ASBABUN NUZUL
Ifan Nur Maulana, Hikmatun Nazilah dan Moh. Luthfi
Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas D
Angkatan 2015
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
e-mail: hikma.nazilah@gmail.com
Abstract
In this article
will be discussed about matters relating Asbabun Nuzul, ranging from the
understanding, learn Asbabun Nuzul benefits, as well as macro and micro Asbabun
Nuzul, which Asbabun Nuzul is part of scientific study Qur’an. Al-qur’an is the
holy book of islam that is used as guidance of life and it is given to prophet
Mohammad trough Jibril. Every verses of Al-Qur’an has their own history and
also causes of verses was given or well known with Asbabun Nuzul. Asbabun Nuzul
is incident or event underlying the
decline of verses of al-Qur'an to answer and solve the problems that appeared
from an incindent that happened at the time of prophet Mohammad saw. Knowing
about the reason of the verses of Al-Qur’an was relieved is one of important
aspects. Therefore, it can simplify in exploring and understanding meaning that
is contained in the verses of Al-Qur’an. And also, studying Asbabun Nuzul then
be able to put the understanding of the verses of the Al-Qur’an to correct possition
and to strenghthen the faith and devotion to Allah SWT.
Abstrak
Dalam artikel
ini akan dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan Asbabun Nuzul, mulai
dari pengertian Asbabun Nuzul, manfaat mempelajari Asbabun Nuzul serta Asbabun
Nuzul mikro dan makro, yang mana Asbabun Nuzul merupakan bagian dari kajian
ilmu Al-Qur’an.Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang digunakan sebagai
pedoman hidup dan diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara
malaikat Jibril. Setiap ayat dalam
Al-Qur’an mempunyai sejarah tersendiri dan juga sebab-sebab ayat tersebut
diturunkan atau biasa disebut dengan asbabun nuzul. Asbabun nuzul adalah suatu
kejadian atau peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat-ayat Al-Qur’an
untuk menjawab dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari suatu
peristiwa yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW. Mengetahui sebab ayat
Al-Qur’an diturunkan merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Dengan
demikian, maka dapat memudahkan dalam menggali dan memahami makna yang
terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Dan juga, dengan mempelajari Asbabun
Nuzul maka dapat menempatkan pemahaman atas ayat-ayat Al-Qur’an kepada posisi
yang benar dan dapat memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Keyword: Al-Qur’an, Asbabun Nuzul
A.
Pendahuluan
Agama
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang merupakan nabi
sekaligus rasul yang terakhir di Bumi. Seperti agama yang dibawa nabi-nabi
sebelumnya, Islam juga memiliki kitab suci yaitu Al-Qur’an sebagai sember hukum
pertama dan utama. Al-Qur’an diturunkan untuk memberi
petunjuk manusia kejalan yang lurus dengan didasarkan keimanan kepada Allah
SAW.
Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa
Arab. Oleh karena itu, ada anggapan bahwa setiap orang yang mengerti bahasa
Arab pasti isi Al-Qur’an. Selain itu, ada juga orang yang merasa telah dapat
memahami dan menafsirkan makna dari setiap ayat dalam Al-Qur’an dengan bantuan
terjemahan sekalipun ia tidak mengerti bahasa Arab. Anggapan seperti ini
sebenarnya tidaklah benar, sebab banyak orang yang mengerti bahasa Arab namun
ia tidak mengerti isi yang terkandung dalam Al-Qur’an. Untuk itu dalam
menafsirkan isi Al-Qur’an perlu adanya pemahaman tentang Asbabun Nuzul.
Asbabun Nuzul adalah sebab-sebab
turunnya suatu ayat dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat Al-Qur’an dapat dikategorikan
menjadi dua kelompok menurut sebab turunnya ayat, yaitu ayat yang turun dengan
adanya sebab dan ayat yang turun tanpa adanya sebab atau peristiwa yang
melatarbelakanginya seperti ayat-ayat yang menceritakan umat terdahulu,
berita-berita alam ghaib, keadaan hari kiamat, dan sebagainya.
Asbabun Nuzul merupakan salah satu
bagian dari kajian ilmu Al-Qur’an yang penting untuk dipelajari. Dengan
demikian, maka akan lebih mudah memahami isi Al-Qur’an serta menempatkan
pemahamannya kepada posisi yang benar dan lebih memperkuat iman dan taqwa
kepada Allah SWT. Tulisan ini akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan
dengan Asbabun Nuzul, yaitu pengertian Asbabun Nuzul, kegunaan mempelajari
Asbabun Nuzul serta Asbabun Nuzul mikro dan makro.
B.
Pembahasan
1. Pengertian Asbabun Nuzul
Asbabun
Nuzul secara bahasa berarti sebab turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Al-Qur’an
diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur dalam
masa lebih kurang 23 tahun.Al-Qur’an diturunkan untuk memperbaiki aqidah,
ibadah, akhlak, dan pergaulan manusia yang sudah menyimpang dari kebenaran. Karena
itu, dapat dikatakan bahwa terjadinya penyimpangan dan kerusakan dalam tata
sila kehidupan manusia merupakan sebab umum Al-Qur'an diturunkan. Asbabun Nuzul
(sebab-sebab turun ayat) di sini yang dimaksudkan adalah sebab-sebab yang
secara khusus berkaitan dengan turunnya ayat-ayat tertentu.[1]Jadi
didalam asbabun nuzul terdapat sebab-sebab khusus yang melatar belakangi suatu ayat
diturunkan olehh Allah SWT kepada umat Islam.
Shubhi
Al-Shalih memberikan definisi Asbabun Nuzul sebagai berikut:
“Sesuatu
yang dengan sebabnya turun suatu ayat atau beberapa yang mengandung sebab itu,
atau memberi jawaban terhadap sebab itu, atau menerangkan hukumnya pada masa
terjadinya sebab tersebut”.[2]
Jadi
dapat disimpulkan bahwa suatu ayat yang ada didalam Al-Qur’an itu turun
dikarenakan ada suatu sebab. Dan suatu sebab itu juga bisa dikarenakan karena
ada faktor pertanyaan atau suatu permasalahan yang terjadi pada masa umat nabi
Muhammad SAW sehingga turunlah jawaban dari Allah SWT untuk menannggapi
pertanyaan atau untuk memecahkan permasalahan yang ada pada umat nabi Muhammad
SAW.
Selain
itu turunnya suatu sebab tersebut juga berkaitan terhadap hukum-hukum Islam
untuk mengatur umat manusia dari alam kesesatan. Jadi Asbabun Nuzul juga
diturunkan untuk memberikan aturan-aturan atau aqidah-aqidah pada umat Islam,
yang kemudian menjadi hukum-hukum Al-Qur’an.
Setelah
dikaji dengan cermat, sebab turunnya suatu ayat itu berkisar pada dua hal :
a.
Jika
terjadi suatu peristiwa, maka turunlah ayat Al-Qur‘an mengenai peristiwa itu.
Hal itu seperti diriwayatkan dari Ibnu Abbas,
“Ketika turun ayat, ‘Dan peringatkanlah kerabat kerabatmu yang terdekat, Nabi
turun dan naik ke bukit Shafa, lalu berseru, ‘Wahai kaumku!’ Makai mereka
berkumpul ke dekat Nabi. Beliau berkata lagi, ‘Bagaimana pendapatmu bila aku
beritahukan kepadamu bahwa di balik gunung ini ada sepasukan berkuda hendak
menyerang kalian, percayakah kalian apa yang kukatakan?’ Mereka menjawab, ‘Kami
belum pernah melihat engkau berdusta.’ Nabi melanjutkan, ‘Aku memperingatkan kamu
sekalian tentang siksa yang pedih.’ Ketika itu Abu Lahab berkata"
'Celakalah engkau, apakah engkau mengumpulkan kami hanya untuk urusan ini? Lalu
ia berdiri maka turunlah surat ini Celakalah kedua tangan Abu Lahab.[3]
Dari
kutipan tersebut dapat diketahui bahwa suatu ayat turun dikeranakan terdapat
suatu peristiwa yang berkaitan langsung dengan baginda nabi Muhammad saw.
dimana ayat tersebut ditujukan untuk mengetahui peristiwa penting yang terjadi
dengan beliau. Jadi dalam hal ini dapat diperoleh pengetahuan akan peristiwa
penting yang terjadi dengan nabi Muhammad SAW untuk diambil hikmah sebagai
bahan ajar.
b.
Bila Rasulullah ditanya tentang
sesuatu hal, maka turunlah ayat Al-Qur‘an menerangkan hukumnya.
Hal
itu seperti yang terjadi pada Khaulah binti Tsa’labah dikenakan ia terkena
zihar oleh suaminya, Aus bin Shamit. Lalu ia datang kepada Rasulullah
mengadukan hal tersebut. Aisyah berkata, “Maha suci Allah yang pendengaran-Nya
meliputi segalanya. Aku mendengar ucapan Khaulah binti Tsa’labah itu, sekalipun
tidak seluruhnya. Ia mengadukan suaminya kepada Rasulullah. Katanya, ‘Wahai
Rasulullah, suamiku telah menghabiskan masa mudaku dan sudah beberapa kali aku
mengandung anaknya, setelah aku menjadi tua dan aku tidak beranak lagi, ia
menjatuhkan zihar kepadaku! Ya Allah sesungguhnya aku mengadu kepada-Mu’.”
Aisyah berkata, “Tiba-tiba Jibril turun membawa ayat-ayat ini, ‘Sesungguhnya
Allah telah mendengar perkataan perempuan yang mengadu kepadamu tentang
suaminya,’ yakni Aus bin Shamit.[4]
Dalam
hal ini suatu ayat yang turun untuk menerangkan tentang hukum-hukum Islam.
Sehingga dapat diketahui bahwa didalam Al-Qur’an itu sendiri sudah menerangkan
tentang hukum-hukum Islam
Dipandang dari segi peristiwa nuzul-nya, ayat AI-Qur’an ada dua macam. Pertama, ayat yang diturunkan
tanpa ada keterkaitannya dengan sebab tertentu, tetapi semata-mata sebagai
hidayah bagi manusia. Kedua, ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan lantaran adanya
sebab atau kasus tertentu. Misalnya pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam
atau bukan Muslim kepada Rasulullah atau adanya kasus tertentu yang memerlukan
jawaban sebaagai sikap Syariat Islam terhadap kasus tersebut. Ayat-ayat macam
kedua inilah yang dibahas dalam kaitan pembicaraan Asbabun Nuzul.[5]
Dari penjelasan tersebut dikemukakan
bahwa suatu peristiwa turunnya suatu ayat al-quran ada dua macam. mulai dari
tanpa adanya suatu problem atau hubungan dan karena adanya suatu problem yang
memerlukan pemecahan untuk mengatai problematika tersebut.
2.
Sebab-sebab
turunya suatu ayat
Suatu
ayat atau beberapa ayat turun untuk menerangkan hal yang berhubungan dengan
peristiwa tertentu atau memberi jawaban terhadap pertanyaan tertentu. Berikut
ini adalah sebab-sebab turun ayat dalam bentuk peristiwa yang ada tiga macam:
Pertama, Disebabkan peristiwa pertengkaran, Contoh peristiwa ini adalah
perselisihan yang berkecamuk antara suku Aus dengan suku Khazraj. Perselisihan
tersebut muncul dari intrik-intrik yang dihembuskan oleh kelompok Yahudi
sehingga mereka berteriak: senjata! senjata! (perang! perang!).[6]Peristiwa
tersebut menyebabkan turunnya Surah Ali Imran ayat 100 yang berbunyi:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ
Artinya
:
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu
mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan
mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. ( QS. Al-imran /
100 )[7]
Ayat tersebut dilanjutkan sampai beberapa ayat sesudahnya.
Hal ini merupakan cara terbaik untuk menjauhkan orang dan perselisihan dan
merangsang orang untuk berkasih sayang satu dengan lainnya, memiliki rasa
persaudaraan yang tinggi dan kekompakan atau kesepakatan yang kuat.[8]
Kedua, disebabkan peristiwa kesalahan yang serius. Contoh, seorang yang
menjadi imam dalam shalat dan orang tersebut dalam keadaan mabuk. Sehingga
orang tersebut salah membaca Surah Al-Kafirun. Oleh karena itu maka turunlah
surah An-nisa ayat 43 yang melarang orang mengerjakan sholat ketika mabuk. Ayat
tersebut berbunyi :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ
حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti
apa yang kamu ucapkan (QS. An-nisa / 43).[9]
Ketiga, ialah Disebabkan adanya cita-cita dan keinginan.
Contoh, sejarah mencatat ada beberapa ucapan yang ingin diucapkan oleh Umar
a1-Khattab,tapi diatidak berani, kemudian turun ayat misalnya yang diinginkan
oleh Umar, ayat 14 dalam Surah A1 Mukminun yang berbunyi:
فَتَبَارَكَ
اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Artinya:
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik (QS.Al-mukminun/14 )[10]
3.
Analisis Asbabun
Nuzul
a.
Teori asbabun nuzul klasik
Analisis
Asbabun Nuzul ini menurut teori ulumul quran klasik, mengedepankan pemahaman
terhadap riwayat, sebab sumber utama dari asbabun nuzul berupa riwayat-riwayat
yang menceritakan tentang sebab turunnya ayat Al-Qur’an. Oleh sebab itu,
kekuatan Asbabun Nuzul klasik sangat bergantung pada kesahihan riwatnya.[11]
Selain
dari kekuatan tersebut, terdapat problematika dalam memahami Asbabun Nuzul.
Kesulitan tersebut sebab beberapa riwayat asbabun nuzul ada sebab turunnya
diriwayatkan berkali-kali dan menceritakan tentang kondisi yang berbeda
sedangkan ayat yang dijelaskan hanya satu. Disamping itu ada kondisi yang
sebaliknya dimana sebab yang diceritakan dalam beberapa riwayat hanya satu,
sedangkan ayat yang disebabkan turunya hanya satu.
b.
Teori asbabun nuzul modern
Dalam
perkembangannya, analisis asbabun nuzul ini dianggap tidak bisa memenuhi
kebutuhan pemaknaan terhadap semua ayat al-quran karena tidak semua ayat tidak
mempunyai latar belakang turunnya secara langsung. Oleh sebab itu Studi
Al-quran kontemporer memerlukan suatu analisis yang teoritis yang lebih luas
dengan menggunakan beberapa metode pendekatan teoritikal.[12]
Dari
dua teori tersebut, bahwa kemajuan zaman ini tidak cukup hanya dengan suatu
riwayat saja dalam memahami makna isi kandungan di dalam ayat al-quran, tetapi
harus melakukan pendekatan yang lebih teoritis sehinnga hasilnya akan lebih
memuaskan dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
4.
Kegunaan
mempelajari Asbabun Nuzul
Adapun di antara
manfaat memahami Asbabun Nuzuladalah sebagai berikut :
a.
Dapat dijadikan sebagai alat
bantu (penolong) untuk memahami ayat suci
al-Qut'an dengan benar.
Jika seorang
muslim mengerti Asbabun Nuzul suatu ayat maka ia akan mengerti makna hakiki
dari ayat tersebut. Berkenaan dengan hal ini, banyak ulama memberikan komentar[13],
misalnya:
1) Imam
Al-Wahidi, “Memahami tafsir ayat suci al-Qur'an tidak mungkin bisa dilakukan
tanpa mengetahui kisah dan penjelasan tentang Asbabun Nuzul.”
2) Imam
Ibnu Daqiqal-I’d, “Penjelasan tentang Asbabun Nuzul merupakan cara terbaik untuk
memahami makna al-Qur’an.”
3) Imam
Ibnu Taimiyah, “Mengetahui Asbabun Nuzul dapat membantu memahami makna ayat
suci al-Qur’an. Alasannya, mengetahui penyebab turunnya ayat, dapat melahirkan
pengetahuan tentang akibat dari penyebab tersebut.”
Dari
penjelasan diatas dapat diketahui pulabahwa dengan mempelajari Asbabun Nuzul maka
secara tidak sengaja kita telah mempelajari tentang kandungan isi dalam
al-quran. Sehingga akan mengerti tentang
makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an tersebut. Dengan demikian,
mempelajari asbabun nuzul maka kita akan lebih mengerti secara mendalam tentang
isi dan kandungan dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Dalam
hal lain, jika umat Islam ingin memperdalam tentang ilmu Al-Qur’an tidak ada
salahnya untuk mempelajari asbabun nuzul. Sehingga selain mengerti Asbabun Nuzul
juga akan mengerti tentang ilmu-ilmu yang ada di Al-Qu’ran.
Aplikasi
dari manfaat Asbabun Nuzuladalah sebagaimana tercermin dalam kisah Urwah bin az-Zubair.
Ia memahami bahwa bukanlah dianggap sebuah kesalahan (dosa) bagi orang yang
tidak melakukan sa’i antara Shafa dan Marwa, karena Allah SWT berfirman :
إِنَّ
الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ
اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَنْ تَطَوَّعَ
خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Artinya:
Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah
sebahagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah
atau ber'umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka
sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui (QS.
Al-baqarah /158).[14]
b.
Mengetahui hikmah penetapan
hukum-hukum Al-Qur'an.
Hal ini
memberikan banyak manfaat bagi umat Islam, yaitu menambah serta mengokohkan
keimanan mereka. Dan, hal ini juga memberikan banyak manfaat bagi orang-orang
non muslim, yaitu mengantarkan mereka pada hidayah, jalan yang lurus, serta
menemukan segala sesuatu yang ada dalam syariat Islam, yaitu keadilan, membela
yang benar, dan menyalahkan yang salah. Andaikan orang-orang non muslim
mengetahui bahwasanya Al-Qur’an memerintahkan mereka untuk mengikuti ajaran
yang ada di dalamnya, serta mengajarkan agar mereka selalu berbuat adil terhadap
musuh atau pun kawan, kaya atau miskin, maka mereka akan menilai bahwasanya
hukum syariat ini, jika mereka bersedia mengakui, benar-benar datang dari sisi
Allah SWT, serta segala sesuatu yang disampaikan oleh Rasulullah SAW benar-benar
dari sisi-Nya.[15]
Perhatikan ayat berikut:
يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُواكُونُواقَوَّامِينَلِلَّهِشُهَدَاءَبِالْقِسْطِۖوَلَايَجْرِمَنَّكُمْشَنَآنُقَوْمٍعَلَىٰأَلَّاتَعْدِلُواۚاعْدِلُوا
هُوَأَقْرَبُلِلتَّقْوَىٰۖوَاتَّقُوااللَّهَۚإِنَّاللَّهَخَبِيرٌبِمَاتَعْمَلُونَ
Artinya:
Hai orang-orang
yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran)
karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan ( QS. Al-maidah / 8 )
Adapun
diantara manfaat mengetahui Asbabun Nuzul ialah mengetahui hikmah penetapan
hukum-hulum Al-Qur’an. Hal ini memberikan banyak manfaat bagi umat Islam,yaitu
dapat menambah serta mengokohkan keimanan mereka.
Jadi,
dapat disimpulkan pula bahwa dengan mengetahui penetapan hukum ayat Al-Qur’an
akan meningkatkan keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT sang penguasa alam
semesta.
Dengan
kuatnya iman kita dari mempelajari Al-Qur’an maka ini akan menghindarkan kita
dari perbuatan keji dan dosa. Sehingga kita selalu terhindar dari kemaksiatan
dan perbuatan dosa dan semoga dapat menuntun ke jalan yang lurus.
5.
Faedah mempelajari Asbabun Nuzul dalam Dunia Pendidikan dan
Pengajaran.
Dalam dunia pendidikan, para pendidik mengalami banyak kesulitan dalam
penggunaan media pendidikan yang dapat membangkitkan perhatian anak didik
supaya jiwa mereka siap dan minat menerima pengajaran, dan seluruh potensi
intelektualnya terberdayakan untuk mendengarkan dan mengikuti pelajaran. Tahap
pendidikan dasar dalam suatu pengajaran memerlukan kecerdasan yang dapat
membantu guru dalam menarik minat anak didik terhadap pelajarannya dengan
berbagai media yang cocok. Juga memerlukan latihan dan pengalaman yang cukup
lama dalam memilih metode pengajaran yang efektif dan sejalan dengan tingkat
pengetahuan anak didik tanpa adanya kekerasan dan paksaaan.
Tahap pendidikan dasar itu disamping bertujuan membangkitkan perhatian
dan menarik minat anak didik, juga ditujukan memberikan konsepsi menyeluruh
mengenai kurikulum palajaran, agar guru dapat dengan mudah membawa anak
didiknya dari hal-hal yang bersifat umum kepada yang khusus, sehingga
materi-materi pelajaran yang telah ditargetkan dan dapat dikuasai secara detil
sesudah anak didik itu memahaminya secara garis besarnya.
Kaitannya dengan pengetahuan tentang Asbab An-Nuzul adalah ia merupakan
media paling baik untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan dalam mempelajari
Al-Qur‘an Al-Karim baik bacaannya maupun tafsirnya.
Asbab An-Nuzul ada kalanya berupa kisah tentang peristiwa yang terjadi,
atau berupa pertanyaan yang disampaikan kepada Rasulullah untuk mengetahui
hukum suatu masalah, hingga Al-Qur‘an pun turun meresponnya. Seorang guru
sebenarnya tidak perlu membuat pengantar pelajaran dengan sesuatu yang baru
dipilihnya, sebab jika ia menyampaikan Asbab An-Nuzul, maka kisahnya itu sudah
cukup untuk membangkitkan perhatian, menarik minat, memusatkan potensi
intelektual dan menyiapkan jiwa anak didik untuk menerima pelajaran, serta
mendorong mereka untuk mendengarkan dan memperhatikannya.
Mereka akan segera dapat memahami pelajaran itu secara umum dengan
mengetahui Asbab An-Nuzul, karena di dalamnya terdapat unsur unsur kisah yang
menarik. Selanjutnya jiwa mereka akan bersemangat untuk mengetahui ayat apa
yang diturunkan dengan sebab turunnya ayat itu, apa rahasia-rahasia perundangan
dan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, yang kesemua ini memberi petunjuk
kepada manusia ke jalan yang lurus, jalan menuju kekuatan, kemuliaan, dan
kebahagian.
Para pendidik dalam dunia pengajaran dan pendidikan di bangku bangku
sekolah atau pendidikan umum, dalam memberikan bimbingan perlu memanfaatkan
konteks Asbab An-Nuzul dalam memberikan rangsangan kepada peserta didik yang
tengah belajar dan masyarakat umum yang dibimbing. Cara demikian merupakan cara
paling bermanfaat dan efektif untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan
tersebut. [16]
Dalam hal ini ada baik jika sebagai seorang pendidik untuk mengambil
hikmah dari proses sabab an nuzul yaitu sebab dari proses turunnya ayat Al-Qur’an
sebagai bahan implikasi dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat berguna
sebagai pedoman bagi seorang pendidik.
Mempelajari
Asbabun Nuzul bagi turunnya Al-Qur’an sangat penting terutama dalam memahami
ayat-ayat yang menyangkut hukum.[17]Dapat
diketahui bahwa dalam Al-Qur’an sudah terdapat hukum-hukum islam, dalam hal ini
ada baiknya untuk mengkaji hukum-hukum islam tersebut sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga
terjadi lingkungan yang kondusif setelah mengetahui hukum-hukum Islam,
masyarakat menjadi aman terhindar dari perbuatan kejahatan.
6.
Asbab dalam
perspektif mikro dan makro
a. Asbabun
Nuzul mikro
Proses turunnya Al-Qur‘an (ayyama
wuquihi) yang merupakan syarat mutlak dalam menjelaskan Asbab Nuzul, dalam
tradisi kajian Ulumul Qur‘an. Konsekuensinya dari kata tersebut berarti ada
ayat-ayat bahkan sebagian besar ayat Al-Qur‘an tidak mempunyai asbab nuzul.
Oleh karena itu banyak ayat-ayat Al-Qur‘an yang tidak dapat difahami maksudnya
dengan benar. Untuk itu harus didukung oleh asbab nuzul makro, yaitu latar
belakang historis masyarakat Arab ketika Al-Qur‘an diturunkan. [18]
Sebagaimana pentingnya Asbabun Nuzul ini untuk
mempertegas dan mempermudah dalam memahami ayat ayat Al-Quran. Dan perlu
dijelaskan kembali bahwa tidak semua diturunkannya ayat ayat Al Quran itu ada
sebab/peristiwa yang terjadi atau pertanyaan yang diajukan. Dengan mengungkap
sebab turunnya ayat Al-Quran melalui kisah adalah cara menerangkan yang jelas
mengenai sesuatu yang bernilai tinggi. Definisi ini memberikan pengertian bahwa
turun suatu ayat adakalanya berbentuk peristiwa dan adakalanya berbentuk
pertanyaan.
b. Asbabun
Nuzul makro
Jalan keluar yang ditetapkan oleh para ulama untuk mengkompromikan atau mentarjihkan
riwayat-riwayat Asbabun Nuzul yang saling bertentangan dan memberikan kesan
bahwa yang dipentingkan para ulama adalah kebenaran formal.
Asbabun Nuzul yang diterapkan oleh para ulama yang berkaitan langsung
dengan penafsiran Al-Qur‘an sangat kasuistik. Asbabun Nuzul yang bersifat makro
yaitu bahwa Asbabun Nuzul bukan hanya berupa peristiwa dan pertanyaan yang
melatarbelakangi turunnya ayat yang menyangkut sosio historis.[19]Namun
Asbabun Nuzul makro ialah sabab yang membahas secara menyeluruh menyangkut
hubungan sosial didalam masyarakat arab pada waktu itu.
C.
Penutup
dan kesimpulan
Asbabun Nuzul (sebab-sebab turunnya suatu ayat)
adalah salah satu kajian ilmu Al-Qur’an yang membahas mengenai latar belakang
atau sebab-sebab suatu ayat Al-Qur’an diturunkan.Al-Qur’an diturunkan Allah SWT
kepada nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur dalam masa lebih kurang 23 tahun.
Al-Qur’an diturunkan untuk memperbaiki aqidah, ibadah, akhlak, dan pergaulan
manusia yang sudah menyimpang dari kebenaran. Karena itu, dapat dikatakan bahwa
terjadinya penyimpangan dan kerusakan dalam tata sila kehidupan manusia
merupakan sebab umum Al-Qur'an diturunkan.
Mengetahui
sebab ayat Al-Qur’an diturunkan merupakan salah satu aspek yang sangat penting.
Dengan demikian, maka dapat memudahkan dalam menggali dan memahami makna yang
terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Dan juga, dengan mempelajari Asbabun
Nuzul maka dapat menempatkan pemahaman atas ayat-ayat Al-Qur’an kepada posisi
yang benar dan dapat memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Asbabun
Nuzul diklarifikasikan menjadi dua, yaitu Asbabun Nuzul mikro dan makro.
Asbabun Nuzul mikro adalah sebab-sebab khusus yang mendahului turunnya suatu
ayat. Sedangkan Asbabun Nuzul makro adalah sebab-sebab umum yang menyertai
turunnya suatu ayat. Maksudnya adalah situasi dalam linngkup yang lebih luas,
baik dari aspek sosial, geografis, politik, budaya, dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Shubi,
Al-Shalih. 1977. Mababits fi Ulum al-quran. Beirut: Dar alIlm li
al-Malayin.
Aunur, El-Mazni
Rafiq. 2008. Pengantar Studi Ilmu Al-Quran. Jakarta: Pustaka Al
Kausar.
Thanthawi
Muhammad Sayyid. 2013. Ulumul Quran Teori dan Metodologi. Jogjakarta:
IRCiSoD.
El-Mazni, Aunur Rafiq. 2008. Pengantar Studi Ilmu Al-Quran. Jakarta
: Pustaka Al
Kautsar.
Marzuki,
Kamaluddin, 1994,Ulumul Quran,Bandung : Remaja Rosdakarya.
Abdul Ramli, Wahid. 2002. Ulumul Quran. Jakarta : PT. Raja
Grafindo.
Anwar, Abu. 2005. Ulumul Quransebuah pengantar. Pekanbaru : Amzah.
Zenrif, M.F. 2008. Sintesis
Paragdima Studi Al-Quran, Malang : UIN-Malang Press.
Syarifuddin, H.Z, 2016. Ilmu Asbabun Nuzul dalam Studi
Ilmu Al-quran. Surakarta
Bakri, Syamsul. Asbabun
Nuzul Dialog antara Teks dan Realitas Kesejahteraan.
Surakarta.
Catatan:
1. Setiap referensi harus dicantumkan dengan jujur. Jika
memperoleh data dari referensi berbahasa Arab, maka ditulis dengan referensi itu.
Begitu pula bila diperoleh dari referensi berbahasa Indonesia, maka ditulis dengan
referensi itu. Berhubung di sini adalah referensi berbahasa Arab, maka saya minta
itu juga dibawa sebagai bukti referensi.
2. Perujukan masih belum maksimal.
3. Asbabun nuzul mikro sama seperti asbabun nuzul klasik,
dan asbabun nuzul makro sama seperti asbabun nuzul modern. Tolong lebih diluas supaya
jelas.
4. Tolong footnote dirapikan lagi, sebab ada beberapa yang
salah.
[1]Abdul wahid Ramli,Ulumul
Quran,(Jakarta : 2002),Hal. 41.
[2] ShubhiAl-Shalih, Mababits fi
Ulum al-quran, (Beirut: Dar alIlm li al-Malayin, 1977), hlm. 132.
[3] Aunur RafiqEl-Mazni, Pengantar
Studi Ilmu Al-Quran, (Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2008), hlm. 94.
[4]Aunur RafiqEl-Mazni, ibid, hlm.
95.
[5]Kamaluddin Marzuki,Ulumul
Quran,(Bandung : Renaja Rosdakarya, 1994),
hlm. 29.
[6]Abu Anwar,Ulumul Quran Sebuah
Pengantar, (Pekanbaru : Amzah, 2005), hlm.30.
[7]Ibid, hlm. 31.
[8]Anwar, Abu, ibid hlm. 30.
[9]Ibid, Hlm.31.
[10]Ibid.
[11] Zenrif M.F. Sintesis
Paragdima Studi Al-Quran, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm. 210.
[12] Zenrif, M.F, ibid, hlm.
222.
[13] Thanthawi, Muhammad Sayyid, Ulumul
Quran Teori dan Metodologi,(Jogjakarta : IRCiSoD,2013), hlm. 92.
[14] Thanthawi, Muhammad Sayyid, ibid,
hlm. 94.
[15]ibid, hlm. 95.
[16] El-Mazni, Aunur Rafiq, Pengantar
Studi Ilmu Al-Quran, (Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2008), hlm. 118.
[17] Abdul Wahid Ramli, ibid, hlm. 60.
[18] Bakri Syamsul, Asbabun Nuzul
Dialoq antara Teks dan Realitas Kesejahteraan. Jurnal, hlm. 3.
[19]Syamsul Bakri. Asbabun Nuzul
Dialoq antara Teks dan Realitas Kesejahteraan. Jurnal, hlm. 4.
sudah ada aplikasi asbabun nuzul di android >> https://goo.gl/9ry91C
BalasHapus