda yang menganut gama hindu. [14]
Pada tanggal 10 mei 1857 satu pasukan hindu yang berada di Meerut6,
memulai perlawan, dan membunuh perwira-perwira inggris, stelah mereka terbunuh
pasukan hindu turun ke jalan dengan peralatan senjata yang lengkap, dan
berbaris menuju delhi. Bahadur Syah kemudian diangakat sebagai sebagai raja di
india. Dengan demikian pecahlah pemebrontakan terhadap inggris yang dalam
sejarah india pemberontakan ini disebut dengan pemberontakan 1857. Dalam hal
ini kaum mujahidin juga turut mengambil bagian, tetapi pemberontakan ini gagal,
pemuka-pemukanya ditangakap dan dibunuh, Inggris beranggapan kaum islam lah
yang menjadi penggerak pemberontakan itu. Dalam hal ini pukulan hebat
dihadapkan kepada golongan islam, Delhi dipukul sehingga gedung-gedung yang
barada disana banyak yang hancur, penduduknya di usir keluar, dan delhi yang
selama ini menjadi kebanggaan mughal tidak lagi ada, yang tersisah ialah delhi
yang hancur. Sama dengan delhi gerakan mujahidin juga dihancurkan oleh pasukan
inggris, tetapi dengan hancurnya gerakan ini ini, tidak serta merta
menghancurkan seluruh ajaran Sayyid Ahmad. Ia mempunyai 4 pengikut yang masih
meneruskan ajara-ajaran tersebut.
Di atas sudah dijelaskan bahwa ada satu golongan yang meninggalkan
medan jihad dan memasuki bidang pendidikan, dan perhatian pemuka mujahidin
terhadap bidang pendidikan meningkat setelah gagalnya pemberontakan tahun 1857.
Diantara pemuka tersebut ialah Nawlana Muhammad Qasim Nanantawi dan Nawlana
Muhammad Ishaq yang merupaka cucu dari Syah Abdul Aziz, di bawah kepemimpinan mereka
suatu madrasah kecil yang bernama Darul Ulum Deobang yang meningkat menjadi
perguruan tinggi. Darul ulum inilah yang kemudian mencetak para ulama besar di
india, para ulama inilah yang mempunyai pengaruh besar terhadap masyarakat
islam di india, kedudukan Deoband di india sama dengan kedudukan Al-Azhar di
mesir.[15]
Ide-ide Syah Waliyullah yang ditonjolkan oleh Sayyid Ahmad Syahid
dan gerakan mujahidin, inilah yang menjadi pegangan Deoband, yang diutamakan
untuk pemurnian tauhid umat islam dari paham-paham salah yang dibawa tarekat
dan dari keyakinan animisme lama. Selanjutnya pemurnian yang dilakukan ialah
praktek keagamaan mereka dari segala macam bid’ah. Yang ingin di kembalikan
deoband ialah islam yang murni sebagaimana pada zaman masa Nabi, Sahabat, Tabi’in
dan pada zaman sesudahnya. Dengan demikian Deoband berpegang teguh pada tradisi
zaman klasik dan madzhab yang dianut deobang ialah madzhab hanafi. Dalam segi
politik deoband mengambil sikap anti inggris, karena deoband didirikan oleh
pemuka-pemuka gerakan mujahidin, yang melawan kekuasaan inggris dan menentang
pendidikan sekuler barat yang di bawa inggris.
Ajaran pembaharuan yang dibawa oleh Syah Waliyullah yang kemudian
diteruskna anaknya Syah Abdul Aziz yang selanjutnya di usahakan oleh Sayyid
Ahmad Syahid serta pengikutnya, banyak yang mempunyai persmaan dengan ajaran
Wahabiah dari Arab. Oelh karena itu gerakan mujahidin disebut oleh sebagian
penulis barat sebagai gerakan Wahabiah India. Tetapi gerakan Wahabiah dan
gerakan Mujahidin terdapat perbedaan yang besar terhadap ajaran sufi,
sebagaimana yang kita tahu Wahabiah dengan keras menentang taerkat sedangkan
Mujahidin banyak terpengaruhi oleh ajaran sufi di India. Syah Waliyullah
sendiri tidak menentang tasawuf dan dapat menyetujui tasawuf yang bersifat
moderat.
D.
POTRET PEMIKIRAN ISLAM DI ASIA SELATAN
A.
sayyid Ahmad khan
1. Biografi Sayyid Ahmad Khan
Ia
lahir di delhi tahun 1817 dan menurut keterangan brasal dari keturunan husein
cucu dari nabi muhammad mlalui garis keturunan fatimh dan ali . neneknya,
sayyid Al-hadi adalah pembesar islam di istana Alamaghir II (1754-1759) . Ia
mendapat didikan tradisional dalam pengetahuan agama dan disamping bhasa arab
ia juga belajar bahasa persia . Ia adalah orang yang rajin membaca dan banyak
memperluas pengetahuan dengan membaca buku dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan. Pada masa anak-anak ia mempunyai kesempatan untuk mengikuti nasib
istana mughal yang berangsur-angsur runtuh. Kakeknya sir Sayid yang asal
mulanya menjadi panglima perang di kemudian hari iberi kedudukan akdemis semi
hakim oleh kaisar kerajaan mughal.[16]
Ayahnya
bernama mir muttaqi adalah seorang pemimipin agama , tetapi karena keturunan
sayid, maka ia juga memperoleh pengaruh besar da sangat dihormati oleh kerajaan
mughal pada waktu itu[17]. Syaikh
gulam ali merupakan sahabat kental ayahnya pada waktu itu sebagai syaikh dari
tarekat mujdidi. Syaikh gulam ali sangat dekat dengan muttaqi, sayid ahmad khan
beserta keluarganya. Kenyatannya syaikh Gulam ali tidak mempunyai anak , dan
anaknya mir muttaqi dianngap sebagai anaknya sendiri. Pada waktu sayid lahir,
bapaknya membawanya ke kepada sayid itu dan memberikannya nama Ahmad, sampai
usia sekolah , ia yang mengajarkan huruf-huruf arab. Sewaktu berumur 18 tahun
ia masuk bekerja pada srikat india timur, kemudian ia bekerja sebagai hakim.
Tetapi di tahun 1846 ia kembali ke delhi dan meneruskan studinya . Pada tahun
1846 kakaknya juga meninggal, dan agar dapat mempehatikan urusan –urusan
keluarga , ia minta pindah ke delhi ,dan menetap disana hingga 185 tahun.
2.
ide-ide pembaharuan Sayyid Ahmad Khan
Dimasa
pemberontakan 1857 ia banyak berusaha untuk mencegah terjadinya kekerasan
dengan demikian banyak menolong orang inggris dari pembunuhan. Pihak Inggris
menganngap dia telah banyak berjasa bagi mereka dan ingin membalas jasanya,
tetapi hadiah yang di anugrahkan
kepadanya ia tolak . gelar sir yang
kemudian diberikan kepadanya dapat ia terima. Hubungannnya dengan inggris dapat
membaik dan ini digunakannya untuk kepentingan umat islam di india. Kedekatan
sikap kompromi Akhmad khan dengan pihak inggris sesungguhnya didasari atas 2
model pergerakan islam yang pernah ada itu gagal, yaitu kelompok militer
mujahidin dan kelompok reformis.[18]
Pada waktu ia kembali ke india
dia segera menerbitkan majalah tahdzibul Akhlaq ( pembaharuan sosial ) yang
sudah ia rencanakan dan bahkan sudah
memperoleh alat cetak blok huruf pada waktu ia berada di inggris . Dalam buku
ini ia dengan keras mengkritik semua
adat kebiasaan yang dipandang kemajuan rakyat. Ia bandingkan dengan adat
kebiasaan orang muslim dengan kebiasaan bangsa-bangsa didunia barat[19]
.
Dia
memulai kegiatannya dengan mendirikan kelompok kajian Aligarh india, yang
bertujuan untuk menyebarkan pikiran –pikiran modern dalam sejarah ekonomi dan
ilmu pengetahuan lainnya. Dia malahan menterjemahkan buku-buku berbahasa
inggris ke dalam bahasa urdu. Menurutnya belajar ilmu pengetahuan dengan pengantar bahsa inggris tidak
cukuphanay segelintir orang saja bisa mengecapnya, akan lebih besar mafa’atnya
jika lebih besar manfa’aatnya jika
ilmu-ilmu itu disalin dalam bahasa setempat, sehingga dapat di nikmati oleh
semua kalangan masyarakat . perguruan tinggi aligarh pada asanya hanyalah kerja
sayid ahmad, namun ia didukung oleh pembantu-pembantuyang ckap dan juga peranan
yang ilakukan oleh anaknya Sayid mahmud dalam merencanakan da mengatur Perguruan tinggi tersebut.
Yang mana funsinya lagi mendidik
kalangan muslim dalam jumlah yang terbatas. Sekolah itu didirikan untuk
mencetak tenaga pendidik , yang dia berharap dapaat mencetak generasi baru yang
di didik oleh sarjana barat dan timur sama-sama yang berwawasan lusa,
berpikiran jernis dan juga memiliki toleransi dlam beragama. [20]
Ia
merenungkan tragedi yang menimpa negerinya dan mendapatkan kesimpulan bahwa hal
tersebut disebabkan oleh kebodohan. Oleh karean itu ia bertekad untuk
mendidik orang yang memerinyah dan yang
diperintah , dan memungkinkan sebab-sebab terjadinya perrtentangan dan kesalah
pahaman. [21]
Dalam
aspek keagamaan khan diannggap cenderung qodariyah karena menganggap manusia
memiliki kebesan dan memanfa’atkan daya yang telah diberikan oleh tuhan, dan ia berkeyakinan bahwa segala sesuatu
itu sudah ada aturannya yang disebutnya yaitu sunnatullah . bukan hanya iu
ahmad khan membuat marah para ulama karena ysahanya menerbitkan tahdib
al-akhlak , dia mulai menafsirkan Al-qu’an , mengajak memahami alqura’an dengan
yang sesuai dengan akal,dan menganjurkan manusia untuk lebih bersandar kepada
jiwanya Al-qur;a daripada segi harfiahnya. Oleh sebab itu para ulama
memusuhinya , mereka mengambil fatwa dari tokoh agama mekah yang menilai nya
kafir dn menganjurkan orang awam untuk membunuhnya.
B.
Muhammad Iqbal
Iqbal dilahirkan pada 11873 di Sialkot, suatu kota
tua bersejarah diperbatasan Punjab Barat dan Kashmir. Seperti sebagian besar
tokoh-tokoh yang digambarkan dalam buku ini, ia datang dari keluarga
miskin,tetapi dengan bantuan beasiswa yang diperoleh di sekolah menengah dan
perguruan tinggi , ia mendapatkan pendidikan yang bagus. Setelah pendidikan
dasarnya di Sialkot ia masuk Goverment College (Sekolah Tinggi Pemerintah)
Lahore. Ia menjadi mahasiswa kesayangan Sir Thomas Arnold yang meninggalkan
Aligrarh dan pindah bekerja di Goverment College Lahore. Iqbal lulus pada tahun
1897 dan memperoleh beasiswa serta dua medali emas karena baiknta bahasa
Inggris dan Arab. Ia akhirnya memperoleh gelar M.A dalam filsafat pada tahun
1899.
Setelah menyelesaikan plajarannya,
Iqbal menjadi staf dosen di perguruan tinggi Pemerintah (Goverment College),
tetapi karier sastranya telah membayangi semua aspek kerjanya terlebih dahulu.
Pada waktu itu Iqbal mulai menulis bukunya dalam bahasa Urdu yang pertama kali
mengenai ekonomi. Pada tahun 1901 Sir Abdul Qodir mulai menerbitkan majalah
Urdu Makhzan yang memberikan tempat berpijak sastra bagi banyak penulis
berbakat yang sedang tumbuh. Dan karena Iqbal kawan dari editornya, ia harus
menyumbang karangan syair, hampir pada setiap nomor majalah tertib. Bwberapa
syairnya adalah tentang hal-hal yang berhubungan degan alam, dan mewakili
sebagian usaha yang paling berhasil yang dilakukan dalam bahasa Urdu, untuk
meniupkan tradisi-tradisi pensyairan dari Wordsworth, Coleridge dan Cowper.
Pada bagian syair yang lain kita melihat Iqbal sebagai seorang sufi dan seorang
panteis sejati.dalam seri yang ketiga, Iqbal merupkan seorang kampiun
nasionalis India yang baru bangkit.
Periode pertama karier syair Iqbal
berkhir pasa tahun 1905 sewaktu ia pergi meneruskan pelajaran di Eropa. Tetapi
sikapnya terhadap banyak hal mengalami perubahan besar. Iqbal pergi ke Inggris
sebagi seorang nasinalis dan panteis, tetapi kembali ke India sebagai
Pan-islamis dan hampir-hampir saja puritan (pemurni). Perubahan itu sebgian
karena penelitiannya pada sejarah tsawuf islam. Ia menulis diseratasinya
tentangb Developmen of Metaphysics in Persia untuk gelar Ph.D. nya, dan pada
waktu belajar ia sampai pada kesimpulan tasawuf (atau apa yang dikatakan mistik
islam) tidak mempunya dasar yang kukuh dan hstoris dalam ajaran islam yang
murni. Tasawuf merupakan pertumbuhan yang asin, bahkan tidak sehat.
Sekembalinya dari Eropa, perubahan
spiritual dan ideologis Iqbal makin mendalam. Menggambarkan proses perubahan
Iqbal dari nasionalis India kepada kampiun kebangsaan. Ia mempergunkan keahlian
puisinya yang dimiliki untuk menyatukan umat muslim, dan untuk mempercepat
proses dimana islam dapat benar-benar memenuhi misispiritual dan kulturalnya di
dunia ini. Salah satu ekspresi yang sangat penting dari perubahan sikap Iqbal
adalah “Islamic Anthem” (Lagu Kebangsaan Islam) yang disusunnya. Sejak 1907
Iqbal menganjurkan solidaritas dan pesausdaraan muslim. Namun demikian hal itu
tidak menyebabkan konflik dengan sesama rakyat senegerinya. Ia mulai menekankan
bahwa umat Hindu dan umat Muslim India adalah dua bangsa yang terpisah. Iqbal
merupakan pimpinan yangumat muslim yang diakui dan mengambil peranan aktif
dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan umat muslim pada waktu itu. Selain
itu Iqbal adalah produk dari kekuatan-kekuatan yang satu sama lain saling
bertentangan, dan seorang muslim sosialis, juga paham-paham yang sangat
rasioner bisa mendapatkan bait-bait puisinya untuk mendukung ideologi-ideologi
yang satu sama lain saling bertentangan. Pada akhir hayatnya Iqbal ingin
menulis suatu buku terdiri tentang “ Reconstruction of Religious Thought in
Islam” adalah cukup jelas untuk menunjukkan tentang kebijaksanaan dan
orisinalitasnya.
Barangkali yang berguna tentang
semua ini adalah bahwa ia menekankan kepada “Ijma” dan bentuknya yang harus
diambil dalam kondisi modern ini. Ia menyatakan,”sumber yamg ketiga dari hukum
islam adalah Ijma’ yang menurut pendapat saya merupakan pandangan hukum yang
paling penting dalam islam”. Tahun-tahun terakhir kehidupan Iqbal diliputi oleh
sakit yang lama. Ia juga menyaksikan beberapa perkembangan yang tidak
menyenangkan di propinsi-propinsi di mana Kongres memperoleh kemenangan pada
tahun 1937.bahkan lebih menekankan bahwa jiwannya lagi adalah pandanfan
sementara anak-anak muda muslim dan banyak juga ulama yang berusaha untuk
memperoleh “suatu kompromi yang tidak jantan” dengan partai lawan. Namun
keyakinan Iqbal tidak pernah luntur.
Kalau boleh meminjam kata-kata
Jinnah selamanya tidak pernah menyerah terhadap pujian murah atau yang
sebenarnya tidak berhak, “ Ia berdiri tegak seperti batu karang dalam hari-hari
yang sangat gelap”. Ia percaya bahwa umat muslim yang banyak menghadapi hujan
lebat akan dapat mengatasi ini, dan menekankan bahwa juangan sampai ada
penurunan bendera. Ia berdiri dengan tegak pada kritik penggabungan yang
setengah-setengahdari muslim Unionist kepada Liga Musli, dan merasa bahwa
apabila Liga itu harus menjadi partai massa, maka ia harus berjuang melawan
kaum Unionist yang aristokrat.
Iqbal tidak diberi umur panjang
untuk melihat realisasi dari impiannya tentang negara muslim. Ia meninggal
dunia pada 18 Maret 1938 sedikit kurang dari sepuluh tahun sebelum berdirinya
Pakistan tetapi pada waktu perjuangan akhir terjadi di propinsi yang sangat
penting, yaitu Punjab, diantara orang-orang yang menghempaskan bangunan
Unionist dan meratakan jalan untuk berdirinya Pakista, adalah anak-anak muda,
laki-laki dan perempuan , yang telah minum sepuas-puasnya dari pencurhan puisi
Iqbal. Memang pena lebih tajam daripada pedang.
II.
Beberapa dengan pembaharu-pembaharu lain, Muhammad Iqbal adalah penyair dan
filosof. Tetapi pemikirannya mengenai kemunduran dan kemajuan umat islam
mempunyai pengaruh pada gerakan pembaharuan dalam islam.
Sama
dengan pembaharuan-pembaharuan lain
1.
Ia berpendapat
bahwa umat islam selama lima ratus tahun terakhir disebabkan oleh kebekuan
dalam pemikiran.
2.
Sebab lain
terlrtak pada pengaruh zuhud yang terdapat dalam ilmu tasawuf. Menurut tasawuf
yang mementingkan zuhd, phatian harus dipusatkan kepada Tuhan dan apa
yang berada di sebali alam materi. Hal itu akhirnya membawa kepada keadaan umat
kurang mementingkan soal kemasyarakatan dalam islam.
3.
Sebab terutama
adalah hancurnya Baghdad, sebagai pusat kemajuan pemikian umat islam di
pertengahan abad ke-13. Untuk menggelakkan disintegrasi yang lebih mendalam,
kaum konservatif melihat bahwa perlu diusahakan dan dipertahankan keseragaman
hidup sosial dari seluruh umat. Untuk itu mereka menolak segala pembaharuan
dalam bidang bsyariat dan berpegang teguh pada hukum-hukum yang telah
ditentukan ulama terdahulu. Pintu ijtihad mereka tutup. Hukum dalam islam
sebenarnya, demikian iqbal, tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman. Pintu ijtihad tidak pernah tertutup. Yang
pertama berontak terhadap pendapat bahwa keempat mazhab telah membahas segala
persoalan secara finaldan dengan demikian ijtihad tidak diperlukan lagi, adalah
Ibn Taimiyyah yang lahir pada tahun 1263, yaitu 5 tahun sesudah jatuhnya Baghdad.
Pendapat bahwa ijtihd tidak tertutup dianut kemudian oleh Muhammad Abdul
Wahhab. Pada zaman modern, ijtihad telah semenjak lama dijalankan di Turki.
Islam pada hakikatnya mengajarkan dinmisme demikian pendapat Iqbal.
Konsep islam mengenai alam adalah dinamis dan senantiasa berkembang. Islam
menolak konsep lama yang mengatakan bahwa alam ini bersifat statis. Islam
mempertahankan konsep dinamisme dan mengakui adanya gerakdan perobahan dalam
hidup sosial manusia, faham dinamisme islam yang ditonjolkan inilah yang
membuat Iqbal mempunyai kedudukan pentig dalam pembaharuan di India. Intisari
hidup adalah gerak, sedang hukum hidup ialah menciptakan, maka Iqbal berseru
kepada umat islam supaya bangun dan menciptakan dunia baru. Begitu tinggi ia
menghargai gerak, sehingga ia menyebut bahwa kafir yang aktif lebih baik dari
muslim yang suka tidur. Dalam pembaharuannya Iqbaltidak berpendapat bahwa
Baratlah yang harus dijadikan model. Kapitalisme dan imperalisme Barat tak
dapat diterimanya. Barat menurut penilaiannya, amat banyak dipengaruhi oleh
materialisme dan telah mulai meninggalkan agama. Yang harus diambil umat islam
dari Barat hanyalah ilmu pengetahuannya.
Di dalam riwayat
hidupnya telah disinggung bahwa Iqbal menjadi Presiden Liga Muslim di tahun
1930. Dalam hubungan ini baik disebut bahwa sebelum pergi ke Eropa ia
sebenarnya seorang nasionalisme India. Tetapi kemudian ia robah pandangannya.
Nasionalisme ia tentang, karena dalam nasionalisme seperti yang ia jumpai di
Eropa, ia melihat bibit materialisme dan ateisme dan keduanya merupakan ancaman
besar bagi perikemanusiaan. Nasionalisme India nyang mencakup Muslin dan Hindu
adalah ide yang bagus, tetapi sulit sekali untuk dapat diwujudkan. Ia curiga
bahwa di belakang nasionalisme Indiaterletak konsep Hinduisme dalam bentuk
baru.
Di India terhadap dua
umat besar, demikian Iqbal, dan dalam pelaksanaan demokrasi Barat di India,
kenyataan ini harus diperhatikan. Tuntutan umat islam untuk memperoleh
pemerintahan sendiri, di dalam atau di luar Kerajaan Inggris, adalah tuntutan
yang wajar. India pada hakekatnya tersusun dari dua bangsa, bangsa Islam dan
bangsa Hindu. Umat islam India harus menuju pada pembentukan negara tersendiri,
terpisah dari negara Hindu di India.
Tujuan membentuk negara
tersendiri ini, ia tegaskan pada rapat tahunan Liga Muslimin di tahun 1930. Di
sinilah ide dan tujuan membentuk negara tersendiri diumumkan secara resmi dan
kemudian menjadi tujuan perjuangan nasional umat islam India. Tidak
mengherankan kalau Iqbal dipandang sebagai Bapak Pakistan. Ide Iqbal bahwa umat
islam India merupakan suatu bangsa dan oleh karena itu memerlukan satu negara
tersendiri tidaklah bertentangan dengan pendiriannya tentang persaudaraan dan
persatuan umat islam. Pengaruh Iqbal dalam pembaharuan India ialah menimbulkan
faham dinamisme dikalangan umat islam dan menunjukkan jalan yang harus mereka
tempuh untuk masa depan agar sebagai umat minoritas di anak benua itu mereka
dapat hidup bebas dari tekanan-tekanan dari luar.
ABUL A’LA AL-MAUDUDI
Namanya adalah Abul A’la Al-Maududi.
Lahir pada tahun 1903 di kota Aurangabad di wilayah Haidar Abad, India. Dia
berasal dari keluarga yang sangat terhormat. Keluarganya sangat terkenal dalam
masalah keilmuan dan agama. Ayah Abul A’la Al-Maududi tidak memasukkannya
kesekolah-sekolah yang didirikan oleh Inggris. Abul A’la Al-Maududi diajar
sendiri oleh ayahnya di rumah. Abul A’la Al-Maududi adalah pimpinan redaksi
pada tiga koran yang besar di India. Koran-koran yang dipilih oleh Abul A’la
AL-Maududi adalah koran At Taj, Muslim dan koran Al-Jam’iyyah. Koran-koran
tersebut selalu membela umat islam di India. Pada tahun 1923, Abul A’la
Al-Maududi juga mendirikan majalah bulanan independen yang bernama Turjuman
Al-Qur’an. majalah tersebut mempunyai peranan yang besar dalam pergerakan islam
di Semenanjung India. Abul A’la Al-Maududi memberikan bantahan terhadap
pemahaman orang-orang Qadiyani. Dia meminta pemerintah agar mengeluarkan para
pengikut kelompok Qadiyani darim umat islam karena bertentangan dengan
undang-undang negara. Dia kemudian menulis sebuah buku yang berjudul Al
Masalah Al Qadiyaniyah. Dia juga sering mengkritik
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah. Karena pembuatannya itu, Abul A’la
Al-Maududi hampir saja dijatuhi hukuman mati.
Dia juga memberikan bantahan terhadap orang-orang
Zindik, para penyebar pemahaman yang keliru terhadap islam dan kepada para
pengikar sunnah. Dia pernah bertemu dengan penyair Muhammad Iqbal kemudian
membujuk Abul A’la Al-Maududi agar mau pindah ke Lahore untuk berjuang
bersama-sama membangkitkan islam. Dia selalu memberikan spirit kepada umat
muslim India sampai berdirimya negara Pakistan. Pada tahun 1943, Abul A’la
Al-Maududidia mendirikan Jamaat Islami. Tujuan dari organisasi tersebut adalah
untuk mengadakan revolusi total dalam kehidupan umat islam berdasarkan
pemahaman islam yang benar danbersih dari noda-noda yang didatangkan oleh
orang-orang yang tidak senang pada islam. Organisasi tersebut juga mengajak
umat untuk menjadikan islam sebagai undang-undang negara dan memilih pimpinan
tanpa adanya perselisihan. Abul A’la Al-Maududi menggunakan pengaruhnya dan
juga organisasinya untuk membantu perjuangan rakyat Palestina. Pada tahun 1948
dia dipenjara dan dibebaskan pada tahun 1950. Pada tahun 1953, Abul A’la
Al-Maududi juga dipenjara. Kemudian dia dibebaskan setelah berada di dalam
penjara selama dua bulan. Pada tahun yang sama dia juga dipenjara lagi. Pada
tahun 1953, dia dijatuhi hukuman mati. Menanggapi hukuman tersebut dia
berkata,” Kalau memang kematian itu adalah merupakan kehendak Allah, saya
menerimanya dengan senang hati. Kalau Allah belum menakdirkan saya untuk
meninggal dunia sekarang, saya tidak mempedulikan apa yang mereka rencanakan.
Sedikitpun mereka tidak bisa menimpakan bahaya kepadaku.” Kemudian hukuman mati
tersebut diganti dengan hukuman penjara seumur hidup.
Pada tahun 1955, dia dibebaskan.
Pada tahun 1958, organisasinya yaitu Jamaat Islami dibubarkan. Keputusan
tersebut kemudian dicabut karena dianggap bertentangan dengan undang-undangyang
berlaku. Pada tahun 1964, para pemimpin Jama’at Islami dipenjara. Karena adanya
tekanan dari masyarakat, akhirnya mereka dibebaskan. Ketika kondisi kesehatan
Abul A’la Al-Maududi mulai menurun, dia menyerahkan kepemimpinan Jama’at Islami
dipenjara. Karena adanya tekanan dari masyarakat, akhirnya mereka dibebaskan.
Ketika kondisi kesehatan Abul A’la Al-Maududi menurun , dia menyerahkan
kepemimpinan Jamaat Islam kepada Ustadz Muhammad Thufail. Kemudian dia
berkonsentrasi dalam bidang pemikiran islam. Pada tahun 1961, dia membuat
rencana yang matang untuk mendirikan sebuah Universitas Islam di Madinah
Munawwarah.
Abul A’la Al-Maududi juga mendirikan
organisasi Rabithat Alam Islami. Setelah penyerangan pasukan India ke Pakistan
pada tahun 1965, dia mnyerukan umat islam untuk melakukan jihad. Abul A’la
Al-Maududi juga mengancam dengan keras kekejaman pasukan India di wilayah
Kashmir. Di samping itu, dia juga mengecam gencatan senjata antara para pejuang
Kasymir dab pasukan India serta menolak perjanjian Tashkend. Pada tahun 1967,
Abul A’la Al-Maududi dipenjara selama dua bulan. Dia selalu menyatakan bahwa
satu-satunya cara untuk membebaskan wilayah islam adalah dengan jalan militer.
Diantara karangan-karangannya adalah Mabadi’u Al Islam, Al Hijab, Tafsiru
Surati An Nur, Al Jihadu fi Sabilillah, Tadzkiratun Du’ati Al Islam, Al Inqilab
Al Islam dan lain-lain. Pada tahun 1979, Abul A’la Al-Maududi meninggal
dunia di kota New York, Amerika Serikat. Dia meninggal dunia setelah menjalani
operasi perut. Maksud dari kepergiannya ke New York adalah untuk menengok
puteranya.
PANDANGAN
ISLAM ABU A’LA AL-MAUDUDI
Pangkal tolak pandangan agamis
Maulana Maududi adalah konsepsinya tentang Tuhan. Maulana Maududi menekankan
bahwa penyerahan total kepada Tuhan inilah Islam, suatu kalimat yang menurut
akar katanya menunjukkan pada penyerahan atau ketundukan. Seanterno alam
semesta adalah muslim, yaitu dalam keadaan tunduk dan patuh kepada
Tuhan, kiarena alam semesta itu tunduk kepada hukum-hukum alam yang diatur oleh
Tuhan. Dalam hal dunia yang tidak bernyawa dan bahkan dalam hal bagian dari
hidup manusia yang di luar kontrolnya, umpamanya sistem yang berlaku pada
organisme fisik, dan sebagainya, ketundukan ini (islam) adalah tidakn atas
kemauannya sendiri, tetapi tunduk kepada kemauanTuhan. Manusia adaah unik sejauh
ia diberi oleh Tuhan, di samping lain-lain hal, kemauan bebas dan dengan
tanggung jawab moral. Ia boleh memilih untuk taat kepadaTuhan atau tidak taat
kepada Tuhan. Oleh karena itu ibadah kepada Tuhan dalam islam adalah sukarela
yang menunjukkan ketundukan manusia dengan sukarela terhadap petunjuk-petunjuk
dan perintah Tuhan.
Konsepsi tentang Tuhan dengan
penekanan sebagai satu-satunya Zat yang berkuasa dan memberi hukum memberikan
prinsip pokok otoritas. Semua prinsip, hukum, adat kebiasaan, yang berbedea
dengan petunjuk Tuhan harus dijauhi. Semua teori atau ajaran yang tidak mengacu
kepada petunjuk Tuhan dapat dianggap sebagai menolak kedauatan Tuhan dan
membikin tuhan-tuhan selain daripada Tuhan yang Esa yang sebenarnya. Tunduk dan
patuh kepada Tuhan berarti membawa seantero hidup manusia ini sesuai dengan
kemampuan Tuhan yang diwahyukan. Maulana Maududimenekankan tentang adanya dua
sikap hidup pada asasnya satu sama lain
sangat berbeda. Satu menerima Tuhan sebagai yang Maha Kuasa dan yang memberi hukum, dan dengan itu
berhadapan dengan Tuhan sebagai hamba-Nya. Sedang yang lain adalah menolak dan
memberontak terhdap Tuhan Esa yang sebenarnya sebagai yang mempunyai otoritas
untuk memerintah.
Hal yang ditekankan oleh Maulana Maududi dalah bahwa petunjuk yang
terdapatdalam Al-Qur’an dan As-Sunnah itu meliputi kehidupan seantero manusia.
Tidak ada sesuatu yang ditentang oleh Maulana Maududi dengan keras sebagaimana
terhadap sikap yang menganggap islam hanya sebagai hubungan pribadi antara
manusia dengan Tuhan, atau hanya satu kelompok doktrin metafisik, atau hanya
satu kelompok upacara saja. Berulangkali ia menekankan bahwa islam adalah jalan
hidup yang lengkap. Tidak ada perdagangan dan industri, tidak ada masalah
pemerintahan dan hubungan Internasional, tidak ada hukum sipil dan pidana,
pokoknya semua aspek kehidupan, dapat menuntut mempunyai status yang otonom,
dan dengan itu berada di luar yuridiksi islam. Seorang Muslim bukan hanya
dituntut untuk menyerahkan diri kepada Tuhan di tempat-tempat peribadatan
sajua,tetapi disemua tempat, disepanjang waktu, di sekolahan dan universitas,
di pusat perdagangan dan keuangan, dan sebagainya.
Tetapi akal manusia tanpa dibantu oleh petunjuk Tuhan sama sekali
tidak cukup untuk meletakkan prinsip-prinsip yang adil dan jujur terhadap
segala macam aspek yang beraneka ragam dari kodrat manusia dan yang membawa
kepada kebahagiaan yang sebenarnya. Maulana Maududi menyatakan bahwa dialektika
Hegel, yaitu adanya suatu testis dan antitesisnya yang diikuti oleh suatu sintesis
yang menghimpun ekstremitas sebelumnya adalah hanya sebagai betul, sekalipun
berkata yang sedemikian itu hanya merupkan pernyataan tentang fakta dantidak
mempunyai nilai normatif. Timbulnya suatu anti-tesis yang ekstrim sebagai
reaksi terhadap tesis yang barang kali juga hanya sepihak dan ekstim
menunjukkan kelemahan akal manusia apabila ia harus secara independen berusaha
untuk menetapkan seonggok norma-norma dan nilai-nilai yang bisa membawa kepada
kehidupan manusia yang betul-betul baik. Adalah karena alasan ini bahwa cara
hidup islam sebagai ditetapkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah lebih baik dan lebih
sesuai untuk dapat membawa kepada kebahagiaan manusia dan usaha untuk mencapai
kebutuhannya, apabila keselamatannya di hari kiamat, lebih dari sistem-sistemkehidupan
yang dibikin oleh manusia baik dulu maupun sekarang.
Maulana maududi menekankan bahwa
kesalahan kebudayaan modern makin jelas bagi para cendekiawan dan orang-orang
yang berpikir.ia merasabahwa kebudayaan dewasa ini berjalan di jalan kehancuran
dan disintegrasi. Dan apabila tidak ada orang yang maju ke depa dengan visi
yang kontruktif dan memberikan prinsip-prinsip alternatif untuk mengembangkan
tatanan baru, maka seantero dunia bisa meluncur kepada abad kegelapan yang
sangat mengerikan. Ini menjadikan suatu keharusan bahwa cara hidup islami
sepenuh-penuhnya doktrin metafisikanya, prinsip-prinsip tentangt tindaklaku
pribadi dan sosialnya, juga prinsip-prinsip untuk mengatur ekonomi dan negara
yang sehat, harus diambil dan dilaksanakan.
Maududi juga menekankan bahwa dari
warisan muslim yang begitu banyak, ada di antaranya yang sesuai dengan islam
dan ada yang tidak sesuai , dan elemen-elemen yang sehat dan ada yang tidak,
yang harus diteliti secara kritis dan dianalisis secara berhati-hati. Setelah
itu maka hanya elemen-elemen yang jelas-jelas diambil dari Al-Qur’an dan Sunnah
itulah yang harus dianggap mempunyai nilai
yang abadi. Demikian juga kebudayaan Barat harus dianalisis dengan teliti.
Daftar
Pustaka
Amin,
Husain Ahmad.Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam. Bandung.
PT. Remaja Rosdakarya.2003.
Mursi,
Muhammad Sa’id. Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah. Jakarta
Timur.
Pustaka Al-Kautsar.2007.
Ali,
H.A. Mukti. Alam Pikiran Manusia Modern Di India Dan Pakistan. Bandung.
Angota IKAPI.1998.
Iskandar,
Salman. 99 Tokoh Muslim Dunia. Bandung. PT Mizan Bunaya Kreativa.2007.
Prof.
Dr. Harun, Nasution. Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran Dan Gerakan.Jakarta.
PT Bulan Bintang.1975.
Jurnal
ushuluddin, vol XVIII No. 1. januari 2012
Catatan:
1.
Abstrak seharusnya
Cuma satu paragraf.
2.
Tolong
pendahuluan diperbaiki, belajar lagi cara penulisan pendahuluan.
3.
Penulisan
footnote salah, tolong diperbaiki.
4.
Tulisan dalam
makalah masih belum rapi, tolong dirapikan.
5.
Referensi belum
mencapai sepuluh buah.
6.
Penutup/kesimpulan
belum ada.
7.
Jika referensi
dari jurnal, harus dicantumkan lengkap dengan penulisa dan judulnya apa.
[1] L.
Stoddard the new world of islam,terj panitia penerbit, “Dunia Baru Islam” Jakarta 1966, h 2005
[2] Harun
nasution , pembaharuan dalam Islam, Bulan Bintang , Jakarta, 1975. H. 163.
[3] L.
Stoddard, loc. cit
[4] ODP.
Sithombing, india ,sejarah dan kebudayaannya, sumur bandung, 1962. H. 67
[5] Hamka ,
op, cit,. H, 164
[6] Harun nasution, op, cit, 165-6
[7] Harun nasution ,pembaharuan dalam islam dan
sejarah pemikirannya
[8] Ibid, hal
19
[9] Ibid,
hal.2o
[10] Ibid,
hal. 20
[11] Harun nasution ,pembaharuan dalam
islam,sajarah dan pemikir gerakan, hal 156
[12] Ibid, hal 157
[13] Ibid,
hal 159
[14] Ibid, hal 160
[15] Ibid,
hal 162
[16] Harun nautin, sejarah dalam islam, hal 165
[17] H.A
Mukti, lam pikiran islam modern di india pakistan ,hal 54
[19] A. Mukti Ali, alam pikiran islam modern,hal
70
[20] Husyain
ahmad amin,seratus tokoh dalam sejarah islam hal, 297
[21] H,a
mukti ali,alam pikiran islam modern, hal 65
Tidak ada komentar:
Posting Komentar