Senin, 24 Oktober 2016

Kitab-Kitab Hadis (PAI D Semester III)




KITAB – KITAB HADITS

Aditiya Chandra I M dan Syafrillah Prihatini
PAI D Semester III
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
E-mail: aditiyacim@gmail.com

Abstract:Hadith is something narrated from the Prophet Muhammad SAW, in the form of say, deeds, its provisions, the nature of physical or moral nature, the trip after being appointed as a prophet Muhammad SAW and sometimes earlier, so that the meaning here to convey the same hadith sunnah. division type of hadith by chapter or section is divided into four, namely; type jami’, type musnad, type muwathatha’, and type sunan. Parted by hadith narrators is six books (Kutub al-Sittah) and nine books (Kutub at-Tis'ah).
Keywords:Hadith, Encyclopedia and Miscellaneous of Hadith.

Pendahuluan
Keberadaan hadits sebagai salah satu sumber ajaran islam memiliki perkembangan dan penyebaran yang kompleks. Sejak dari zaman sebelum pembukuan, zaman Nabi, zaman sahabat, dan zaman tabiin hingga setelah pembukuan. Sebelum sampai masa pembukuan, penulisan hadis seringkali menjadi bahan kontroversi di kalangan sebagian kaum muslim maupun non muslim. Ada sebagian yang menolak untuk menerima otentisitas Hadis Nabi lantaran mereka berargumen bahwa Hadis Nabi ditulis dan dibukukan dua abad sesudah wafatnya Rasulullah Muhammad. Hadits merupakan pelengkap untuk Al-Quran.
Berdasarkan hal tersebut, tidak kalah pentingnya dengan mempelajari Al-Quran, karena Hadits menjadi pelengkap, yang dapat melengkapi Al-Quran. Seperti tata cara yang belum ada pada Al-Quran. Berikut merupakan kitab-kitab hadits berdasarkan babnya.
Pengertian Kitab-Kitab Hadits
1.    Tipe Jami’
Secara bahasa kata jami' berarti sesuatu yang menghimpun, mencakup, dan menuatukaan. Menurut terminologi ahli hadis, jami’ adalah tipe penyusunan kitab-kitab hadis yang memuat hadis-hadis berbagai masalah keagamaan seperti akidah, hukum, perbudakan, tata cara makan dan minum, safar dan berada di rumah, tafsir, sejarah, kebiasaan hidup, perbuatan baik dan buruk, dan sebagainya. Dengan kata lain, tipe jami' ini mencakup semua aspek keagamaan tidak hanya terbatas terhadap bidang fiqih saja.[1]
Kitab-kitab yang disusun menggunakan tipe jami' mempunyai karakter atau bentuk tersendiri berbeda dengan tipe-tipe yang lain. Karakteristik tipe penyusunan kitab jami' sebagai berikut:
a.       Penyusunan kitab secara topikal berdasarkan bab-bab fiqh;
b.      Penyusunan bab-babnya dilakukan secara tertata
c.       Kebanyakan hadis-hadisnya marfu’
d.      Kualitas hadisnya kebanyakan sahih
e.       Memuat hadis-hadis berbagai masalah keagamaan seperti akidah, hukum, perbudakan, tata cara makan dan minum, safar dan berada di rumah, tafsir, sejarah, kebiasaan hidup, perbuatan baik dan buruk, dan sebagainya.
Kitab-kitab yang ditulis menggunakan tipe jami' totalnya cukup banyak yaitu:
a.       Kitab karya Muhammad ibn Ismail al-Bukhariyang berjudul al-Jâmi' al-Shahih al-Musnad al-Mukhtashar min Umur Rasul Allah Shalla Allah 'alayh wa Sallam wa Sunanih wa Ayyamih yang dikenal dengan Shahih al-Bukhari.
b.      Kitab al-Jami' al-Shahih karya Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusyayri al-Naysaburi dan al-Jami' al-Shahih oleh Abu 'Isa Muhammad ibn 'Isa al-Turmudzi.
c.       Kitab al-Jami' karya Ma'mar ibn Rasyid al-Azdi al-Bashari.
d.      Kitab al-Jami' karya Sufyan al-Tsawri.[2]

2.    Tipe Musnad
Kitab hadis yang disusun menurut nama-nama sahabat yang meriwayatkannya menggunakan tipe musnad. Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh sahabat tertentu dikelompokkan menjadi satu, demikian pula hadis-hadis yang diriwayatkan oleh sahabat yang lain. Misalnya, hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurayrah dikumpulkan menjadi satu tanpa membedakan topik dan pokoknya. Demikian pula hadis-hadis yang diriwayatkan oleh İbn 'Abbas, dan setelahnya. Urutan nama-nama sahabat dalam musnad itu sebagian berdasarkan huruf hijaiyah, ada yang berdasar pada kabilah dan suku, serta sebagian yang lain berdasar yang terlebih dahulu masuk agama islam, atau berdasar negara di mana mereka lahir atatı tinggal.
Dengan kata lain, tipe musnad digunakan dalam kitab yang menghimpun hadis-hadis berdasar nama sahabat. Menurut sebagian ahli hadis, tipe musnad adalah tipe penyusunan kitab hadis berdasarkan bagian-bagian fiqih atau berdasarkan huruf-huruf hijaiyah, tidak berdasarkan nama sahabat, karena pada dasarnya hadis riwayat sahabat bernilai musnad dan marfu' kepada Rasulullah, seperti Musnad al- Bayhaqi ibn Alakhlaq al-Andalusi yang disusun berdasar bagian-bagian fiqih.
Karakteristik kitab-kitab hadis yang ditulis berdasar tipe musnad sebagai berikut:
a.       Disusun berdasarkan nama-nanıa sahabat yang meriwayatkan hadis.
b.      Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh sahabat tertentu dikelompok. kan menjadi satu, demikian pula hadis-hadis yang diriwayatkan oleh sahabat yang lain.
c.       Urutan nama-nama sahabat dalam musnad itu sebagian berdasarkan huruf hijaiyah, ada yang berdasar pada kabilah dan suku serta sebagian yang lain berdasar yang terlebih dahulu masuk Islam atau berdasar negara di mana mereka Iahir atau tinggal.
d.      Sebagian tipe musnad disusun berdasarkan bab-bab fiqh atau berdasarkan huruf-huruf hijaiyah.
Kitab-kitab hadis yang disusun menggunakan tipe musnad ini sangat banyak hingga mencapai ratusan kitab. Menurut al-Kattani dalam al-Risalah al-Mustathrafah, kitab-kitab musnad tersebut berjumlah 82 kitab. Kitab-kitab itu antara lain:
a.       Musnad Ahmad karya Ahmad ibn Hanbal (wafat 241 Hijriyah)
b.      Musnadal-Humaydi karya Abu Bakar 'Abd Allah ibn al-Zubayr al-Humaydi
c.       Musnad Abi Dawud oleh Abu Dawud Sulayman ibn Dawud al-Thiyalisi (wafat 204 H Hijriyah)
d.      Musnad al-Umawi oleh As'ad ibn Musa al-Umawi (wafat 212 H Hijriyah)
e.       Musnad karya Musaddad ibn Musarhad al-Asadi al-Bashari (wafat 228 Hijriyah)

3.    Tipe Muwaththa
Secara bahasa, muwaththa' berarti sesuatu yang dipersiapkan (al-muhayya’) dimudahkan (al-muyassar). Menurut istilah ulama hadis. muwaththa' adalah tipe pembukuan kitab hadis yang didasarkan pada klasifikasi hukum Islam (abwab al-fiqhiyyah) dengan mencantumkan hadis-hadis marfu' (disandarkan pada Nabi), mawquf (disandarkan pada sahabat), dan maqthu' (disandarkan pada tabi’in).[3] Dari kata muwaththa' timbul kesan bahwa motivasi pembukuan hadis dengan tipe ini adalah untuk memudahkan orang dalam menemukan hadis kandungan kitab ini adalah hadis Nabi, fatwa sahabat, dan pendapat tabi’in. Berdasar definisi di atas, karakteristik tipe muwaththa' adalah:
a.       Disusun berdasar bab tertentu, biasanya klasifikasi hukum Islam,
b.      Mencantumkan hadis-hadis marfu', mawquf, dan maqthu'; dan
c.       Di dalamnya terdapat hadis-hadis sahih, hasan, dan dha'if.
Ada dua kemungkinan latar belakang penyebutan nama muwaththa': Pertama, pengarangnya telah memudahkan dan mempersiapkannya kepada masyarakat, sebagaimana dimaksud dalam pengertian secara bahasa di atas. Kedua, kitab ini disepakati oleh sebagian ulama. Imam Malik menyebut kitabnya dengan muwaththa' sebab ia pernah berkata bahwa kitab yang disusunnya itu diajukan kepada tujuh puluh ahli fiqh Madinah kemudian mereka berkata, "Wa athani 'alayh (dia sependapat denganku)", kemudian kami menyebutnya dengan Muwaththa' (yang disepakati).[4]
Kitab-kitab yang menggunakan tipe muwaththa' disusun Oleh para ulama antara Iain Ibn Abi Dzi'b (wafat 158 H), Malik ibn Anas (wafat 1 79 H), Abu Muhammad al-Marwazi (wafat 293 H), dan Iain-Iain.[5] Dari sekian banyak kitab al-Muwaththa' itu yang paling dikenal adalah karya Malik ibn Anas sehingga jika disebut al-Muwaththa' yang dimaksudkan adalah kitabnya itu.
4.    Tipe Sunan
Kata sunan bentuk jamak dari kata sunnah, menurut terminologi ahli hadis adalah kitab-kitab hadis yang disusun berdasar bagian-bagian fiqih dan hanya memuat hadis-hadis marfu', tidak memuat hadis-hadis marfu', tidak memuat hadis-hadis mawdu’ dan maqthu’, sebab menurut mereka hadis mawdu’ dan maqthu’ tidak termasuk sunnah melainkan termasuk hadis.
Apabila dalam kitab sunan terdapat hadis yang mawqûfdan nıaqthû' maka jumlahnya hanya sedikit saja, berbeda dengan penyusunan kitab berdasar tipe muwatlıtha ' dan mushannafyang banyak memuat hadis. hadis nıawqûf dan maqthû', meskipun tipe penyusunannya sama berdasarkan bab fiqh. Dengan demikian, karakteristik tipe sunan adalah:
a.       Bab-babnya berurutan berdasarkan bagian-bagian fiqih
b.      Penyusunan bagiannya dilakukan secara tertata dan urut
c.       Hanya memuat hadis-hadis marfu' saja, dan kalaupun ada yang mawquf dan maqthu’ jumlahnya sangat sedikit,
d.      Terkontaminasi antara hadis sahih, hasan, dan dha'if
e.       Pada segelincir kitab diperlihatkan penjelasan tentang kualitas hadis yang berhubungan.
Kitab yang disusun menggunakan tipe ini cukup banyak. Di antaranya adalah:
a.       Kitab Sunan Abi Dawud oleh Abu Dawud al-Sijistani
b.      Kitab Sunan Ibn Majah oleh İbn Majah al-Qaswayni
c.       Kitab Sunan al-Nasu’i oleh al-Nasa'i yang dikenal semula kitabnya diberi nama al-Mujtaba’
d.      Kitab Sunan al-Bayhaqi oleh Ahmad ibn Husayin al- Bayhaqi
e.       Kitab Sunan al-Daruquthni oleh 'Ali ibn 'Umar al-Daruquthni.[6]
Komposisi Enam Kitab         
       Abad ketiga Hijriyah merupakan waktu terbaik untuk menyusun atau menghimpun hadis Nabi di dunia Islam, Waktu itulah hidup enam penghimpun ternama Hadis Shahih yaitu:
1.    Imam Bukhari (194-256 H)
a.    Biografi Singkat
Banyak tokoh Islam yang dikenal sebagai penghimpun dan penyusun hadis-hadis Nabi Muhammad SAW diantaranya yakni memperoleh gelar Amirul Mu’minin fil-hadis, yang berarti pemimpin orang mukmin dalam hadis, gelar tersebut diberikan kepada Imam Bukhari sebagai ahli hadits tertinggi. Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mughirah ibn Bardizbah. Yang dikenal sebagai Imam Bukhari. Beliau lahir pada 13 Syawal 194 H.[7]
b.    Karya-karya Imam Bukhari
Di antara sebagian hasil imam bukhari yaitu sebagai berikut:
1)     Al-Jami’ as-Shahih.
2)     Al-Adab al-Mufrad.
3)     At-Tarikh as-Sagir.
4)     At-Tarikh al-Awsat.
5)     At-Tarikh al-Kabir.
c.     Metodeologipenyusunan Kitab Shahih Bukhari
Secara rinci, metodologi yang digunakan oleh imam Bukhari dalam menyusun kitab shahihnya sebagai berikut:
1)     Dalam meriwayatkan hadis, beliau memilih sanad hadis yang diriwayatkan oleh perowi yang paling sempurna dari sanad-sanad yang ada. Hal itu dapat beliau ketahui dari pengalaman beliau menyusun kitab tarikh yang berisi biografi dan perjalanan para perowi.
2)     Dalam shahihnya, beliau membagi menjadi sembilan puluh satu sub bahasan (kitab). Dengan sekian sub bahasan, menjadikan kitab shahih Bukhari sebagai kitab yang jami' (paling mencakup) dari enam kitab hadis yang ada.
3)     Memiliki susunan dan penataanyang amat sempurna. Dengan diawali dari kitab (bahasan) tentang bad'u al-wahyu (permulaan wahyu), yang mengisyaratkan bahwa agama ini asal muasalnya berasal dari wahyu kemudian disusul dengan kitab al-iman, kemudian al-'llm lalu wudhu'.
4)     Dalam penyusunannya, beliau menantumkan banyak sub bahasan yang berkaitan dengan hukum-hukum ssyariat, sejarah, pembudakan, zuhud, adab dan etika,  aqidah, tanda-tanda kiamat, tafsir, dan lain-lain.
5)     Hadis-hadis yang terdapat dalamshahihnya merupakan hadis pilihan dari ratusan ribu hadis, dan diambil khusus yang memiliki derajat yang amat sempurna. Hal ini sesuai dengan nama kitab shahihnya, yaitu al-Jami' al-Musnad al-Shahih.

2.    Imam Muslim (206-261 H)
a.    Biografi Singkat
Penghimpun dan penyusun hadis terbaik kedua setelahImam Bukhari adalah Imam Muslim. Nama lengkapnya ialah Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi al-Naisaburi. la juga mengarang kitab as-Shahih (terkenal  dengan Shahih Muslim). la salah seorang ulama terkemuka yang namanya tetap dikenal hingga kini. la dilahirkan di Naisabur pada tahun 206 H. menurut pendapat yang shahih sebagaimana dikemukakan oleh al-Hakim Abu Abdullah dalam kitabnya 'Illama'ul-Amsar.[8]
b.    Karya-karya Imam Muslim
Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya, di antaranya:
1)     Al-Jami' ash-Shahih atau lebih dikenal sebagai Shahih Muslim
2)     Al-Mnsnad al-Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para perawi hadits)
3)     Kitab al-Asma wal-Kuna
4)     Kitab al-Aqran
5)     Kitab Su’salatihi Ahmnd bin Hambal
Di antara kitab-kitab di atas yang paling agung dan sangat bermanfaat luas, serta masih tetap beredar hingga kini ialah alJami' al-Shahih, terkenal dengan Shahih Muslim. Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab yang paling shahih dan murni sesudah Kitabullah. Kedua kitab Shahih ini diterima baik oleh semua umat Islam.
c.     Metodologi Penyusunan Kitab Shahih
1)  Sebagaimana imam Bukhari, penyusunan hadis, tidak bermaksud menginfentarisir semua hadis shahih yang beliau ketahui. Hal tersebut beliau lakukan untuk meringkas dan merangkum hadits Nabi Muhammad dalam satu kitab karyanya.
2)  Imam Muslim di dalam penulisan sahihnya beliau tidak membuat judul setiap bab secara terperinci. Adapun judul-judul kitab dan bab yang kita dapati pada sebagian naskah sahih Muslim yang sudah dicetak.
3)  Mengenai metode penyusunan hadis,menerapkan prinsip-prinsip ilmu jarh, dan ta'dil, yakni suatu ilmu yang digunakan untuk menilai cacat tidaknya suatu hadits. Beliau juga menggunakan sighat at tahammul (metode-metode penerimaan riwayat), seperti haddasani (menyampaikan kepada saya), landdasana(menyampaikan kepada kami), akhbarani (mengabarkan kepada saya), akhabarana (mengabarkan kepada kami), dan qaalaa (ia berkata).

3.    Imam Abu Daud (202-275 H)
a.    Biografi Singkat
Setelah imam Bukhari dan imam Muslim, kini giliran imam Abu Daud yang juga merupakan tokoh kenamaan ahli hadis pada zamannya. Kealiman, kesalihan, dan kemuliaannya semerbak mewangi hingga kini.
Abu Daud nama lengkapnya ialah Sulaiman bin al-Asy'as bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin 'Amr al-Azdi as-Sijistani, seorang imam ahli hadis yang sangat teliti, tokoh terbana para ahli hadis setelah dua imam hadis Bukhari dan Muslim serta pengarang kitab Sunan. la dilahirkan pada tahtın 202 H/817 M di Sijistan.
b.    Karya-karyanya
Imam Abu Daud banyak memiliki karya, antara lain:
1)     Kitab as-Sunnan (Sunan Abu Daud).
2)     Kitab al-Marasil.
3)     Kitab al-Qadar.
4)     An-Nasikh wal-Mansukh.
5)     Fada'il al-A'mal.
6)     Kitab az-Zuhd.
7)     Dala'il an-Nubuwah. S. lbtida' al-Wahyu.
8)     Ahbar al-Khawarij.[9]
Di antara karya-karya tersebut yang paling bernilai tinggi dan masih tetap beredar adalah kitab Sunannya, yang kemudian terkenal dengan nama Sunan Abi Daud.
c.     Metodologi Penyusunan Kitab Sunan Abi Daud
Dalam menyusun sunannya, ada beberapa langkah yang beliau lakukan:
1)  Abu Daud dalam sunannya tidak hanya mencantumkan hadis-hadis shahih semata sebagaimana yang telah dilakukan Imam Bukhari dan Imam Muslim, tetapi ia memasukkan pula hadis shahih, hadis hasan, hadis dha'if yang tidak terlalu lemah dan hadis yang tidak disepakatioleh para imam hadis untuk ditinggalkannya. Adapun sangat lemah ia jelaskan kelemahannya secara mendetail.
2)  Kualitas hadisnya menempati peringkat ketiga setelah Bukhari dan Muslim. Beliau meriwayatkan hadis-hadis dari para perowi di bawah kualitas perowi Bukhari dan Muslim
3)  Abu Daud membagi kitab sunannya menjadi beberapa kitab, dan tiap-tiap kitab dibagi pula ke dalam beberapa bab. Jumlah kitabnya sebanyak 35 buah, diantaranya ada 3 kitab kitab yang tidak dibagi ke dalam bab-bab. Sedangkan jumlah bab sebanyak 1.871 bab.
4)  Dalam sunannya, beliau memasukkan 4.800 buah hadis. Namun sebagian ulama ada yang menghitungnya sebanyak 5.274 buah hadis. Perbedaan jumlah ini disebabkan bahwa sebagian orang yang menghitungnya memandang sebuah hadis yang diulang-ulang sebagai satu hadis, namun yang lain menganggapnya sebagai dua hadis atau lebih.
5)  Dalam meriwayatkan hadis yang sejalan dari beberapa riwayat, beliau menjelaskan perbedaan yang terdapat pada tiap riwayat dengan cukup detail. Cara ini memberikan banyak manfaat bagi orang yang membacanya.

4.    Imam Tirmidzi (209-279 H)
a.    Biografi Singkat
Imam al-Hafidz Abu 'Isa Muhammad bin 'Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahhak al-Sulami at-Tirmidzi, salah seorang ahli hadis kenamaan dan pengarang berbagai kitab yang masyhur lahir pada 209 H di kota Tirmidz. Imam Tirmidzi, di samping dikenal sebagai ahli dan penghafal hadis yang mengetahui kelemahan-kelemahan dan periwayat-periwayatnya juga dikenal sebagai ahli fiqih yang mewakili wawasan dan pandangan luas.
b.    Karya-karyanya
Imam Tirmidzi banyak menulis kitab-kitab. Di antaranya:
1)     Kitab al-Jami', terkenal dengan sebutan sunan at-Tirmidzi.
2)     Kitab al-‘Ilal.
3)     Kitab at-Tarikh.
4)     Kitab asy-Syama'il an-Nabawiyyah.
5)     Kitab az-Zuhd.
6)     Kitab al-Asma' wal-kuna.

c.     Metodologi Penyusunan Sunan Imam Tirmidzi
Adapun metode yang beliau lakukan dalam menyusun hadis dalam sunannya terlihat sebagai berikut:
1)  Imam Tirmidzi di dalam sunannya tidak hanya meriwayatkan hadis shahih semata, tetapi dan mu'allaljuga meriwayatkan hadis-hadis hasan, dha'if, gharib dan mu’allal dengan menerangkan kelemahannya.
2)  Beliau tidak meriwayatkan dalam kitabnya kecuali hadis-hadis yang diamalkan atau dijadikan pegangan oleh ahli fiqih. Metode demikian ini merupakan cara atau syarat yang longgar. Oleh karenanya, ia meriwayatkan semua hadis yang memiliki nilai demikian, baik jalan periwayatannya shahih ataupun tidak.
3)  Hadis-hadis yang diriwayatkan tidak sebatas hadis ahkam, namun mencakup juga hadis-hadis tentang fadhoil, manaqib, adab, dan menyinggung juga hadis yang terkait dengan tafsir.
4)  Dalam meriwayatkan hadis, beliau selalu memberikan komentar akan status hukum atau kualitas setiap hadis.
5.    Imam An-Nasa'i (215-303 H)
a.    Biografi Singkat
Nama panjangnya adalah Abu Abdu Al-Rahman Ahmadbin Syu’aib bin Ali bin Bahr bin Sinan Al-Nasa’i. Beliau dilahirkan pada tahun 225 Hijriyah, dan beliau wafat pada tahun 303 Hijriyah di Mekkah dan dimakamkan di Mekkah pula.[10]
b.    Karya-karyanya
Imam Nasa’i telah menulis beberapa kitab besar yang lumayan banyak jumlahnya, yang diantaranya yaitu:
1)     As-Sunan al-Kubra
2)     As-Sunan as-Sughro (Al-Mujtaba)
3)     Al-Khasha’ish
4)     Fada’il as-Shahabah
5)     Al-Manasik
c.     Metodologi Pcnyusunan Sunan An-Nasa'i
Hadis-hadis Imam Tirmidzi diriwayatkan ('leh para ulama yang tidak sedikit jumlahnya, Anlara lain Abul Qasim at-Tabarani, penulis tiga buah Nlu'jaın, Abu Ja'far at-Tahawi, al-Hasan bin al-Khadir as-Suyuti, Muhammad bin Mu'awiyyah bin al-Ahmar al-Andalusi dan Abu Bakar bin Ahmad as-Sunni, perawi Sunan Nasa'i.
Dalam sunannya Imam Nasa'i melakukan beberapa langkah dalam proses penyusunan hadis, di antaranya:
1)     Kitab ini disusun khusus untuk hadis-hadis yangberkaitan dengan hukum, sesuai dengan namanya. Dalam hal ini, kandungan hadis-hadis mirip dengan sunan-sunan yang lain.
2)     Kitab sunan ini berisai 51 bab. Dalam bab tersebut terdapat dan tercantum rincian dan uraian yang hampir tidak dijumpai pada kitab sunan lainnya.
3)     Melakukan pengulagan hadis dengan gaya yang berbeda, sebagaimana dilakukan oleh pendahulunya Bukhari dan Muslim.
4)     Dalam meriwayatkan hadits, beliau sering menimbang, dan menujukkan perbedaan antara satu hadits dengan hadits yang lainya. Di bagian lain beliau menyebutkan kelemahan hadits-hadits yang diriwayatkan secara rinci.
Demikian apa yang telah dilakukan oleh sang imam hingga mampu menghasilkan sebuah karya yang hingga kini masih populer dan dijadikan sumber rujukan dalam bidang hadis dan menjadi salah satu dari al-kutub as-sittah al-mu’tabarah.
6.    Imam Ibn Majah (209-273 H)
a.    Biografi Singkat
Imam Ibn Majah dilahirkan di Qaswin pada tahun 209 H, dan wafat pada tanggal 22 Ramadhan 273 H. Ibn Majah adalah Imam Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Majah ar-Rabi'i al-Qarwini, pengarang kitab As-Sunan dan kitab-kitab bemanfaat lainnya. Kata "Majah" dalam nama beliau adalah dengan huruf "ha" yang dibaca sukun; inilah pendapat yang shahih yang dipakai oleh mayoritas ulama, bukan dengan "ta" (majat) sebagaimana pendapat sementara orang. Kata itu adalah gelar ayah Muhammad, bukan gelar kakeknya. [11]
b.    Karya-karyanya
Imam Ibn Majah mempunyai banyak karya tulis, diantaranya:
1)     Kitab as-Sunan, yang merupakan salah satu Kutubus Sittnh (Enam Kitab Hadis yang Pokok).
2)     Kitab tafsir al-Qur'an, sebuah kitab tafsir yang besar manfatnya seperti diterangkan Ibn Kasir.
3)     Kitab tarikh, berisi sejarah sejak masa sahabat sampai masa ibn Majah.
Komposisi Sembilan Kitab
Sembilan Kitab atau biasa disebut dengan Kutub at-Tis’ah adalah kitab yang terdiri dari beberapa perawi hadis yang berjumlah 9 perawi hadits, sebelumnya sudah dijelaskan tentang 6 imam. Pada bagian ini tersisah 3 lagi imam yang belum dijelaskan, antara lain:
1.    Imam al-Darimi (181-255 H)
a.    Biografi Singkat
Imam al-Darimi memiliki nama lengkap ‘Abdullah bin ‘Abdurrahman bin Fadl bin Bahram bin ‘Abdul Shamad al-Darimi al-Tamimi. Al-Darimi dikenal sebagai ulama yang telah dianugerahi kecerdasan luar biasa sejak masa kecilnya sehingga ia mampu memahami dan menghafal segala sesuatu yang didengarnya. Hal ini tidaklah mengherankan jika dikemudian hari , al-Darimi dikenal dalam bidang ilmu pengetahuan yang beraneka ragam.
a.    Karya-Karyanya
Karya tulis yang beliau hasilkan tidak hanya terbatas pada bidang hadist, namun beliau juga memiliki sejumlah karya dalam bidang lain. Setidaknya terdapat empat buah kitab yakni:
1)     Al Musnad atau al Sunan
2)     Al Thulatiyat
3)     Shaumi al-Mushtahadah wa al Mutahayyirah
4)     Al Jami’ Al Shahih
5)     Kitab Tafsir [12]

2.    Imam Ahmad Bin Hambal
a.    Biografi Singkat
Nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal al-Syaibani. Dilahirkan di Baghdad pada tanggal 20 Rabiul Awwal tahun 164 H buah perkawinan antara Muhammad bin Hanbal dengan Maimunah binti ‘Abdul Malik al-Syaibani.Ahmad bin Hanbal dikenal sebagai sosok yang punya tingkat intelektual yang tinggi, sehingga mampu menghafal berjuta hadist, hal yang mustahil dilakukan  oleh seseorang kecuali memiliki kapasitas intelektual yang mumpuni (dabit).[13]
Kecuali sebagai seorang yang dabit, Ahmad bin Hanbal juga terkenal sebagai seorang yang zahid, tidak ambisius terhadap jabatan, bahkan ketika suatu saat pernah ditawarkan kepadanya jabatan hakim, akan tetapi ditolaknya.
b.    Karya-Karyanya
Sebagai seorang ilmuwan , beliau mempunyai beberapa karya tulis yaitu:
1)     Al-‘Illah wa Ma’rifat al-Rijal
2)     Tarikh
3)     Al-Nasikh wa al-Mansukh
4)     Al-Tafsir
5)     Al-Manasik
6)     Al-Asyribah
7)     Al-Zuhd
8)     Al-Radd ‘Ala Al-Zanadiqah wa Al-Jahmiyah
9)     Al-Musnad

3.    Imam Malik
a.    Biografi Singkat
Imam Malik dilahirkan di Madinah tahun 93 H, berasal dari keturunan bangsa Arab dari desa Dzu Ashbah, sebuah desa di pinggiran kota Himyar (daerah Yaman),[14]  dan beliau wafat pada tahun 179 H. Pendidikan Imam Malik dimulainya dengan belajar ilmu agama di Madinah.
Ia telah mulai mempelajari hadist dan fiqh semenjak masa kanak-kanak, dengan mengunjungi majelis ta’lim (pengajaran) yang dilakukan oleh sejumlah ulama. Imam Malik berguru kepada 900 orang, 300 orang dari kalangan tabi’in dan 600 orang dari kalangan tabi’I al-Tabi’in.
b.    Karya-Karyanya
Kitab Al-Muwatta’ adalah karya Imam Malik yang paling lengkap. Karya-karyanya yang lain hanyalah berupa risalah yang berisi fatwa-fatwa yang kemudian dikumpulkan oleh murid-muridnya. Apabila seseorang bermaksud mengetahui pokok-pokok pikiran Imam Malik, maka selain mempelajari al-Muwatta’ ia pun harus mempelajari risalah-risalah Imam Malik, yaitu:
1)     Risalah ila Ibn Wahb fi al-Qadr
2)     Kitab al-Nujum
3)     Risalah fi al-Aqdiyah
4)     Kitab tafsir fi Gharib al-Quran
5)     Risalah ila al-Layth bin Sa’ad
6)     Risalah ila Abi Ghasan
7)     Kitab al-Siyar
8)     Kitab al-Manasik
c.     Penyusunan Kitab Muwatta’
Imam Malik telah mengumpulkan  hadist dari 900 orang Syaikh.[15]Imam Malik menyeleksinya antara lain supaya tidak banyak pengulangan sehingga hanya tersisa beberapa ribu hadist saja. Ini dilakukannya dalam masa lebih 40 tahun. Ia berulang kali merevisi karyanya, sehingga akibatnya muncul al-Muwatta’ dalam banyak versi (naskah).
Penyusunan al Muwatta’ Imam Malik didasarkan kepada pengelompokkan bab-bab fiqih. Di dalamnya terdapat 61 subyek bahasan. Tiap-tiap kitab terdiri dari sejumlah bab dan masing-masing kitab tidak sama jumlah babnya. Bahasan pertama adalah kitab Wuqut al-Shalat terdiri dari 8 bab dan memuat 31 hadist. Sedangkan bahasan terakhir adalah kitab Asma’ al-Nabi SAW terdiri dari satu bab dan hanya memuat sebuah hadist. Kitab Muwatta’ Imam Malik merupakan himpunan hadist, fatwa sahabat dan perkataan tabi’in. Karena itu kitab Al-Muwatta’ dipandang sebagai kitab hadist sekaligus kitab Fiqih.
Kesimpulan
Dari penjelasan tersebut dari macam macam kitab hadits menurut bab atau bagiannya dibagi menjadi 4 yaitu : Tipe Jami’, Tipe Musnad, Tipe Muwaththa, dan Tipe Sunan. Sedangkan pengertian dari hadist sendiri itu adalah berasal dari al-jadid dan al-khabar yang berarti baru dan berita. Sedangkan menurut istilah adalah ucapan yang digunakan dalam percakapan atau yang datang melalui wahyu. Yang kedua yaitu Kutub al-Sittah yang berarti kitab dengan 9 perawi / periwayat sedangkan Kutub at-Tis'ah adalah kumpulan kitab hadis yang berisi 9 kitab dari perawi 6 diantaranya berasal dari perawi Kutub at-Tis’ah.
Daftar Rujukan
Abdul Majid Khon. 2008. Ulumul Hadis Jakarta :  Amzah.
Alfatih Suryadilaga. 2010. Ulumul Hadis. Yogyakarta : Teras.
Idri. 2010. Studi Hadis. Jakarta : Kencana.
Muhammad Alawi Al-Maliki. 2006. Ilmu Ushul Hadis. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Umi Sumbulah. 2013.9 Kitab Hadis Sunni. Malang : UIN Malang Press
Zeid B Smeer. 2008. Ulumul Hadis : Pengantar Studi Hadis Praktis  Malang : UIN Malang Press.

Revisi:
1.  Tidak ditemukan indikasi copy-paste.
2.  Dalam penulisan footnoote dicantumkan mengenai identitas buku (kota terbit: penerbit, tahun terbit)
3.  Nama penulis dibalik dalam penulisan daftar pustaka
4.  Metodologi penulisan Sunan al-Darimi, Musnad Ahmad, dan al-Muwaththa Malik belum dituliskan
5.  Kesimpulan belum mencakup pembahasan

Secara umum, makalah ini sudah sesuai dengan format makalah yang saya canangkan pada pertemuan pertama. Hanya saja terdapat beberapa kekurangan yang harus ditutupi oleh penulis. Semangat!!!!


[1] Idri, Studi Hadis, Halaman 121
[2] Yusuf Mar’asyali, Ilm Takhrij al-Hadits wa Bayan Kutub al-Sunnag al-Musyarafah
[3] Mahmud al-Tahhan, Ushul al-Takhrij. Halaman 137
[4] Ibid.
[5] Ibid. Halaman 136
[6] Mahmud al-Tahhan, Ushul al-Takhrij. Halaman 132
[7] Zeid B Smeer, Ulumul Hadis ; Pengantar Studi Hadis Praktis, Halaman 86
[8] Ibid. Halaman 101
[9] Ibid. Halaman 110
[10] Muhammad Alawi Al-Maliki. Ilmu Ushul Hadis. Halaman 282
[11] Umi Sumbulah. 9 Kitab Hadis Sunni.
[12]Lihat adalam, Abu Muhammad ‘Abdullah bin Bahram al Darimi, Sunan al Darimi, Juz 1 (Beirut; Darul Fikr,2005), 6
[13]Azami, Metodologi Kritik, 135
[14]Munawar Khalil, Biografi Empat Serangkai Imam Madzhab (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), 84
[15]Al-Zarqani, Syarh al Zarqani, Halaman 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar